Breaking News:

Terkini Nasional

Alasan Mengapa Harga Tiket Pesawat Domestik Lebih Mahal daripada Penerbangan Luar Negeri

INACA ungkap alasan mengapa harga tiket penerbangan dengan tujuan luar negeri lebih murah dibandingkan penerbangan domestik.

Penulis: Laila Zakiyya Khairunnisa
Editor: Lailatun Niqmah
Capture/YouTube/KompasTV/KompasPetang
Ketua Umum INACA, Ashakara Danadiputra akan turunkan harga tiket pesawat hingga 60%, Minggu (13/1/2019). 

TRIBUNWOW.COM - Indonesia National Air Carriers Association (INACA) ungkap alasan mengapa harga tiket penerbangan dengan tujuan luar negeri lebih murah dibandingkan penerbangan domestik.

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, alasan tersebut diungkap oleh Katua Umum INACA, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra, di Jakarta pada Minggu (13/1/2019).

Menurut lelaki yan kerap disapa Ari tersebut, penerbangan dalam negeri terkena pajak pertambahan nilai (PPN), sementara untuk penerbangan luar negeri tidak ada pembayaran pajak semacam PPN.

“Di dalam negeri kita kena pajak pertambahan nilai (PPN), di luar negeri tidak kena PPN. Hal tersebut yang buat perbedaan harga,” ucap Ari.

Publik Keluhkan Harga Tiket Pesawat Mahal, INACA Sepakat Turunkan Harga

Tak hanya itu, jumlah frekuensi penerbangan dengan tujuan luar negeri lebih tinggi, sehingga para maskapai berloma-lomba untuk memberikan harga yang lebih murah.

Selain itu, dalam penerbangan luar negeri terdapat lebih banyak maskapai, sehingga persaingan menjadi lebih ketat.

“Juga supply demand di market. Domestik supply-nya hanya 8 maskapai penerbangan berjadwal yang besar, di luar negeri bisa banyak,” ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, fenomena baru muncul dari sebagain warga di Banda Aceh.

Pasalnya, sebagian warga membuat paspor hanya untuk berangkat ke Jakarta.

Harga Tiket Pesawat Diturunkan, Keluhan Masyarakat Jadi Alasan Utama Asosiasi Maskapai Penerbangan

Mereka berbondong-bondong membuat paspor agar dapat digunakan untuk bertolak ke Kuala Lumpur Malaysia dan melakukan perjalanan menuju beberapa wilayah ke Indonesia via Kuala Lumpur.

Dikutip dari Serambinews.com, fenomena ini muncul lantaran tiket penerbangan domestik Indonesia yang mahal.

Bahkan menurut sebagian warga, perbedaan harga antara tiket pesawat Banda Aceh menuju Jakarta melalui penerbangan domestik cukup besar jika dibandingan via Kuala Lumpur-Jakarta.

Berikut contoh beda tarif penerbangan domestik dari Banda Aceh dibandingkan dengan via Kuala Lumpur diambil dari tanggal acak.

Tanggal Keberangkatan 21 Januari 2019:

Domestik

Batik Air Banda Aceh menuju Jakarta Rp 2.559.000/orang.

Citilink transit di Kualanamu Rp 1.998.000/orang.

Lion Air transit di Kualanamu Rp.1.888.000- Rp 2.212.000/orang.

Via Kuala Lumpur

Air Asia dari Banda Aceh ke Jakarta via Kuala Lumpur Rp 879.700/orang.

Tanggal keberangkatan 13 Februari 2019:

Domestik

Garuda Indonesia dari Banda Aceh ke Jakarta Rp 2.962.700/orang.

Batik Air dari Banda Aceh ke Jakarta Rp 2.559.000/orang.

Citilink transit Kualanamu ke Jakarta Rp 1.998.000/orang.

Lion transit Kualanamu ke Jakarta Rp 1.888.000- Rp 2.212.000/orang.

Via Kuala Lumpur

Air Asia transit ke Kuala Lumpur harga tiketnya mulai Rp 716.700/orang.

Penerbangan 20 Maret 2019:

Domestik

Garuda dari Jakarta ke Banda Aceh Rp 3.057.700/orang.

Batik Air dari Banda Aceh ke Jakarta Rp 2.609.000/orang.

Citilink transit Kualanamu Rp 2.013.000/orang.

Lion transit Kualanamu mulai Rp 1.918.000- Rp 2.242.000/orang.

Via Kuala Lumpur

AirAsia ke Kuala Lumpur harga tiketnya hanya Rp 693.700/orang.

