Pemilu 2019
Jelang Pemilu 2019, Inilah Kondisi Fundamental Indonesia hingga Tantangan Global dan Domestik
Jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2019, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan paparan tentang kondisi fundamental Indonesia terkini.
Penulis: Nirmala Kurnianingrum
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2019, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan paparan tentang kondisi fundamental Indonesia terkini.
Hal itu dipaparkan OJK dalam Outlook Ekonomi dan Politik 2018, serta Dampak Pemilu 2019 di Batam, pada Desember 2018.
OJK menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat 5,17% pada triwulan III-2018.
OJK juga memproyeksikan tingkat inflasi Indonesia masih dalam tahap rendah yakni 3,1% pada bulan Oktober 2018.
• Di Tengah Tantangan Global, OJK Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2018 Capai 5,2%
Selain itu, tingkat pengangguran menurun 5,34% pada Agustus 2018 dan tingkat kemiskinan menurun 9,82% pada Maret 2018.
OJK menerangkan bahwa intermediasi perbankan meningkat dengan permodalan yang kuat per Oktober 2018.
Kredit perbankan mengalami pertumbuhan sebesar 13,35% secara year on year (yoy).
Dari sisi penghimpunan dana, jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tercatat tumbuh sebesar 7,60% (yoy).
Rasio kredit bermasalah, Non-Performing Loan (NPL) gross perbankan tercatat sebesar 2,65%.
Rasio kecukupan modal, Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan tercatat sebesar 23,09%.
Terdapat juga bonus demografi, yakni peningkatan jumlah usia produktif.
• OJK Paparkan Dampak Pemilu 2019 terhadap Ekonomi Indonesia, dari Sisi Positif dan Negatif

Meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami peningkatan, namun Indonesia juga harus bersiap menghadapi tantangan global dan domestik.
• Klaim Keluarkan Rp 1,3 Miliar untuk Pengaturan Skor, Manajer Persibara Dirayu dengan Kalimat Begini
Mulai dari normalisasi neraca Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, yang berimbas naiknya Federal Funds Rate (FFR), adanya kebijakan proteksi Trump sejak awal tahun, perang dagang hingga harga komoditas berfluktuasi.
Di sisi domestik, Indonesia masih menghadapi defisit fiskal, defisit neraca perdagangan, dan defisit transaksi berjalan.
Lalu adanya peningkatan suku bunga, terjadi capital outflow, dan pasar uang yang mengalami ketidakpastian.
Selain itu, akan terjadi peningkatan risiko politik menjelang Pemilu 2019, pertumbuhan DPK yang cenderung stagnan, pengetatan likuiditas perbankan serta kredit kategori dalam perhatian khusus (DPK) dan
restrukturisasi kategori lancar yang masih relatif tinggi.
• Said Didu Sebut Tak Sedikit Koruptor Berlindung di Parpol Berkuasa, Begini Jawaban Mahfud MD

(TribunWow.com/ Nirmala)