Terkini Internasional
Perancis Bergejolak! Ratusan Ribu Demonstran Turun, Mobil Dibakar, Toko Dijarah, 1.000 Orang Ditahan
Demonstrasi di Paris Perancis berujung kekerasan, Sabtu (8/12/2018) waktu setempat. Unjuk rasa menolak kenaikan pajak, harga BBM, listrik, ini rusuh.
Editor: Mohamad Yoenus
Menurutnya, taktik polisi kali ini adalah menerjunkan petugas yang jauh lebih banyak, menduduki lapangan yang menjadi titik-titik kumpul sejak awal, dan tak ragu dalam bergerak cepat menangkap para demonstran yang melakukan kekerasan.
Dan itu berhasil meredam unjuk rasa dan kekerasan sehingga tidak mencapai tingkat seperti pekan lalu.
Sekitar 65.000 petugas keamanan dikerahkan di seluruh negeri akhir pekan lalu, tetapi kini ditingkatkan menjadi 89.000, meskipun Menteri Dalam Negeri Christophe Castaner mengatakan jumlah yang ditahan sejauh ini lebih dari peristiwa sebelumnya.
"Kami akan mengupayakan bahwa Sabtu ini akan berlangsung dalam kondisi sebaik mungkin," katanya.
Pasukan keamanan ingin mencegah terulangnya peristiwa akhir pekan, ketika Arc de Triomphe yang monumental di Paris dirusak, polisi diserang dan mobil dijungkir-balikan dan dibakar.
Castaner menegaskan bahwa mereka menerapkan 'toleransi nol' terhadap kekerasan.
Dia mengatakan, "Menurut informasi yang kami miliki, sejumlah orang radikal dan pemberang akan mencoba menggalang diri. Sejumlah orang ultra-kekerasan ingin ambil bagian."
Castaner menambahkan, "Tiga minggu terakhir ini telah lahir suatu monster yang telah meloloskan diri dari penciptanya."
Muncul seruan di media sosial untuk menyerang polisi dan istana Élysée dalam apa yang mereka sebut drama "Babak IV" yang tampak mengerikan.
Seorang anggota parlemen, Benoît Potterie, dikirimi sebutir peluru melalui pos, disertai kata-kata: "Lain kali (peluru ini) akan berada di antara matamu."
Apa yang terjadi dengan gerakan rompi kuning?
Para pengunjuk rasa 'gilets jaunes '-disebut demikian karena mereka beraksi dengan mengenakan rompi kuning dengan visibilitas tinggi yang wajib ada di setiap kendaraan di Perancis.
Wartawan BBC Lucy Williamson di Paris mengatakan, selama beberapa minggu terakhir, gerakan media sosial itu telah bermetamorfosis dari protes atas harga bahan bakar diesel ke berbagai kepentingan dan tuntutan dengan spektrum luas -tanpa kepemimpinan.
Tujuan utamanya, menyoroti frustrasi atas ekonomi dan ketidakpercayaan politik dari keluarga-keluarga pekerja miskin.
Dan isu ini masih memiliki dukungan luas, kata wartawan BBC.