Kabar Tokoh
Dengar Adu Argumen Mardani Ali Sera-Kapitra Ampera di ILC, Rocky Gerung Garuk-garuk Kepala
Pengamat Politik Rocky Gerung garuk-garuk kepala saat Politisi PKS Mardani Ali Sera terlibat adu argumen dengan Politisi PDIP Kapitra Ampera di ILC.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Politisi Partai Keadilan Sejahtera ( PKS) Mardani Ali Sera terlibat adu argumen dengan Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP) Kapitra Ampera.
Hal tersebut terjadi di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) bertajuk "Ustadz Ba'asyir: Bebaaas... Tidaak!" di tvOne, Selasa (29/1/2019) malam.
Awalnya, Mardani mendapatkan kesempatan untuk berbicara terkait tema.
• Ungkap Alasan Tak Mau Jadi Moderator Debat Pilpres, Karni Ilyas Dapat Tepuk Tangan Hadirin di ILC
Ia menilai bahwa pemain utama dalam polemik yang disebutnya sebagai sandiwara, adalah Presiden Joko Widodo ( Jokowi).
"Karena urutannya jelas. Sementara penderita adalah Ustaz Abu Bakar Ba'asyir. Kasihan sekali bang Karni ( Pembawa acara ILC Karni Ilyas). Sudah umur 80, sedang dijadikan komoditi karena ada satu hal," paparnya.
Mardani memaparkan, ia menyampaikan demikian karena seperti diketahui, tidak ada pembebasan bersyarat yang diajukan pihak Abu Bakar Ba'asyir.
Tak terima dengan pernyataan itu, Kapitra memaparkan bahwa sesuai dengan apa yang disampaikan Kuasa Hukum Ba'asyir, Mahendradatta, pada 2017 pihak Ba'asyir pernah mengajukan permohonan demi kemanusiaan.
Namun, Mardani mengatakan bahwa pernyataan Mahendradatta itu adalah unsur kemanusiaan, bukan terkait pembebasan bersyarat.
Kapitra terus memaparkan pandangannya.
Menurut Kapitra, Mardani memaparkan sesuatu yang tendensius.
Namun, tampak Mardani tidak memedulikannya.
"Nanti monggo (silakan) ditanggapi," kata Mardani yang ingin melanjutkan dialognya.
Kapitra tampak mengalah dan membiarkan Mardani kembali berargumen.
Mardani memaparkan, kasus Ba'asyir ini tidak bisa dilepaskan dari unsur politik.
"Saya politisi, tetapi tidak ingin mempolitisasi. Padahal dengan jelas, sudah dikatakan (dalam pemberitaan) TKN menyampaikan Ba'asyir bebas sebagai bukti Jokowi cinta ulama," paparnya.