Terkini Daerah
5 Fakta Penemuan 2 Mayat yang Terbakar di Pasuruan, Kronologi, Motif hingga 100 Santri Ikut Tertipu
2 mayat lelaki yang telah terbakar jasadnya ditemukan di Desa Jati Gunting, Kecamatan Wonorejo, Kabupaten Pasuruan. Ini motif dan kronologinya.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNWOW.COM - Warga Desa Jati Gunting, Kecamatan Wonorejo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, dihebohkan dengan penemuan 2 mayat lelaki yang telah terbakar jasadnya, Minggu (20/1/2019) pagi.
Jasad kedua mayat dalam kondisi kaki dan tangan terikat.
Tak berselang lama sejak penemuan mayat, Satreskrim Polres Pasuruan berhasil menemukan identitas pelaku.
Berikut TribunWow.com rangkum dari TribunJatim.com, 5 fakta kronologi penemuan hingga modus pembunuhan:
1. Kronologi Penemuan Mayat
Nurul Huda, warga Desa Jati Gunting, Kecamatan Wonorejo, Kabupaten Pasuruan, merupakan yang pertama kali menemukan 2 mayat tersebut.
Nurul Huda keluar dari rumahnya, pada Minggu (20/1/2018) subuh.
Saat membuka pintu rumahnya, ia melihat ada benda besar.
"Saya tahunya kan pas subuh itu ya. Masih gelap dan samar. Terus begitu saya dekati, ternyata itu manusia. Saya kaget karena tubuhnya terbakar semuanya. Gosong itu," ujar Nurul Huda.
• Kronologi Temuan Mayat Tanpa Kepala di Pantai Bantol Kabupaten Malang, Tak Sengaja saat Kemah
Ia lantas memanggil sejumlah warga dan melihat kedua mayat telah gosong.
Nurul juga mengatakan sempat menyiram air lantaran masih ada sisa asap dari tubuh jasad tersebut.
"Saya minta tolong warga dan kami lihat bersama-sama. Begitu saya lihat bersama warga, kondisinya sudah mengenaskan. Kami juga sempat menyiram air ke tubuh mereka. Karena saat kami lihat masih sedikit keluar asapnya," jelasnya.
Ia segera melaporkan penemuan itu ke kepolisian.
Korps Bhayangkara langsung mengevakuasi jenazah korban dan dibawa langsung ke RS Bhayangkara Pusdik Shabara Porong, Sidoarjo.
Dua mayat itu diketahui identitasnya yakni Sya'roni (60) warga Dusun Pejaten, Desa Pajaran, Kecamatan Rembang, dan Imam Sya'roni (70) warga Desa Selorentek, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan.

2. Pelaku Ditangkap
Kapolres Pasuruan, AKBP Rizal Martomo mengungkapkan hasil penyelidikan pada Senin (21/1/2019) siang.
Ternyata dalam pembunuhan 2 orang tersebut ada tiga pelaku, dua di antaranya pasangan suami istri.
Yakni M Dhofir (59) dan Nanik Purwanti (30, suami isti warga Dusun Sumber Gentong, Desa Jati Gunting, Kecamatan Wonorejo.
Satu pelaku lagi, yaitu Zainudin (30) warga Desa Wonosari, Kecamatan Wonorejo, Kabupaten Pasuruan.
• Viral, Wanita 16 Tahun Dibunuh Suami yang Baru Dinikahi 5 Hari gara-gara Merengek Minta Pulang
Anak-anak korban menuntut polisi menghukum pelaku seberat-beratnya karena telah membunuh ayahnya.
"Harapan kami ya tersangka ini dihukum seberat-beratnya, setimpal dengan perbuatan yang dilakukannya terhadap ayah saya ini," kata M Ubaidillah, satu di antara anak Sya'roni seusai pemakaman.
Menurut dia, keluarga masih tidak terima atas perlakuan kejahatan yang dialami ayahnya ini.
Ia pun menyebut kalau bisa tiga pelakunya dihukum mati.
3. Motif Pembunuhan
Kapolres Pasuruan, AKBP Rizal Martomo berujar bahwa motif pembunuhan Sya'roni dan Imam Sya'roni lantaran sakit hati.
Tersangka mengaku ditipu oleh korban terkait umrah murah yang ditawarkannya.
"Sebenarnya motifnya ini murni karena tersangka sakit hati. Tersangka sakit hati karena merasa ditipu sama korban. Penipuan ini terkait dengan penawaran umrah murah yang ditawarkan ke tersangka dan santrinya,” kata Rizal dalam rilis.
Dalam pemeriksan, ketiga pelaku ini mengaku merasa dirugikan oleh korban.
Awalnya, korban menawarkan umrah murah kepada pelaku.
Diketahui pelaku (bukan Kyai) memiliki santri.
• Fakta Pemuda di Pekalongan Bunuh Diri: Putus Cinta dan Sempat Kirim Video Aksinya ke sang Mantan
Pelaku kemudian menawarkan umrah murah seharga Rp 10 juta perorang kepada santrinya.
Sebanyak 100 santri disebutkan pelaku telah memberikan setoran umrah.
Pelaku kemudian memberikan uang yang terkumpul kepada korban.
Namun pada hari H ternyata umrah tersebut tidak terlaksana.
Pelaku kemudian mendapat hujatan dari para santri.
Pelaku yang geram kemudian melakukan pembunuhan kepada korban.
“Kalau dari pemeriksaan awal, ada sekitar 100 orang santri yang sudah setor uang ke tersangka dan tersangka menyetorkannya ke korban. Hingga hari H, umrah murah ini tidak pernah ada dan korban tidak memenuhi kewajibannya."
"Bahkan, kecenderungan melarikan diri. Dari situ, tersangka mendapatkan hujatan dari para santri yang membuat tersangka marah besar,” tutupnya.

