Pemilu 2019
15 Tahun Jadi Anggota DPR, Ini Rencana Fahri Hamzah ke Depan setelah Putuskan Tak Ikut Nyaleg
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Fahri Hamzah angkat bicara soal rencananya ketika tidak menjadi anggota DPR lagi.
Penulis: Vintoko
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Fahri Hamzah angkat bicara soal rencananya ketika tidak menjadi anggota DPR lagi.
Dilansir oleh TribunWow.com, hal itu disampaikan Fahri Hamzah saat menjadi narasumber dalam acara 'Sapa Indonesia Malam: Kinerja Wakil Rakyat di Tahun Politik' di Kompas TV, Selasa (1/1/2019).
Awalnya, pembawa acara Fristian Greic menanyakan alasan kenapa Fahri Hamzah begitu senang disebut sebagai pengamat pemilu.
• Karni Ilyas Tolak Jadi Moderator Debat Capres, Fahri Hamzah: Abang Sebenarnya Kandidat yang Sempurna
"Karena kita tidak sedang bertarung, bertanding itu ringan beban kita. Maka saya ini menjadi pengamat karena tidak ikut bertarung,
"Saya bukan tim sukses dan bukan caleg (calon legislatif). Rasanya itu yang membuat saya plong dan kemudian bisa menjadi pengamat yang dimana-mana kalau pengamat itu mantan pemain itu analisanya lebih canggih," ujar Fahri Hamzah sembari tertawa.
Setelah itu, pembawa acara menanyakan apa rencana Fahri Hamzah saat tidak menjadi wakil rakyat.
"Nanti 2024 berarti kita tidak melihat Fahri Hamzah menjadi anggota DPR untuk periode ke-4 setelah 15 tahun jadi wakil rakyat. Anda mau ngapain?" tanya Fristian Greic.
Menanggapi hal itu, Fahri Hamzah menuturkan dirinya tetap akan menggunakan ilmunya secara positif untuk memperbaiki politik di Indonesia.
Fahri Hamzah menjanjikan, dirinya akan tetap ramai dan berjuang untuk memperbaiki kultur demokrasi.
"Ya kita sudah terintegritasi dengan masyarakat politik. Pasti saya tetap rame, tetap bicara, sayang ilmu yang sudah kita dapatkan bertahun-tahun tidak kita pakai secara positif, terlibat dalam memperbaiki politik kita. Memperbaiki kultur dari demokrasi kita saya kira itu yang terus kita lakukan," ujar Fahri Hamzah.
• Fahri Hamzah Tak Ikut Nyaleg, Dedi Mulyadi: Sikap Ksatria, Selamat Menjadi Rakyat Teladan
Selain itu, Fahri Hamzah juga mengaku memiliki banyak kebebasan dan berniat untuk membuat suatu usaha.
"Tetapi tentu punya kebebasan lebih untuk ya bikin usaha, bikin apa lah. Tentu yang tidak ada conflict of interest dan lebih mudah kita lakukan," kata Fahri Hamzah.
Simak video selengkapnya di bawah ini:
Diketahui, Fahri Hamzah telah memastikan dirinya tidak akan ikut dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019.
Alasannya, karena partai yang selama ini menaunginya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak mau menerimanya.
Sedangkan Fahri juga enggan untuk pindah ke partai lain.
Di sisi lain, Fahri merasa bahwa PKS harus diselamatkan.
Ia juga iba kepada kader yang telah berjuang dari bawah.
Karena itulah, ia mengatakan jika pimpinan partai harus diganti karena dianggapnya terlalu banyak berbuat salah.
"Saya tidak nyaleg karena PKS tidak mau. Saya Gak akan pindah. PKS harus diselamatkan. Kasian kader yang berjuang dari bawah. Pimpinan saja yang perlu diganti. Terlalu banyak berbuat salah. Partai memang bisa hilang. Duh Kasian" cuit Fahri Hamzah melalui akun Twitternya, @Fahrihamzah, Senin (16/7/2018).
• Bahas Modus Baru Pemerasan dan Perusakan Hukum, Mahfud MD Sebut soal Panggilan dan Bukti Palsu
Sebelumnya, DPP Partai Keadilan Sejahtera juga telah menerbitkan Surat Keputusan Nomor 463/SKEP/DPP-PKS/1437 tertanggal 1 April 2016, terkait pemecatan Fahri Hamzah.
Surat tersebut dikeluarkan untuk menindaklanjuti putusan Majelis Tahkim atau mahkamah partai tersebut pada 11 Maret 2016.
Dalam penjelasannya, Presiden PKS Sohibul Iman mengatakan, Fahri Hamzah sebelumnya telah dipanggil Dewan Pimpinan Tingkat Pusat PKS pada 1 September 2015.
Selain dirinya dan Fahri, pertemuan itu juga diikuti pimpinan Majelis Syuro PKS.
Dalam pertemuan, Ketua Majelis Syuro menyampaikan arahan kepada Fahri agar ia menjaga kedisiplinan dan kesantunan dalam setiap kali menyampaikan pendapat ke publik.
Hal itu diingatkan untuk menghindari munculnya kontroversi dan stigma negatif publik terhadap partai.
"Terlebih lagi, posisi FH sebagai Wakil Ketua DPR RI akan selalu menjadi perhatian publik dan diasosiasikan oleh sebagian pihak sebagai sikap dan kebijakan PKS," kata Sohibul dalam penjelasannya seperti yang dikutip dari laman pks.or.id, Senin (4/4/2016).
Meski begitu, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengungkapkan bahwa pihaknya membuka pintu jika Fahri Hamzah tetap ingin bergabung di PKS.
"Tentu kami gembira jika Pak Fahri ingin tetap di PKS. Tapi tentu jika seseorang mengganggap itu adalah rumahnya akan sama-sama menjaga rumah tersebut, bukan malah melakukan aksi yang membuat penghuni rumah tidak nyaman," ujar Mardani melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Selasa (6/2/2018).
• Ikut Pemilu Legislatif 2019 atau Tidak? Inilah Keputusan Fahri Hamzah
Sementara itu, Fahri mengatakan, banyak partai mengajaknya bergabung, salah satunya Partai Golkar.
Menurut Fahri ajakan untuk bergabung ke Partai Golkar merupakan permintaan dari Presiden Joko Widodo.
Permintaan tersebut kemudian disampaikan kepada Mantan Ketua DPR Setya Novanto dan Ketua Partai Golkar Airlangga Hartanto.
Meski demikian, ia belum memutuskan apakah dirinya dengan Partai Golkar setelah dipecat dari keanggotaan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Fahri menegaskan bahwa ia masih setia pada partai yang ia dirikan itu. Sebagai pendiri partai, kata Fahri, ia harus setia pada cita-cita awal mendirikan PKS.
"Saya ini pendiri partai sebagai pendiri saya harus setia dengan cita cita saya dalam mendirikan partai. Saya harus setia dengan metode yang kita kembangkan dalam partai dan juga saya bilang ke teman teman PKS itu partai kader," kata Fahri.
(TribunWow.com/Rekarinta Vintoko)