Breaking News:

Pilpres 2019

Awalnya Kritisi KPU secara Santai, Fahri Hamzah Mulai Tampak Marah saat Bicarakan KPU 'Kayak Jagoan'

Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah dalam berargumen memberikan kritikan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) tampak marah hingga sebut seperti jagoan.

Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Capture YouTube Indonesia Lawyers Club
Fahri Hamzah tampak marah saat kritisi KPU 

TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah dalam berargumen memberikan kritikan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) tampak marah.

Hal itu disampaikan Fahri Hamzah saat menjadi narasumber di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) TV One, Selasa (8/1/2019).

Mulanya, ia mengkritisi KPU dengan santai.

"Saya mengintrupsi supaya kita mencoba menggali gambar besar apa yang kita perbincangkan malam ini karena gambar besar ini harus diurai," ujarnya.

"Harusnya kalau fokus di awal ini ada dua kata penting yang pertama netralitas yang kedua soal debat menurut saya debat itu lebih penting kita elaborasi apa makna debat."

Kritikan Fahri Hamzah pertama yakni soal rapat KPU yang dianggap ngawur.

Rocky Gerung Tantang KPU Sebutkan Wajah Capres-Cawapres yang Dinggap Memalukan Publik

"Tentang netralitas KPU itu ada duduk perkaranya karena tidak saja kita memiliki Undang-undang dasar termasuk UU soal pemilu yang sudah diatur."

"Sehingga rapat yang berlebihan di KPU itu yang terlalu ngawur menurut saya, banyak improvisasi yang tendensinya itu satu sisi mereduksi konsep kedaulatan rakyat satu sisi tak memenuhi makna kata-kata debat," ujarnya.

Lalu, Fahri Hamzah mulai menaikkan nada kritikannya saat membahas soal hoaks 7 kontainer surat suara tercoblos.

Ia kecewa karena KPU tampil menjadi jagoan saat ada hoaks 7 kontainer surat suara tercoblos.

"Banyak kontroversi enggak dijawab tapi begitu ada kontroversi 7 kontainer tiba-tiba tampil kayak jagoan, kami laporkan ini ngajak petahana untuk ngeroyok karena di sebelah itu ada tim petahana, kan ini orang lihat enggak netral, " ujar Fahri Hamzah.

"Saya lihat press room-nya KPU sekarang ini paling sepi, dulu saya tahu, dulu paling ramai nyari wartawan itu paling ramai karena tidak ada keasyikan untuk berbicara."

Fahri Hamzah Usulkan Tema Debat Capres Berdasarkan Ceramah Megawati Soekarnoputri

Fahri kemudian mulai menunjuk-nunjuk hingga meluapkan kritikannya dengan keras di depan komisioner KPU.

"Eh berbicaralah tugas Anda itu diragukan karena Anda dibayar, cara Anda meyakinkan rakyat itu bicara, kami benar ini dasar hukumnya, silahkan jelaskan," ujar Fahri yang tampak menaikkan nada.

"Ada keraguan DPT (Daftar Pemilih Tetap) jelaskan ini, ada keraguan tentang kotak suara yang bisa hancur jelaskan ini sampai orang puas itu tugas Anda!," tambahnya yang disambut tepuk tangan para hadirin.

"Jangan kemudian ada yang ingin menghancurkan wibawa pemilu, itu tugasnya Anda jawab itu cara negara bersikap, Anda dipilih sebagai jagoan-jagoan, jadi jangan baper begitu. Jawab aja karena Anda digaji untuk itu," lanjut Fahri Hamzah.

Lihat videonya:

 

Tunggu Giliran Berbicara di ILC dan Dengar Perdebatan Para Tokoh, Mahfud MD Mengaku Tersiksa

Sebelumnya, pada acara yang sama, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Wahyu Setiawan memberikan pembelaan bahwa KPU memiliki kematangan konsep debat.

Awalnya, pembawa acara ILC, Karni Ilyas menjelaskan bahwa ILC mendapat banyak usulan topik dari netizen.

Karni menjelaskan ILC akhirnya memutuskan mengambil tema mengenai isu debat pilpres 2019.

"Karena ini sangat substantif sekali, KPU menyepakati dua kubu paslon untuk prosedur dari debat 2019, kenapa kok jadinya belakangan malah ribut, enggak dari awal ributnya."

Karni mengatakan ada dua tema yang dibahas pada ILC, yakni mengenai bocornya pertanyaan debat pilpres 2019 dan agenda pemaparan visi misi yang dibatalkan.

Karni kemudian memberikan waktu pada Wahyu untuk menjelaskan soal kisi-kisi debat pilpres 2019 yang bocor.

Karni Ilyas Pertanyakan Kisi-kisi Debat Bocor Duluan, KPU: Kita Juga Belajar dari ILC

Wahyu menjelaskan, pihaknya tidak sepakat dengan kata 'pembocoran' pertanyaan yang beredar luas dimasyarakat mengenai pertanyaan debat calon presiden dan wakil presiden tahun 2019.

"Istilah pembocoran itu konotasinya negatif, kami jujur kepada masayarakat kami punya konsep dan format, debat itu akan substansial, menarik dan mengedukasi," ujar Wahyu.

Wahyu juga menjelaskan, kesepakatan debat telah mendapat persetujuan dari Tim Kampanye (TKN) paslon nomor urut 01, Joko Widodo dan Ma'ruf Amin serta Badan Pemenangan Nasional (BPN) nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

"Publik seolah-olah berfikir debat capres akan tidak menarik, tetapi pemilu 2019 berbeda, akan ada empat sesi debat, jadi para panelis yang sudah kita pilih, membuat pertanyaan seusai tema, hukum, HAM, korupsi dan teroris."

"Masing-masing tema, panelis menyusun lima soal, jadi ada 20 soal untuk masing tema," ujar Wahyu.

ILC Unggah Gambar Para Narasumber yang Hadir, Foto Rocky Gerung Paling Banyak Diretweet

Lanjutnya, nanti masing-masing capres akan diundi untuk mendapat satu pertanyaan, lalu sesi debat dimulai, dijawab kandidat dan kandidat yg lain boleh merespon.

"Debat 2019 tetap menarik, tetap substansial dan mengedukasi, dari pertunjukan lebih menarik karena lebih lama."

Wahyu menepis bahwa debat capres 2019 nanti seperti cerdas cermat.

"Pertanyaan itu bukan seperti cerdas cermat, tapi bentuknya abstrak, jadi capres harus punya kemampuan menjelaskan kepada masyarakat," jelas Wahyu.

"Kita juga belajar dari ILC Pak Karni, hanya semangat edukasinya kita ambil. Percayalah Pak Karni, inilah yang terbaik," pungkas Wahyu.

Wahyu Setiawan - Komisioner KPU
Wahyu Setiawan - Komisioner KPU (Grafis Tribunwow/Kurnia Aji Setyawan)

(TribunWow.com/Tiffany Marantika/Roifah Dzatu)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Fahri HamzahKomisi Pemilihan Umum (KPU)Indonesia Lawyers Club (ILC)Debat Pilpres 2019
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved