Terkini Daerah
Viral Wanita Berbobot 350 Kg di Kalteng, Dinas Kesehatan Setempat Sebut Akibat Penumpukan Lemak
Titi Wati (37) mendapat julukan sebagai wanita tergemuk di Kalteng. Titi diketahui memiliki bobot mecapai 350 kg
Penulis: Nirmala Kurnianingrum
Editor: Wulan Kurnia Putri
Semua aktivitas tersebut merupakan hal yang tidak mungkin dilakukan Arya saat bobot tubuhnya masih 192 kilogram.
Ketika itu, bahkan untuk melakukan lebih dari 10 langkah saja ia sudah tidak mampu.
Arya mengatakan, penurunan drastis berat badannya ini terjadi sejak dia menjalani operasi Bariatrik pada April 2018.
“Berat saya turun drastis sejak operasi Bariatrik di RS Omni Alam Sutera, Tangerang. Lambung saya ‘dikecilin’ sejak itu nafsu makan saya berkurang dan saya makan enam sendok saja sudah kenyang,” Imbuh Arya, yang kini duduk di kelas V Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cipurwasari, Karawang.
• 6 Penyakit yang Disebabkan Minuman Soda, Diabetes hingga Obesitas
Hingga kini, Arya mengaku masih dalam pemantauan tim dokter yang mengharuskannya menjalani diet ketat dengan menghindari minuman manis dan mengonsumsi makanan sehat.
Arya bertekad untuk menurunkan berat badannya hingga di bawah 60 kg.
“Saya cuma dilarang minum yang manis-manis terutama minuman dalam kemasan dan harus rajin olahraga serta banyak makan buah-buahan,” tuturnya.
Dokter Samuel Oetoro, Spesialis Gizi Klinik dari MRCCC Siloam Hospitals, Jakarta, mengatakan, operasi bariatrik atau teknik operasi pengecilan dan bypass lambung memang menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi kasus severe obesity atau obesitas parah seperti dalam kasus Arya.
“Bobot tubuh Arya yang 192 kg itu memang sudah jadi indikasi perlu dilakukan operasi bariatrik. Sebab, metode yang lain sudah tidak bisa dilakukan, menahan asupan makanan sudah tidak bisa, berolahraga juga tidak akan banyak berpengaruh. Jadi memang harus dikecilkan lambungnya agar nafsu makannya bisa ditekan dan tidak perlu asupan makan yang banyak,” Kata dr Samuel Oetoro.
Meski efektif, dokter Samuel Oetoro mengingatkan disiplin untuk mengubah perilaku makan menjadi faktor yang sangat penting pasca melakukan operasi.
Obesitas anak meningkat
Kasus Arya mengingatkan betapa seriusnya masalah obesitas pada anak di Indonesia.
Apalagi, tidak lama berselang, diketahui juga ada anak yang menderita obesitas parah lainnya, yakni Rizki Rahmat Ramadhan dari Palembang, Sumatera Selatan, yang memiliki bobot tubuh 119 kilogram pada usia 10 tahun.
Data dari World Health Organization (WHO) pada 2013 mencatat, persentase obesitas anak di Indonesia termasuk yang tertinggi di ASEAN.
Data itu menyebutkan hampir 12 persen anak Indonesia mengalami obesitas.