Kabar Tokoh
Ibaratkan Istilah 'Propaganda Rusia' seperti Bika Ambon, Begini Penjelasan Jusuf Kalla
Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla memberikan tanggapannya soal pernyataan calon presiden petahana Joko Widodo (Jokowi) terkait 'Propaganda Rusia'.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Astini Mega Sari
TRIBUNWOW.COM - Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla menanggapi pernyataan 'propaganda Rusia' yang dilontarkan calon presiden petahana Joko Widodo (Jokowi).
Dikutip TribunWow.com dari Tribunnews, hal tersebut disampaikan Jusuf Kalla saat ditemui di kantor wakil presiden, Jalan Merdeka Medan Utara, Jakarta Pusat, Rabu (6/2/2019).
Jusuf Kalla menyampaikan bahwa apa yang disampaikan Jokowi itu tidak langsung merujuk pada Rusia sebagai sebuah negara yang membuat propaganda.
"Jadi yang dimaksud propaganda Rusia itu jenisnya bukan Rusia (negaranya)," terangnya.
• Jokowi dan Prabowo Disebut Sama-sama Gunakan Propaganda ala Rusia oleh Pengamat, Ini Penjelasannya
Jusuf Kalla yang juga adalah Ketua Dewan Pengarah Tim Kemenangan Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, menjelaskan bahwa istilah 'propaganda Rusia' ini memiliki makna sama dengan kue Bika Ambon yang bukan berasal dari Ambon.
"Ya kan kita semua dewan pengarah tau apa yang disampaikan Pak Jokowi, tapi maknanya bukan (proganda dari Rusia). Katakanlah makanan Makassar, oh makanannya, bukan berarti (dari) Makassarnya. Jadi ini yang dimaksud propaganda. Jadi ini Bika Ambon, bukan (membicarakan) Ambonnya tapi bikanya," papar Jusuf Kalla.
"Ya namanya kampanye kan memang propaganda, kalau bukan propaganda bukan kampanye namanya. Propaganda itu menyakinkan orang akan sikap atau hal yang kita ingin menangkan. Jadi, ya namanya propaganda tentu mengupayakan agar didengar yang baik-baik. Yang jelek-jelek tidak didengarkan, dipercayai yang baik. Yang negatif ya kita usahakan bagaimana tidak didengarkan," imbuhnya.
Jokowi Jelaskan Maksud 'Propaganda Rusia'
Sebelumnya Jokowi menyebut adanya tim sukses yang menggunakan gaya politik 'propaganda Rusia'.
Diberitakan dari Surya, Jokowi merasa hal itu dilakukan oleh satu tim sukses untuk menyebarkan berita palsu atau hoaks, Sabtu (2/2/2019).
Untuk itu, Jokowi mengajak para alumni perguruan tinggi yang mendukungnya untuk ikut serta memerangi hal itu.
”Saya merasa yang ada di hadapan saya adalah intelektual karena lulusan perguruan tinggi ternama,” papar Jokowi di depan ribuan alumni di Jalan Pahlawan, Surabaya (2/2/2019).
”Oleh karena itu, saya mengajak kawan-kawan sekalian. Saat ini kita menghadapi banyaknya hoaks, kabar bohong yang lalu lalang di media sosial,” sambungnya.
• BPN Sebut Pernyataan Propaganda Rusia Jokowi Bisa Rusak Hubungan Diplomatik dengan Amerika
Lalu, Jokowi menyatakan, dalam berpolitik seharusnya dilakukan dengan cara yang bijaksana.
”Kami ingin menyampaikan dengan cara politik kita harus memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa gaya politik kita cara politik yang penuh etika, tata krama, penuh peradaban, penuh dengan sopan santun,” jelas Jokowi.
Menurut Jokowi, hal itu perlu dilakukan sebab ia merasa ada tim sukses yang menyatakan kabar fitnah.
Ia menyebut terdapat tim sukses yang sedang menyiapkan sebuah propaganda Rusia.
”Problemnya, ada tim sukses yang menyiapkan sebuah propaganda Rusia," ungkap Jokowi.

• Ferdinand Hutahaean: Kami Prihatin Pak Jokowi Harus Menanggung Malu karena Dibantah Pihak Rusia
"Setiap saat selalu mengeluarkan semburan fitnah. Setiap saat selalu mengeluarkan semburan dusta dan hoaks,” sambungnya.
Untuk itu, dirinya meyakinkan kepada para relawan nantinya untuk ikut memerangi polemik kabar hoaks jelang Pilpres 2019.
”Ini yang harus dilakukan bapak ibu sekalian sebagai alumnus perguruan tinggi. Kami meyakini sebagai arek (warga) Surabaya, pasti wani (berani),” tegasnya.
Setelah pernyataan menimbulkan polemik, Jokowi menjelaskan bahwa 'propaganda Rusia' yang dia sebutkan sebelumnya itu tidak ada hubungannya dengan Rusia sebagai negara.
"Kita tidak bicara mengenai negara, bukan negara Rusia, tapi terminologi dari artikel RAND Corporation," terang Jokowi seusai menghadiri peringatan ke-72 HMI di kediaman Akbar Tandjung, Jakarta, Selasa (5/2/2019), dikutip dari Tribunnews.
• Debat soal Propaganda Rusia dengan Lukman Edi, Andre Rosiade: Jangan Bikin Kegaduhan
Perlu diketahui, RAND Corporation adalah sebuah lembaga non-profit di Amerika Serikat yang fokus pada analisa kebijakan publik.
Istilah propaganda Rusia itu diambil dari artikel yang diterbitkan di sana.
Jokowi menerangkan, 'propaganda Rusia' dalam artikel tersebut, digunakan pelaku dengan cara terus melakukan semburan kebohongan atau hoaks, dengan tujuan memengaruhi dan membuat orang menjadi ragu serta ketidakpastian.
"Dan itu biasanya di negara-negara lain tanpa didukung oleh data-data yang konkret, ya memang seperti itu," jelas Jokowi.
"Sekali lagi ini bukan urusan negara, kita Indonesia dan Rusia, bukan saya dengan Presiden Putin, sangat-sangat baik hubungannya," sambungnya.
(TribunWow.com)