Kabar Tokoh
Bahas soal Pencitraan, Mahfud MD: Ada yang karena Keharusan, Bukan Pura-pura dan Munafik
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD tampak membahas mengenai pencitraan.
Penulis: Laila N
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD, tampak membahas mengenai pencitraan.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut tampak dari laman akun Twitternya @mohmahfudmd, pada Sabtu (15/12/2018).
Seperti kebiasaannya, Mahfud MD melayani diskusi secara terbuka kepada para pengguna akun Twitter.
Kali ini, Mahfud MD membahas soal pecitraan yang dilakukan pihak-pihak tertentu.
Menurut Mahfud MD, setiap orang dalam posisi apa pun pasti ingin mendapat citra yang baik.
Oleh karena itu ia berharap agar soal tersebut tidak dipermasalahkan.
• Alasan Mahfud MD Urungkan Usulannya ke Jokowi untuk Beli Mobil Masjid Buatan Jepang
Ia pun mengajak orang-orang untuk melakukan pencitraan yang baik dengan melakukan hal-hal yang baik pula.
"Setiap orng, dimana pun posisi dan apa pun profesinya ingin bercitra baik.
Lalu, mengapa hrs meributkan orng yg ingin mencitrakan dirinya baik?
Apa ada di antara kita yg mau bercitra buruk?
Ayo buat pencitraan diri kita baik dgn berbuat yg baik2.
Itu tugas manusia, berpahala," tulisnya.
Postingan tersebut lantas mendapat komentar dari sejumlah warganet.
Seperti akun @Arraso4 yang menyebut persepsi orang terhadap apa yang dilakukan sangatlah subyektif atau berbeda-beda.
"Bahkan stiap diri kita prnah melakukan pencitraan.
Biar dibilang baik oleh orang lain, dibilang rajin oleh atasan, biar dibilang jujur oleh pembeli, dll
Tp hanya sebagian yg mengakuinya.
Yg lain menolak pake kata 'saya ini tulus bukan pencitraan'," ungkapnya.
Menanggapi itu, Mahfud MD menjelaskan bahwa ada orang-orang yang mempertahankan citra dirinya karena keharusan.
Ada pula yang membuat citra karena takut.
• Promo Nissan Akhir Tahun 2018, DP 0 Rupiah hingga Cash Back sampai Rp 110 Juta, Ini Daftarnya!
Mahfud juga mencontohkan profesi tertentu, seperti hakim yang tidak mau menemui orang berkasus.
"Ada jg yg berusaha mempertahankan citra dirinya baik krn keharusan, bkn ke-pura2an yg munafik.
Bs juga krn takut pd akibatnya. Misalnya, hakim tidak mau bertemu dgn orng yg pny perkara dan tdk mau bermain golf.
Itu bkn pencitraan yg munafik tapi krn ber-hati2, takut pd akibatnya," kata Mahfud.
Netter lain dengan akun @Zamanimarwan1 kemudian mencoba mengklasifikasikan pencitraan dalam 2 golongan.
Yakni pencitraan yang munafik dan pencitraan yang sholeh.
"Prof.. pencitraan itu ada 2 golongan:
1.Ada pencitraan nya orng" munafiq
(yaitu pencitraan yang d depan terlihat baik namun di belakang berwujud asli serigala)
2.Ada pencitraan nya orng" Sholeh
(yaitu pencitraan yang mengalir apa adanya sesuai dgn lubuk hati dn ke Sholehannya)," ungkapnya.
Mahfud pun menyebut jika akun tersebut pandai mengklasifikasian pencitraan.
Ia juga membenarkan golongan pencitraan yang dilontarkan akun itu.
Mahfud MD mengungkapkan bahwa pencitraan adalah citra yang muncul apa adanya.
• Penolakan Sandiaga Uno di Kota Pinang Disebut Hanya Sandiwara, Andre Rosiade: Agak Lucu bin Ajaib
"Anda tdk nyinyir, pndai mengklassifikasi dgn metode ilmu.
Maka sy jawab.
Betul: ada pencitraan yg sholeh dan ada yg munafik.
Maka, lakukanlah pencitraan yg baik.
Pencitraan yg baik bkn menjadikan citra sbg tujuan tp citra yg muncul sendiri sbg akibat logis dari perilaku yg baik," kata Mahfud MD.
Mahfud MD kemudian mengakhiri diskusi lantaran harus menghadiri suatu acara.
"Tuips, berhenti dulu ya diskusi ttg Pencitraan.
Pg ini sdh cukup. Sy akan berangkat ke "Reuni 1975 PHIN".
Sy adl alumni Pendidikan Hakim Islam Negeri (PHIN) Yogya, angkatan 1975. PHIN itu setingkat SMTA. Krn ada reunian di Yogya, ya, sy akan hadir. Kangen pd teman2 satu sekolah," ujar Mahfud.
• Sudah Tentukan Pilihan di Pilpres, Mahfud MD: Anda Terdidik Tak Mungkin Bisa Dipengaruhi oleh Saya
(TribunWow.com/Lailatun Niqmah)