Pilpres 2019
Geram dengan Tweet Andi Arief soal Surat Suara Tercoblos, Ali Ngabalin: Saya akan Lakukan Perlawanan
Ali Ngabalin mengaku geram dengan tindakan Andi Arief yang ikut menuliskan mengenai surat suara yang sudah tercoblos. Mneurutnya merusak demokrasi.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Ia menyarankan pihak kepolisian untuk melacak sumber awal berita hoaks tersebut.
"Lacak dan cari siapa yang awalnya sebarkan.
Cari sumbernya!, bukan justru orang spt @AndiArief__ yang minta tolong aparat cek kebenarannya dan jelaskan pada twitnya agar issue ini jangan menjadi fitnah bagi pihak tertentu," tulis Renanda Bachtar.
• Pembelaan Sejumlah Tokoh untuk Andi Arief yang akan Dipanggil Bareskrim soal Hoaks Surat Suara

Kadiv Keamanan Internal DPP Partai Demokrat, Rudi Kadarisman mengatakan apa yang dikatakan Andi Arief seharusnya menjadi langkah bagi KPU untuk menanggapi desus hoaks.
Ia juga menyoroti permintaan Andi untuk terlebih darhulu mengecek kebenaran 7 kontainer surat suara yang terlah tercoblos tersebut.
"Saya melihat Adanya pernyataan Andi Arief, justru langkah cepat tanggap Andi Arief adalah untuk menghindari desa desus dan hoax dengan cara meminta KPU untuk mengecek kebenaran berita tentang kontainer surat suara yang katanya sudah beredar kemana-mana," tulis Rudi Kadarisman melalui Twitter @rudi_kadarisman, Kamis (3/1/2019).

Kronologi
Kabar ini awal mulanya heboh berada di grup percakapan aplikasi pesan instan WhatsApp berupa rekaman suara, dikutip dari Kompas.com.
Rekaman itu berisi suara seorang lelaki yang menyatakan:
"Ini sekarang ada 7 kontainer di Tanjung Priok sekarang lagi geger, mari sudah turun. Dibuka satu. Isinya kartu suara yang dicoblos nomor 1, dicoblos Jokowi. Itu kemungkinan dari Cina itu. Total katanya kalau 1 kontainer 10 juta, kalau ada 7 kontainer 70 juta suara dan dicoblos nomor 1.
Tolong sampaikan ke akses, ke pak Darma kek atau ke pusat ini tak kirimkan nomor telepon orangku yang di sana untuk membimbing ke kontainer itu.
Ya. Atau syukur ada akses ke Pak Djoko Santoso. Pasti marah kalau beliau ya langsung cek ke sana ya."
Selain dari rekaman itu, ada pula Ada akun Facebook bernama Hermansyah yang menyebarkan pesan tersebut.
"Di Tanjung Priok ada 7 kontainer berisi 80 juta surat suara yang sudah dicoblos. Hayu padi merapat. Pasti dari Tiongkok tuh," tulis akun Hermansyah.
• Tanggapan BPN Prabowo-Sandi soal Hoaks Surat Suara Tercoblos: Andi Arief Korban, Jangan Dibalik
Kemudian berita tersebut juga turut dituliskan Andi Arief melalui akun Twitternya yang meminta pihak terkait untuk mengecek kebenarannya.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) selaku lembaga pemilu tak ingin kecolongan dan segera melakukan pengecekan.
Kedua lembaga itu melakukan pengecekan di Kantor Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok, di Jakarta Utara, Rabu (2/1/2019) malam.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Arief Budiman menuturkan isu yang beredar kontainer surat suara itu berasal dari Tiongkok atau Cina, dikutip dari TribunJakarta.
"Kedatangan kontainer itu di sini. Isunya ada dari Tiongkok, makanya kita nanti lihat," ujar Arief di lokasi malam ini.
Mendampingi Arief, hadir pula komisioner KPU RI lainnya seperti Ilham Saputra dan Viryan Azis.
Dan dari Bawaslu diwakilkan Muhammad Afifuddin dan Rahmat Bagja.
Setelah beberapa jam melakukan perundingan untuk mengklarifikasi kabar tersebut, KPU dan Bawaslu akhirnya menemukan kabar itu merupakan hoaks atau berita bohong.
"Tidak benar KPU telah menyita satu kontener tersebut. Semua berita itu bohong," tegas Arief, di Kantor Bea dan Cukai Tipe A 1, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (3/1/2018) dini hari.
Lanjutnya, Arief Budiman meminta agar polisi segera mengusut siapa di balik penyebar isu hoaks ini serta menangkap orang yang menyebarkan rekaman suara tersebut.
• Jubir Jokowi-Maruf Menduga Pihak Ini yang Sengaja Sebar Kabar Hoaks Surat Suara Tercoblos
Andi Arief akan Dipanggil Bareskrim
Dikutip dari Tribunnews, Kabareskrim Polri Komjen Pol Arief Sulistyanto memastikan semua pihak terkait kasus 7 kontainer surat suara tercoblos akan dipanggil kepolisian.
Tak terkecuali Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief yang juga sempat menuliskan berita tersebut.
"Semua pihak yang berkaitan dengan beredarnya isu pasti akan dilakukan proses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, siapapun dia," ujar Arief Sulistyanto di Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (3/1/2019).
Mantan As SDM Kapolri itu juga akan memastikan Polri tidak pandang bulu dalam menegakkan hukum dan mengedepankan profesionalitas.
(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)