4. Korban Sempat Berguru ke Pelaku
Disebutkan oleh anak kedua korban Sya’roni, M Ubaidillah, selama hidupnnya, ayahnya ini sangat dekat dengan pelaku M Dhofir.
Saking dekatnya, ayahnya juga kenal dengan istri M Dhofir dan keluarga besarnya.
M Ubaidillah mengatakan M Dhofir dan istrinya ibarat seperti keluarga sendiri.
Bahkan, kalau berkunjung ke rumahnya, M Dhofir dan istrinya sampai lupa waktu.
• Penemuan Mayat Tanpa Busana di Apartemen Kebagusan City, Polisi Temukan Luka Tusukan Benda Tajam
Dalam kondisi sehat atau sakit, ayahnya selalu datang ke M Dhofir, tidak peduli siang atau malam.
“Saya juga tidak tahu pastinya hubungan mereka seperti apa, tapi saya menduga otak ayah saya sudah dicuci sehingga sangat manut dan patuh sama dia (M Dhofir). Kami juga heran."
"Sekali lagi, saya mohon pak polisi untuk menghukum para pelaku pembunuhan ini dengan hukuman yang berat,” jelasnya.
5. Pelaku M Dhofir Sempat Pingsan saat Konferensi Pers di Hadapan Media
Dalam konferensi pers di hadapan media massa, pelaku pembunuhan sadis, M Dhofir (59) sempat pingsan, Senin (21/1/2019).
Awalnya, M Dhofir tampak sehat dan bisa berjalan dengan pengawalan ketat dari ruang pemeriksaan ke tempat rilis.
Namun, saat berlangsungnya konferensi pers, M Dhofir mendadak pingsan.
Awalnya pelaku yang mulai bersandar di papan rilis akhirnya jatuh dan terlentang.
Kondisinya lemas dan tak kuat berdiri.
Saat ditanya polisi, pelaku mengaku pusing dan lemas.
• Dugaan Asal Usul 8 Mayat yang Mengapung di Perairan Bengkalis dalam Waktu 3 Hari Berturut-turut
Kondisi ini membuat polisi bingung.
Sebab, sebelum dirilis, pelaku sehat bugar.
Saat konferensi pers. pelaku mendadak lemas.
Belum diketahui jelas, kondisi pelaku yang sebenarnya.
Apa memang benar pelaku sakit atau hanya berpura-pura sakit agar tidak ditanya wartawan.
“Kami juga tidak tahu, Tadi langsung dibawa ke ruang kesehatan milik Polres Pasuruan. Sudah ditangani dokter di sana. Dan kami berharap tidak terjadi apa – apa terhadap tersangka. Kami juga tidak tahu ini hanya modus belaka atau fakta,” kata Kapolres Pasuruan AKBP Rizal Martomo.

(TribunWow.com)