Pilpres 2019
Pengamat Perilaku Nilai Performa Joko Widodo saat Debat Pilpres 2019 Seperti Barack Obama
Performa Paslon nomor urut 01 Joko Widodo dalam debat pilpres 2019 dikatakan oleh pengamat mirip dengan mantan presiden Amerika Serikat Barack Obama
Penulis: Nila Irdayatun Naziha
Editor: Wulan Kurnia Putri
Dewi juga menilai, hal tersebut terjadi lantaran sudah adanya pembelajaran yang dilakukan paslon.
"Jadi menurut saya sudah ada pembelajaran sebelumnya," kata Dewi.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga turut mengomentari soal pemilihan busana yang dikenakan oleh Jokowi-Ma'ruf maupun Prabowo-Sandi.
Diketahui, Jokowi-Ma'ruf mengenakan setelan bernuansa putih sedangkan Prabowo-Sandi kompak dengan jas formalnya dan juga dilengkapi dasi merah yang senada antar keduanya.
"Sudah dicetak image mereka supaya apa yang ditampil itu masuk ke alam bawah sadar," ucap Dewi.

• Effendi Ghazali Inginkan Tokoh Ini Jadi Panelis Debat Pilpres Selanjutnya
Menilik lebih dalam, Dewi menilai bahwa gaya bahasa yang digunakan oleh Jokowi mirip dengan Mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama.
"Jadi (Jokowi) dari kata demi kata itu ada jeda nya sepertiga detik, lalu ekspresi mukanya meredup matanya tidak melotot, dia akan turun sehingga memberikan suatu penekanan pada kata-kata, jadi artikulasi dan ekspresinya sudah menjadi pengulangan."
"Supaya orang enak mendengarnya, seperti Obama kalau bicara," tegas Dewi.
Soal kenyamanan, Dewi juga ternyata menangkap dari masing-masing paslon.
Menurutnya dari semua pasangan calon, Sandiaga Uno yang paling merasa nyaman dan tenang saat debat berlangsung.
"Kalau melihat saya melihat jauh lebih nyaman Pak Sandiaga Uno."
"Jauh lebih fun, tapi itu pertanyaan-pertanyaan banyak yang mengerucut ya yang menukik begitu," kata Dewi.
Setelah mengamati keseluruhan dari debat pilpres yang berlangsung Kamis (17/1/2019) tersebut, Dewi lantas memberikan saran untuk gelaran debat-debat berikutnya.
Ia menilai harus dibangun suasana yang lebih hidup agar ekspresi dan perilaku yang dilakukan oleh masing-masing paslon jauh lebih leluasa.
"Suasana yang ada itu saya rasa harus bisa lebih hidup, mungkin tadi moderatornya terlalu kaku ya, ini harus diberikan keleluasaan agar ekspresinya jauh lebih kita analisis lagi," terangnya.