Breaking News:

Reuni Akbar 212

Kata Peneliti Survei LSI Denny JA soal Pengaruh Reuni 212 ke Elektabilitas Capres Jokowi-Prabowo

Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby angkat bicara soal pengaruh Reuni 212 terhadap elektabilitas pasangan capres dan cawapres.

Penulis: Vintoko
Editor: Lailatun Niqmah
Grafis Tribunwow/Kurnia Aji Setyawan
Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno, Pasangan capres dan cawapres pada Pilpres 2019 

TRIBUNWOW.COM - Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Alfaraby menilai pengaruh Reuni Akbar 212 terhadap elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden hanya terbatas pada segmen-segmen tertentu.

Hal itu disampaikan Adjie Alfaraby saat menjadi narasumber di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) yang tayang di tvOne, Selasa (4/12/2018) malam.

Tema yang diangkat ILC malam itu adalah "Pasca Reuni 212: Menakar Elektabilitas Capres 2019".

Aa Gym Menahan Tangis saat Bicara di ILC: Siapa yang Mau Hancurkan Negeri Ini?

Awalnya, Adjie Alfaraby mengatakan jika LSI belum melakukan survei terkait elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pasca Reuni Akbar 212.

"Pertama, adalah kalau kita bicara soal impact dari 212 terhadap elektoral, memang datanya sampai saat ini belum kita survei."

"Artinya, secara jelas kita bisa membaca pengaruh setelah ada survei lapangan, yang akan nanti kita lakukan," ujar Adjie Alfaraby.

Dirinya lantas mengungkapkan hasil survei LSI yang dilakukan pada bulan November 2018.

Pernyataannya Disebut Menyesatkan, Rocky Gerung: Saya Membuat Orang Tersesat di Jalan yang Benar

Berdasarkan survei yang dilakukan dari tanggal 10 hingga 19 November 2018 tersebut, pasangan Jokowi-Ma'ruf unggul dengan elektabilitas 53,2 persen.

Sedangkan angka elektabilitas untuk pasangan Prabowo-Sandiaga 31,2 persen.

Kemudian, 15,6 persen belum memutuskan atau menentukan pilihan.

"Namun angka itu sebetulnya hasil dari berbagai macam variabel yang berpengaruh," kata Adjie Alfaraby.

Tak hanya itu, Adjie Alfaraby mengatakan jika masih ada beberapa potensi yang mampu mempengaruhi eletabilitas kedua pasangan calon.

"Kita melihat ada beberapa momentum yang mungkin akan berpengaruh terhadap elektabilitas, misalnya ada momen debat kandidat, ada beberapa kondisi eksternal yang mempengaruhi elektabilitas," ungkap Adjie Alfaraby.

Terkait acara Reuni Akbar 212, Adjie Alfaraby mengatakan pengaruh terhadap elektabilitas hanya terbatas pada segmen tertentu.

Debat soal Politisasi Reuni 212 dengan Boni Hargens di ILC, Dedi Gumelar: Saya Boleh Pulang Enggak?

"Kalau kita membedah tentang pengaruh 212 terhadap elektabilitas kedua capres. Kalaupun berpengaruh, walaupun jawaban ini bersifat hipotesis karena kita belum melakukan survei secara riil. Pengaruhnya mungkin akan terjadi pada segmen tertentu," ujar Adjie Alfaraby.

Segmen, kata Adjie Alfaraby, yakni beragamnya karakteristik dari pemilih Islam.

"Oleh karena itu kita melihat walaupun nanti ada pengaruh yang signifikan terhadap elektoral kepada salah satu capres, maka pengaruhnya mungkin hanya terbatas pada segmen-segmen tertentu secara umum," tandas Adjie Alfaraby.

Simak video selengkapnya di bawah ini:

Sebelumnya diberitakan Tribunnews.com, peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa mengatakan peta elektabilitas kedua pasangan calon masih bisa berubah asalkan masing-masing kubu memiliki strategi yang tepat.

Isu ekonomi, kata dia, dilihat sebagai isu strategis yang dapat menambah elektabilitas pasangan calon.

Hal itu terlihat dari hasil survei dimana dukungan yang diterima akan berbeda karena tergantung kondisi ekonomi Indonesia.

Lebih lanjut, Ardian melihat masa kampanye yang masih tersisa 5 bulan ke depan akan menjadi penentu naik surutnya elektabilitas masing-masing pasangan calon.

Hal itu terlihat dari hasil survei dimana dukungan yang diterima akan berbeda karena tergantung kondisi ekonomi Indonesia.

Hasil Survei Median: Elektabilitas Jokowi-Maruf Ungguli Prabowo-Sandiaga

Ardian menyebut masa kampanye yang masih tersisa 5 bulan ke depan akan menjadi penentu naik surutnya elektabilitas masing-masing pasangan calon.

"Tapi kalau melihat dari bulan Agustus, September, Oktober, sampai November, relatif angkanya tidak jauh dari 20 persen. Sehingga, ketika ingin mengungguli otomatis masih perlu ada hal-hal yang dilakukan untuk bisa mengejar ketinggalan yang ada," kata dia di Kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (27/11/2018).

Lanjut dia, kondisi ekonomi yang positif akan berbanding lurus dengan elektabilitas Jokowi dalam Pilpres 2019.

"Semakin baik, positif ekonomi maka elektabilitas Jokowi sebagai petahana akan naik. Tetapi, semakin buruk persepsi ekonomi, akan menaikkan dukungan terhadap Prabowo-Sandi," katanya.

(TribunWow.com/ Rekarinta Vintoko)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Jokowi-Maruf AminPrabowo-SandiagaPilpres 2019Indonesia Lawyers Club (ILC)LSI Denny JAReuni Akbar 212 di Monas
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved