Kongres PSSI
Keluhkan Beban Selama jadi Ketum PSSI, Edy Rahmayadi: Ini Jabatan Paling Berat yang Saya Alami
Edy Rahmayadi mengumumkan keputusannya untuk mundur dari dari Ketua Umum PSSI. Dalam 32 tahun ia berorganisasi, Edy mengeluhkan PSSI yang terberat.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Bobby Wiratama
Sebelumnya Edy sempat mengungkapkan kekecewaanya.
Di malam sebelum kongres, berlangsung, ia sempat meminta wakilnya, Joko Driyono untuk mengumpulkan anggota kongres.
"Saya tes tadi malam, tolong kumpulkan pak Joko (Joko Driyanto), saya ingin ngomong, yang datang hanya 15-20 orang. Ditanya orangnya ada? ada. Yang kedua, datang memberikan saran beberapa orang kepada saya, oke saya terima."
"Kumpul Exco duduk, oke saya terima, makanya hari ini saya putuskan (pengunduran diri)."
• Edy Rahmayadi Mundur dari Ketua PSSI, Begini Reaksi Bobotoh hingga Sebut Manajer Persib Bandung
Edy Rahmayadi Tak Ditekan Pihak Manapun
Setelah menyampaikan pesan pengunduran dirinya kepada awak media, Edy mengaku tak ditekan oleh pihak manapun, dikutip dari TribunBali.
Saat ditanya ada atau tidak tekanan politik? Edy menegaskan tidak ada.
"Tidak ada. ini bola kok politik," tegas Edy Rahmayadi.
Keputusan mundur Edy pun dinilai secara tiba-tiba. Tak ada seorang pun yang tahu termasuk pengurus atas PSSI.
"Sejak hari ini (Diputuskan). Ada tekanan? tidak ada, ini olahraga ga ada tekan menekan. Ini adalah keputusan yang paling baik. untuk bangsa kita," tegas Edy.
Alasan Edy Mundur
Dalam menyampaikan keputusannya, ia berujar merasa gagal dan tidak punya waktu mengurus organisasi sepak bola terbesar di Indonesia ini.
Edy Rahmayadi mengaku gagal mengelola organisasi PSSI.
"Gagal, dilarang atur skor, terjadi atur skor. Ada perkelahian-perkelahian, itu kan gagal berarti saya. Mudah-mudah dengan wartawan membantu PSSI ini kedepan akan lebih baik. Setuju?," tegas Edy Rahmayadi di hadapan awak media.
Yang pertama, menurut dia, gagal karena bukan PSSI gagal tapi ada yang mesti lebih baik dalam mengurusnya.