Ini Tips Mendapat Tiket Pesawat Murah, Lihat Waktu Pesan Terbaik hingga Manfaatkan Situs Berikut

Keluhan Warga Aceh

Fenomena banyaknya warga Aceh yang membuat paspor hanya untuk berangkat ke Jakarta ternyata bukan tindakan yang baru dilakukan.

Sebelumnya, banyak warga Aceh yang memosting perbandingan antara penerbangan domestik yakni Banda Aceh - Medan - Jakarta atau langsung Banda Aceh - Jakarta dengan penerbangan melalui jalur Internasional yakni Banda Aceh - Kuala Lumpur - Jakarta.

Dari sebagian besar postingan warga, diketahui bahwa tiket pesawat Banda Aceh - Jakarta mencapai Rp 3 juta sementara tiket Banda Aceh via Kuala Lumpur tidak sampai Rp 1 juta.

Satu dari postingan tersebut juga muncul dari Mantan Ketua KNPI Aceh, Jamaluddin M Jamil.

Ia memposting foto dirinya yang sedang berada di Bandara.

Dalam foto tersebut, Jamal juga membawa sebuah koper berwarna hitam.

"Bahagian kepiluan sumbangan Nyak Sandang Cs," terangnya.

Nyak Sandang yang dikatakan oleh Jamal merupakan salah satu penyumbang uang untuk membeli pesawat Seulawah RI 001 yang jadi cikal bakal maskapai Garuda Indonesia.

 

5 Fakta Tiket Pesawat Domestik Lebih Mahal, Lihat Beda Harganya hingga 130 Ribu Orang Isi Petisi

Penuturan yang sama juga diberikan oleh Safaruddin SH, Direktur Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA).

Ia juga merupakan satu warga Aceh yang turut membuat paspor baru untuk anak-anaknya.

“Saya harus bikin paspor untuk empat orang, 3 anak dan seorang keluarga lain, padahal saya ingin pergi ke Malang yang masih dalam wilayah Indonesia,” kata Safaruddin Jumat (11/1/2019). 

Mahalnya perjalan domestik ini membuat dirinya memilih untuk menggunalan jalur penerbangan Internasional via Kuala Lumpur untuk menuju ke Malang Jawa Timur.

Safaruddin menjelaskan jika menggunakan perjalanan domestik, maka membutuhkan biaya Rp 4 juta lebih per orang untuk ke Malang dari Banda Aceh.

Sehingga untuk enam orang dalam keluarga Saraddin akan membutuhakn dana sebesar Rp 24 juta.

Sementara harga tiket jalur Banda Aceh - Kuala Lumpur - Surabaya dengan masakapai Air Asia harga tiketnya hanya Rp 950.000 per orang.

Maka untuk perjalanan 6 orang, Safaruddin hanya perlu mengeluarkan biaya sebesar Rp 5.700.00.

Harga tiket tersebut, kata Safaruddin, sudah dia booking untuk penerbangan bulan Februari 2019.

“Saya bisa menghemat hampir 20 juta Rupiah. Dipotong untuk biaya pembuatan empat paspor sebesar Rp 1.420.000 (Rp 355 ribu per paspor).

"Lalu potong lagi untuk ongkos bus dari Surabaya ke Malang sekitar 500 ribu, saya masih bisa menghemat sebesar 18 juta Rupiah,” kata Safaruddin dikutip dari Serambinews.com.

Sedangkan, meskipun tidak menggunakan perjalanan Garuda Indonesia, harga tiket Banda Aceh ke Malang juga berkisar Rp 3 juta per orang.

Antrean warga yang membuat paspor di Kantor Imigrasi Banda Aceh, Jumat (11/1/2019) siang.
Antrean warga yang membuat paspor di Kantor Imigrasi Banda Aceh, Jumat (11/1/2019) siang. (Foto Kiriman Sekretaris YARA, Fakhrurrazi)

Sehingga menurutnya pilihan yang tepat untuk menggunakan penerbangan via Kuala Lumpur untuk pergi ke beberapa wilayah di Indonesia dari Banda Aceh.

“Lebih bagus lagi kalau meginap selama satu malam di Kuala Lumpur, bisa jalan-jalan dan belanja di sana."

“Bukannya memberikan layanan khusus kepada rakyat Aceh yang telah menyumbang nenek moyangnya dahulu, Garuda Indonesia malah mencekik masyarakat Aceh. Padahal banyak obligasi milik rakyat Aceh yang belum mereka bayar dengan berbagai alasan,” tukasnya.

