Breaking News:

Tsunami di Banten dan Lampung

Selat Sunda Masih Potensi Tsunami, BMKG: Latihan Evakuasi Harus Dilakukan agar Siap Hadapi Bencana

Kepala BMKG, Dwikorita sebut Selat Sunda masih berpotensi tsunami. Potensi sumber itu berada di kompleks Gunung Anak Krakatau.

Penulis: Atri Wahyu Mukti
Editor: Bobby Wiratama
Instagram/@dwikoritakarnawati
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati sebut Selat Sunda masih berpotensi tsunami, Selasa (15/1/2019). 

TRIBUNWOW.COM - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Dwikorita Karnawati mengungkapkan wilayah Selat Sunda masih berpotensi tsunami.

Hal itu ia sampaikan melalui akun Instagram miliknya, @dwikoritakarnawati, saat dalam acara Rekonsiliasi Laporan Keuangan Semester II di Yogyakarta, Selasa (15/1/2019).

Dilansir TribunWow.com, awalnya, Dwikorita mengatakan bahwa potensi sumber tsunami berada di kompleks Gunung Anak Krakatau.

"Tsunami di Selat Sunda masih berpotensi terjadi dengan sumber tsunami dapat berasal dari Kompleks Gunung Anak Krakatau, dari Zona Graben di Selat Sunda atau dapat pula berasal dari Zona Megathrust," tulis Dwikorita.

Sukabumi Masih Berpotensi Longsor, BMKG Cegah dengan Tanam Pohon Vetiver di Lokasi Bekas Bencana

Ia memaparkan, sebelum terjadi bencana tsunami susulan, pihaknya telah merangkul beberapa kalangan untuk mengurangi resiko terjadinya bencana.

Dwikorita berharap, bersama dengan BMKG, semua pihak yang ikut terlibat dapat memberikan pelajaran serta latihan evakuasi tsunami secara berkelanjutan supaya masyarakat sekitar dapat meminimalisir resiko yang terjadi.

"Untuk antisipasi dan mitigasi perlu adanya Sinergi Pentahelix, para akademis (pakar), kalangan bisnis, community dan pemerintah guna mendukung dan menguatkan upaya pengurangan risiko bencana.

Diharapkan para UPT BMKG dapat terus menguatkan sinergi dengan masyarakat tingkat desa, RT/RW dalam melakukan edukasi serta latihan evakuasi tsunami secara berkala dan berkesinambungan, sehingga masyarakat bisa siap menghadapi bencana," sambung Dwikorita.

Diketahui sebelumnya, Dwikorita juga pernah mengimbau masyarakat untuk selalu waspada adanya tsunami susulan setelah menemukan retakan baru di Gunung Anak Krakatau.

Hal itu disampaikan lantaran aktivitas Gunung Anak Krakatau telah memicu terjadinya bencana tsunami di Selat Sunda, yang menyebabkan ratusan orang meninggal di Pandeglang (Banten) dan Lampung Selatan (Lampung), Sabtu (22/12/2018).

Dikutip dari Kompas.com, Imbauan itu Dwikorita sampaikan saat dirinya berada di Posko Terpadu Tsunami Selat Sunda, Pandeglang, Banten pada Selasa (1/1/2019).

Dwikorita menjelaskan bahwa retakan muncul setelah Gunung Anak Krakatau mengalami penyusutan, sebelumnya 338 meter di atas permukaan laut (mdpl) menjadi hanya 110 mdpl.

"Pantauan terbaru kami lewat udara, gunung sudah landai, asap mengepul dari bawah air laut. Tapi di badan gunung yang tersisa di permukaan, ada celah yang mengepul terus mengeluarkan asap, celah itu pastinya dalam, bukan celah biasa," jelasnya.

Ia mengatakan, ada dua retakan baru dalam satu garis lurus di salah satu garis lurus di salah satu sisi bagian Gunung Anak Krakatau.

BMKG Sebut Gempa Beruntun di Selat Sunda Tak Potensi Tsunami, Andi Arief: Jangan Menyepelekan

Diduga retakan terjadi akibat adanya getaran tinggi yang muncul pada saat gunung erupsi.

Halaman
12
Sumber: TribunWow.com
Tags:
Tsunami Selat SundaBadan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)Dwikorita KarnawatiSelat Sunda
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved