Tsunami di Banten dan Lampung
Deretan Kisah Korban Selamat Tsunami di Banten, dari Panjat Pohon hingga Balita di Runtuhan Resort
Gelombang tsunami menerjang pantai di Kabupaten Pandeglang, Banten Sabtu (22/12/2018). Berikut kisah perjuangan korban selamatkan diri dari tsunami.
Penulis: Nila Irdayatun Naziha
Editor: Bobby Wiratama
Saat itu, dirinya mengaku melihat banyak mayat yang berada di bibir pantai.
"Emang sebagian besar kita, saya tadi dan manajer kita ada di bibir pantai,"
"Termasuk aku sendiri, aku waktu kejadian sempet terlempar ke tengah laut, ada banyak mayat sekitar aku mungkin 20 hingga 24," kata Ifan, Minggu (23/12/2018).
• Update Jumlah Korban Tsunami Banten dan Lampung: 281 Orang Meninggal Dunia, 1.016 Luka-luka

Ifan lantas menceritakan kisah perjuangannya hingga bisa selamat dari amukan tsunami Banten.
Ifan mengaku berpegangan pada sebuah benda untuk menyelamatkan diri.
"Saya lihat kepanikan orang. Saya lihat chaos sekali. Saya terapung-apung di laut. Sampai saya bisa menggapai sebuah box," kata Ifan dikutip dari Kompas.com.
Dengan bantuan box tersebut, ia berusaha menjauh dari kerumuman orang yang menggapai-gapai apapun agar tidak tenggelam.
"Saya berusaha lari menjauh dari kerumunan dan habis itu selang beberapa menit suasana sepi. Ternyata udah jadi mayat semua," kata Ifan.
Ifan menceritakan bahwa dirinya mengapung di air kurang lebih dua jam lamanya.
"Saya terapung-apung di laut sekitar hampir dua jam," kata Ifan.
Ia mengaku nyaris menyerah kala itu.
Namun ia berusaha mencapai bibir pantai untuk mencari keluarga dan juga rekan-rekannya.
Saat itu pula ia melihat road manajer Seventeen Oki Wijaya dan juga pemain bass Seventeen, M Awal Purbani yang sudah tak bernyawa.
"Di situ saya ketemu sama jenazahnya Mas Oki dama Mas Bani. Dalam keadaan terjepit, tapi udah dipinggirin sama warga. Panggung persis di tepi pantai. Banyak yang belum ketemu," ujar Ifan.
• Sederet Kenangan Kerabat Aa Jimmy dan Herman Seventeen sebelum Keduanya Jadi Korban Tsunami Banten
3. Kisah Perempuan Selamat Karena Panjat Pohon