Pilpres 2019
Tanggapan Fahri Hamzah Tentang Rumor SBY Tak Sepenuh Hati Dukung Prabowo-Sandi
Fahri Hamzah menanggapi rumor mengenai SBY yang tidak sepenuh hati mendukung Prabowo-Sandi dalam Pemilihan Presiden 2019
Penulis: Rinjani Alam Pratiwi
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia, Fahri Hamzah menanggapi rumor yang beredar mengenai Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak sepenuh hati mendukung Prabowo-Sandi.
Dikutip melalui akun Twitter @Fahrihazmah pada Kamis (27/12/2018), Fahri Hamzah menyebutkan bahwa SBY adalah orang yang penuh perhitungan dan seorang figur militer yang ahli strategi.
"Banyak rumor seolah pak @SBYudhoyono tidak sepenuh hati mendukung @prabowo - @sandiuno .
Ini salah baca yang fatal.
Pak SBY adalah manusia penuh perhitungan, beliau adalah salah seorang figur militer berpikir yang saya kenal lama.
Dia ahli strategi.
Meski saya punya kritik," tulis Fahri.
• Unggah Foto di Instagram, Sandiaga Uno: Prabowo-Sandi Akan Amanah untuk Tidak Impor Saat Panen
Menurut Fahri, banyak orang menginginkan terjadi perpecahan antara SBY dengan Prabowo.
Sehingga, terus menghembuskan seolah Partai Demokrat tidak solid mendukung Prabowo-Sandi.
Lantas, Fahri menyebutkan SBY mempunyai cara sendiri dalam mendukung Calon Presiden dan Wakil Presiden yang diusungnya.
• Pembahasan Kubu Prabowo saat Debat Perdana Pilpres, Kasus Novel Baswedan hingga Pencegahan Terorisme
"Sebab terbayang juga kalau seorang mantan presiden 2 periode dan 10 tahun memimpin Indonesia lalu melakukan kampanye terbuka dan vulgar, goncangan bisa tak terkendali.
Sekarang, @SBYudhoyono sedang memainkan perannya mengambil porsi dalam kampanye terbuka awal 2019," tulis Fahri.
Fahri juga menyampaikan, ada dua tokoh besar yang mendampingi Prabowo jika terpilih menjadi presiden.
Kedua toko tersebut yakni, Guru Besar Politik Universitas Gajah Mada (UGM), dan seorang mantan Presiden Republik Indonesia 2 periode yang berlatar militer.
"Maka, dua figur utama yang mendampingi @prabowo jika menang adalah seorang guru besar politik UGM, mantan ketua MPR yang mewakili latar sipil dan seorang mantan presiden 2 periode yg berlatar militer tapi intelektual.