Breaking News:

Terkini Nasional

Kemenpar Anang Sutono Tegaskan Tata Krama Menjadi Modal Utama untuk Pembangunan Pariwisata

Anang Sutono, menjelaskan terkait pentingnya membangun industri pariwisata yang harus dimulai dengan pembentukan karakter dan sikap calon pegawai.

Editor: Claudia Noventa
IST
Staf Ahli Menteri Pariwisata Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Kawasan Pariwisata Dr. Anang Sutono, MM.Par, CHE 

Lebih jauh diterangkan Staf Ahli Menteri tersebut, mengingat dalam era Milenial, banyak pilihan yang bisa dicari oleh para pelanggan atau pengguna, oleh karenanya, memiliki perilaku atau tata krama jauh lebih penting daripada memiliki keahlian apapun.

Keahlian bisa diperoleh melalu pendidikan formal dalam waktu tertentu.

Namun, perilaku, atau tata krama hanya dapat diperoleh dari jika diajarkan sejak kecil atau pada masa kanak-kanak.

Perilaku atau tata krama ini menentukan kesuksesan atau keberhasilan pelaku industri termasuk karyawannya.

Sebagai gambaran, Anang Sutono, menjelaskan karakter milineal masing-masing negara yang berbeda satu sama lain dalam membelanjkan uangnya untuk kepentingan pariwisata .

Bicara Pemanfaatan Kelemahan UU ITE, Fahri Hamzah: Terus Terang Polisi Kita Bisa Babak Belur

Perbedaan karkater milineal dari masing-masing negara ini akan memengaruhi industri pariwisata di daerah destinasi.

Pada tahun 2030, berdasarkan data PBB, Asia akan menjadi rumah bagi 57% generasi milineal dunia dengan usia dari 15 -37 tahun dengan rincian, China (333 juta), Indonesia (82 juta), Filipina (42 juta), Vietnam (26 juta), dan Thailand (19 juta).

"Generasi milenial dari masing-masing negara memiliki karakteristik yang berbeda dalam membelanjakan uangnya. Milenial Amerika akan menggunakan uangnya traveling jarak jauh, fasilitas bintang empat dan rata-rata 6 hari untuk berlibur," ucapnya.

Sementara Milineal Asia, paling banyak dua kali perjalanan dengan jarak tempuh pesawat tidak lebih dari 4 jam, harga dan beaya menjadi pertimbangan dan jika menggunakan, memilih paket tour yang standard. Sementara milenial Indonesia, wisata berdasarkan trend dan wilayah domestik paling jauh Asia Tenggara," jelas Anang lebih lanjut.

Dalam konteks inilah, Anang mengurai lagi, industri pariwisata Indonesia yang dimulai dari dunia pendidikan pariwisata, perlu melakukan transformasi dari "human resources" menjadi "human capital" dengan antara lain melengkapi kebutuhan akan hard skill, digital skill, soft skill dan business skill.

Namun yang paling mendasar dari pendidikan itu semua adalah pendidikan tata krama (attitude) yang harus ditanamkan sejak kecil dan diperdalam dalam dunia pendidikan formal kepariwisataan.(TribunWow.com)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Staff Ahli bidang Ekonomi dan Kawasan PariwisataKemenparAnang Sutono
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved