Tsunami di Banten dan Lampung
Video Kondisi Terbaru Gunung Anak Krakatau, 4 Hari Pasca Tsunami Masih Terus Erupsi
Hingga hari ini, Rabu (26/12/2018), Gunung Anak Krakatau masih mengalami erupsi. Sutopo Purwo Nugroho membagikan video erupsi Gunung Anak Krakatau
Penulis: Nirmala Kurnianingrum
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNWOW.COM - Hingga hari ini, Rabu (26/12/2018), Gunung Anak Krakatau masih mengalami erupsi.
Kondisi terkini Gunung Anak Krakatau tersebut dibagikan oleh Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho.
Dilansir Tribunwow.com di laman Twitternya @Sutopo_PN pada Rabu (26/12/2018), Sutopo mengunggah video erupsi Gunung Anak Krakatau.
Di video tersebut nampak gumpalan vulkanik hitam yang tebal dan tinggi.
Berdasarkan keterangan Sutopo, kondisi Gunung Anak Krakatau divideokan dari Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Teluk Cirebon pada Rabu (26/12/2018) pukul 16.33 WIB.
• BMKG Peringatkan Erupsi Gunung Anak Krakatau Berpotensi Sebabkan Cuaca Ekstrem
Sutopo mengungkapkan erupsi masih berlangsung 4 hari pasca berlangsungnya Tsunami yang melanda Selat Sunda lalu
Sosok Sutopo juga menyatakan tipe erupsi Gunung Anak Krakatau ialah strombolian.
Ia menerangkan tipe strombolian yang dimiliki Gunung Anak Krakatau memiliki ciri mengeluarkan abu vulkanik dan lontaran batu pijar terus menerus.
Sutopo juga menyampaikan status Gunung Anak Krakatau waspada level II.
Dampak erupsi Gunung Anak Krakatau ini juga dirasakan oleh warga sekitar.
Diberitakan dari TribunJabar.id pada Rabu (26/12/2018), suara dentuman dan kilatan menakutkan bersumber dari Gunung Anak Krakatau dalam sepekan menunjukan peningkatan.
Warga yang tinggal di dekat Gunung Anak Krakatau pun mendengar suara dentuman dan kilatan erupsi menakutkan saat gunung tersebut erupsi.
Abdul Rahman warga Pulau Sebesi mengaku setiap kali ada suara letusan selalu diikuti dengan kilatan yang menakutkan.
Kejadian seperti itu, kata Abdul Rahman sebelumnya jarang terjadi, meski aktivitas Gunung Anak Krakatau meningkat.
• Longsoran Erupsi Anak Gunung Krakatau Seluas Lapangan Bola, Diduga Jadi Penyebab Tsunami
"Kondisinya sangat mencekam.
Debu mulai menyelimuti pulau Sebesi.
Suara gelegar letusan juga sangat kuat," kata Abdul Rahman.
Warga di pulau itu mengaku, sejak akhir pekan kemarin debu vulkanik dari aktivitas Gunung Anak Krakatau menyelimuti pulau.
Suara letusan Gunung Anak Krakatau pun terus menggelegar sepanjang hari.
"Sekarang debu menyelimuti pulau.
Suara letusannya semakin kuat.
Karenanya kita minta dievakuasi, khawatir dengan aktivitas Gunung Anak Krakatau," kata Suganda salah seorang warga pulau Sebesi, Rabu (26/12/2018).
Suganda menjadi bagian dari gelombang pengungsi dari Pulau Sebesi dan Sebuku yang dievakuasi.
Menurutnya, aktivitas Gunung Anak Krakatau yang mengkhwatirkan ini membuat warga pulau meminta dievakuasi ke darat.
Ribuan Warga Dievakuasi
Sementara itu, ribuan warga Pulau Sebesi dan Sebuku sudah diangkut menggunakan KMP Jatra III , KM Trisula dan KM Sabuk Nusantara dan bawa lewat Pelabuhan Bakauheni.
KMP Jatra III yang membawa sekitar 1.000 warga Sebesi dan Sebuku tiba di dermaga 5 pelabuhan Bakauheni pada sekitar pukul 11.45 WIB.
KM Trisula membawa lebih dari 200 warga, sedangkan KM Sabuk Nusantara membawa 80 warga Sebuku.
Warga disambut langsung oleh Plt Bupati Lampung Selatan, Nanang Ermanto dan Sekretaris Daerah Fredy SM
Beberapa warga yang dievakuasi sakit langsung di bawa ke Puskesmas Rawat Inap Bakauheni, Lampung Selatan.
Sementara warga lainnya dibawa ke penampungan di lapangan tenis indoor Kalianda.
"Kita sudah menyiapkan dapur umum khusus di lapangan tenis indoor untuk melayani warga dari pulau Sebesi yang kita evakuasi," kataNanang Ermanto.
Pulau Sebesi dan Sebuku hanya berjarak sekitar 10 km dari Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda
Sebelumnya sudah ada 116 warga dari Pulau Sebesi dan Sebuku yang dievakuasi daratan Kalianda.
• Kondisi Pengungsi Empat Hari sejak Tsunami, Tidur di Gunung, Terserang penyakit hingga Hadapi Banjir
Sebagian warga yang telah dievakuasi kemarin, ditempatkan di lapangan tenis Indoor, Kalianda.
Pasca terjadinya terjangan gelombang tsunami yang melanda kawasan pesisir Lampung Selatan dan
Banten, warga yang tinggal di pulau Sebesi sempat terisolir.
Pulau Sebesi bahkan baru bisa ditembus tim tanggap darurat pada Senin (23/12/2018) lalu.
Selain potensi kembali terjadinya terjangan tsunami, peningkatan aktivitas GAK pada akhir pekan ini turut menjadi alasan warga dievakuasi.
Pulau Sebesi sendiri merupakan pulau terdekat berpenghuni dari kawasan GAK.
Aktivitas Gunung Anak Krakatau yang berada di Selat Sunda terus menunjukan peningkatan.
Suara letusan Gunung Anak Krakatau masih terdengar jelas dari pulau Sebesi.
"Suara letusannya tidak pernah berhenti.
Terdengar jelas kalau dari pulau Sebesi," kata Kasat Polair Polres Lampung Selatan Iptu Yaya Sudrajat, Rabu (26/12/2018).
Yayat berada di Pulau Sebesi untuk melakukan evakuasi warga.
Aktivitas Gunung Anak Krakatau terus menunjukan peningkatan.
BMKG bersama dengan Badan Geologi terus memantau aktivitas tremor Gunung Anak Krakatau.
Kondisi cuaca serta gelombang laut di sekitar kawasan gunung api yang berada di selat Sunda juga dipantau.
Melalui siaran pers pada selasa (25/12/2018) malam, BMKG pun telah mengimbau masyarakat untuk waspada.
Dan menghindari atau tidak beraktivitas dalam jarak 500 meter hingga 1 kilometer dari bibir pantai.
(TribunWow.com/ Nirmala)