Tiket Pesawat Aceh-Malang 6 Orang Rp24 Juta, Pria Ini Pilih Transit Kuala Lumpur dan Hemat Rp18 Juta

Muncul Petisi Turunkan Tiket Pesawat Domestik

Dilansir laman change.org, petisi muncul untuk meminta tiket penerbangan domestik diturunkan.

Sampai dengan Sabtu (12/1/2019) petisi tersebut sudah ditandatangani oleh 113.500 lebih warganet.

Berikut isi dari petisi tersebut :

"Semenjak kejadian jatuhnya Lion Air JT 610 yang membuat seluruh warga negara Indonesia berduka, harga tiket penerbangan domestik mengalami kenaikan sampai batas atas..

Penerbangan domestik yang biasanya pulang pergi bisa dibawah 1juta rupiah, kini rata2 diatas 1 juta bahkan bisa 2-4 juta pp perorang.. Harga tersebut terpantau stabil tinggi dari Januari hingga beberapa bulan kedepan...

Di negara kepulauan seperti Indonesia, tentu maskapai penerbangan berperan penting dalam perkembangan dan kemajuan negara.. Tetapi dengan kenaikan harga tiket pesawat tentunya hal ini sangat mencekik masyarakat Indonesia yang akan bepergian menggunakan pesawat..

Apalagi kebanyakan masyarakat Indonesia adalah perantau yang mencari kerja diluar kampung halaman, dengan harga tiket yang melambung tinggi akan sangat memberatkan..

Ditambah dengan gerakan promosi "Wonderful Indonesia" yang saat ini digalakkan Pemerintah Indonesia dalam menarik wisatawan baik domestik maupun manca negara. Naiknya tiket domestik sampai hampir ke batas atas tentu menjadi hambatan tersendiri bagi wisatawan untuk menjelajah Indonesia.. sebuah Ironi tersendiri..

Kenaikan tiket domestik yang tidak wajar ini bertolak belakang dengan maraknya promo tiket ke luar negri dari maskapai-maskapai luar, sehinggga masyarakat Indonesia lebih memilih berlibur ke Luar Negeri daripada ke dalam negeri..

Maka daripada itu mari kita ajukan petisi agar maskapai lebih memikirkan kemajuan pariwisata Indonesia dan kemampuan masyarakat Indonesia dalam membeli tiket pesawat. Turunkan harga tiket pesawat domestik agar bisa bersaing dengan tiket pesawat ke luar negeri..."

Lihat petisinya disini.

Fenomena Tiket Pesawat Naik Signifikan, Pengamat Penerbangan Alvin Lie Beri Tanggapan

Harga Diturunkan

Ketua Umum INACA, Ashkara Danadiputra menyampaikan akan ada penurunan harga tiket pesawat hingga 60 persen, Minggu (13/1/2019).

Penurunan harga tiket tersebut dilakukan karena banyak pengguna transportasi udara yang mengeluhkan mahalnya harga tiket pascalibur Natal dan tahun baru.

Ashkara yang mengatakan pihaknya sudah menurunkan harga tiket untuk sejumlah rute penerbangan domestik sejak Jumat (11/1/2019).

Ia mengungkapkan harga tiket pesawat akan diturunkan ke harga normal seperti sebelum Natal dan tahun baru 2019.

"Sejak minggu lalu khususnya hari Jumat, kami sudah menurunkan tarif harga domestik khususnya di Jakarta-Denpasar, Jakarta-Jogja, Bandung-Denpasar, Jakarta-Surabaya," tutur Ashkara, dikutip dari KompasTV.

"Dan nantinya akan diikuti per hari ini atau besok kita akan menurunkan harga-harga tiket di beberapa rute-rute domestik. Nanti mungkin dari Jakarta-Padang, Jakarta-Pontianak, Jakarta-Jayapura dan seterusnya."

"Jadi mungkin (penurunan harga tiket pesawat) bervariatif antara 20 persen, yang pasti di antara 20 persen sampai 60 persen."

"Jadi kalau bisa sampaikan kita bisa kembali ke harga normal di tahun 2018 sebelum Natal dan tahun baru," jelasnya.

Keputusan penurunan harga tiket itu diambil setelah pihaknya berdiskusi dengan maskapai penerbangan.

“Kita berkomitmen menurunkan harga tiket diikuti komitmen positif para stakeholder,” ujar Ketua Umum INACA I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra di Jakarta, seperti dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Senin (14/1/2019).

"Walau di tengah kesulitan maskapai nasional yang ada, kami lebih mendengar keluhan masyarakat. Intinya seperti itu," ungkap Ashkara. (TribunWow.com)

Tags:
Harga tiket pesawat mahalHarga Tiket Pesawat TurunHarga tiket pesawat naik
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved