Kabar Tokoh
Maruf Amin Diminta Pilih Cak Imin atau Romahurmuziy, Jawabannya Buat Riuh Penonton Mata Najwa
Najwa Shihab meminta Ma'ruf Amin memilih antara Cak Imin dan Romahurmuzzy saat di Mata Najwa Rabu (30/1/2019), jawabannya buat penonton tertawa.
Penulis: Nila Irdayatun Naziha
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
"Ya pendiri dong," kata Cak Imin.
Tak hanya pada Cak Imin, Najwa juga tampak bertanya kepada Gus Rommy.
"Ini yang ngomongnya PKB, tetapi lebih dulunya PPP?," tanya Najwa.
"Lebih dulu PPP," jawab Rommy.
Belum selesai menjawab, Cak Imin justru mengucapkan celetukan yang membuat semuanya tertawa.
"Ya semua orang dulu PPP sebelum ada PKB," ucap Cak Imin.

Cerita Maruf Amin Jadi Cawapres
Dikutip dari Tribunnews.com, Maruf Amin membagikan kisahnya pertama kali tahu akan ditunjuk sebagai calon wakil presiden oleh Joko Widodo.
Jelang pengumuman cawapres Kamis (9/8/2018), Ma'ruf Amin mengaku dihubungi langsung oleh Gus rommy dan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarno Puteri.
"Jadi memang bahkan ketika kemarin sore, saya biasa saja di MUI, ngurusin dana-dana untuk (bencana gempa bumi) Lombok. Pak Rommy telepon saya, mulai ada berita saya disuruh ke satu tempat," cerita Ma'ruf Amin Jumat (10/8/2018).
Mendapatkan telefon tersebut, Maruf Amin mengaku kaget.
• Tanggapan Maruf Amin saat Aktivis HAM Mengaku Banyak yang Kecewa dengan Rekam Jejaknya
Pasalnya, santer terdengar kabar partai koalisi Jokowi sudah mengarah pada nama mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD.
"Katanya sudah mengarah ke Pak Mahfud? 'Enggak, ini ada arah baru' katanya (Rommy), 'muter'. Setengah 5 (16.30 WIB) Pak Rommy kasih tahu saya. Jam 5 (sore), Bu Mega juga telepon saya," ungkap Ma'ruf.
Sebelum pengumuman cawapres, Maruf Amin juga sempat bertemu dengan Joko Widodo di Istana Negara.
Namun, tak ada pembahasan soal nama Maruf Amin yang dipilih untuk menjadi pasangan Jokowi.
Namun, dia mengaku siap jika negara membutuhkan dirinya sebagai cawapres.
"Ulama itu kan begitu. Kalau dibutuhkan manfaatnya, saya harus siap. Walaupun ada juga yang bilang jangan jadi pejabat lah."
"Saya bilang, memang yang jadi capres, wapres, politisi, harus tentara dan pengusaha saja? Kiai kan juga boleh," ungkap Ma'ruf.
(TribunWow.com)