Terkini Daerah
Pilih Musnahkan 1,5 Hektare Pohon Cabainya daripada Panen, Petani Kulon Progo Ungkap Alasannya
Sukarman (60) memilih memusnahkan ladang dan tanaman cabai seluas 1,5 hektare karena alasan harga yang anjlok per kilonya.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Astini Mega Sari
TRIBUNWOW.COM - Seorang petani cabai, Sukarman (60) yang memiliki lahan cabai seluas 1,5 hektari di Desa Bugel, Kecamatan Panjatan, Kulon Progo, memilih memusnahkan ladang dan tanaman cabainya.
Dikutip dari Kompas.com, Minggu (10/2/2019), hal itu lantaran Sukarman merasa akan lebih rugi jika memanen cabai karena ongkos petik lebih mahal ketimbang harga jual.
Ia berujar harga cabai jenis tanamannya berkisar pada Rp 3.000-4.000 per kg.
"Saya baru 5 kali petik dari biasanya bisa sampai 15-20 kali petik. Tapi sekarang rugi karena harga Rp 3.000-4.000 per kg," kata Sukarman, ketika ditemui di Bugel 2, Sabtu (9/2/2019).
Sukarman pun memilih mematikan tanaman cabai yang sudah merah seluas 1,5 hektare menggunakan gramason, racun pembunuh rumput dan gulma.
Ia membiarkan buah cabai itu mengering sendiri di pohon dan dipenuhi semak belukar.
Ladang itu pun kini menjadi berwarna cokelat karena pohon mengering.
"Karena cabai ini sudah tidak ada untungnya," kata Sukarman.
Dikatakannya, ia memutuskan untuk menanam tanaman lain, misalnya semangka.
• Cerita Petani Cabai di Lamongan yang Lakukan Survei Pasar sebelum Menanam
Sukarman mengambil keputusan tersebut setelah mendengar kabar bahwa rendahnya harga cabai selama ini dikait-kaitkan dengan impor cabai kering, cabai tumbuk, dan saos cabai yang diyakini untuk mendukung industri produk makanan lain.
"Kami baru tahu setelah saya hadir di pertemuan perwakilan kelompok tani seluruh Indonesia di kantor Dirjen Holtikultura Jakarta pada 4 Januari 2019. Kami mendesak dan baru tahu ada impor cabai ini yang baru 40 persen, belum seluruhnya," kata Sukarman.
Karenanya, ia meyakini harga cabai tidak akan terdongkrak naik dalam tempo lama.
Padahal, kata Sukarman, Break Even Point (BEP) cabai merah keriting di tingkat petani di Kulon Progo berada di harga Rp 10.000 per kilo gram.
Tak hanya Sukarman, hal yang sama pun juga dirasakan petani lain di Bugel, Suparman (55).
"Harga sekarang Rp 5.000 per kg itu tidak cucuk (jauh dari BEP). Setidaknya Rp 15.000. (Karenanya) habis ini saya mau bongkar dan ganti tanaman lain," kata Suparman.
Padahal, Kulon Progo merupakan lumbung cabai nasional.
Produksi cabai keritingnya bisa mencapai 40 ton perhari.
• Jelang Debat Pilpres 2019, Partai Gerindra Ungkit Kembali Janji Jokowi di 2014, BUMN hingga Impor

Banjarnegara Yakini Bukan karena Impor
Sebelumnya, keluhan harga jual cabai juga dirasakan oleh petani di Kecamatan Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, dikutip dari TribunJateng, Rabu (6/2/2109).
Sebelumnya harga cabai per kilo Rp 7.000, dan kini kembali anjlok hingga Rp 4.000 per kilo.
Dengan harga demikian, petani mengeluh tak bisa menutup modal selama masa tanam hingga panen.
Namun Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Banjarnegara Totok Setya Winarno mengatakan itu adalah hal yang wajar.
Bukan karena impor cabai yang ia percaya namun karena melimpahnya produksi cabai di tingkat petani.
Panen raya terjadi serentak di berbagai daerah hingga membuat produksi komoditas itu melimpah.
"Tidak ada impor. Itu hukum ekonomi, karena barang melimpah, harga anjlok," katanya.
• Reaksi Rizal Ramli saat Disebut Buat Gosip oleh Johnny G Plate soal Impor Gula
Ia bersama dinas lain terkait sempat berinisiatif menggelar Bazar Cabai di komplek perkantoran dinas untuk menampung hasil panen petani, beberapa waktu lalu.
Pada event itu, harga cabai dihargai lebih tinggi dengan sasaran pembeli para Aparatur Sipil Negara (ASN).
Dengan hal itu, diyakini dapat meringankan penderitaan petani, serta memupuk kepedulian para ASN terhadap nasib petani.
Langkah lain juga dilakukan dengan melakukan koordinasi kepada Kementerian Pertanian (Kementan) untuk berkoordinasi dengan direktorat terkait.
Pertemuan itu khusus untuk membahas permasalahan yang dihadapi para petani cabai.
"Saya sedang tugaskan Kabid ke Jakarta untuk bahas masalah cabai ini. Belum tahu hasilnya ini," pungkasnya.
(TribunWow.com)
Lihat berita lainnya:
(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)