Reuni Akbar 212
Diundang di ILC, Adian Napitupulu Mengaku Bingung: Apa Hubungannya Elektabilitas dan Reuni 212?
Adian Napitupulu mengaku dirinya bingung saat diundang di ILC Selasa (4/12/2018) dengan tema "Pasca Reuni 212: Menakar Elektabilitas Capres 2019".
Penulis: Nila Irdayatun Naziha
Editor: Lailatun Niqmah
"Jokowi tidak akan mendatangkan sekian banyak orang, bahkan berjuta-juta orang, tapi menurut saya bahwa Jokowi lah yang akan mendatangi berjuta-juta orang," tegas Adian.
Hal tersebut dijelaskan oleh Adian merupakan pola yang memang sudah sejak lama ia lakukan ketika blusukan.
Adian kemudian mengungkapkan apa dampak yang akan dirasakan dari perkumpulan massa yang sangat besar.
"Ketika kemudian reuni 212 ini bisa berdampak kepada elektabilitas, sambil kita menunggu hasil survey, kita lihat, apa yang paling sensitif dari akumulasi massa sangat besar," terang Adian.
Dampak yang dijelaskan oleh Adian kemudian dicontohkan seperti nilai tukar rupiah terhadap dolar, namun menurutnya pula, sampai saat ini nilai tukar rupiah masih dalam kondisi wajar justru nilai tukar semakin menguat.
"Berarti bahwa secara ekonomi tidak berdampak, elektabilitas pun menurut saya tidak berdampak buruk terhadap Jokowi, rakyat akan melihat kemudian bagaimana rakyat melihat Jokowi sebagai presiden yang paling sering dihina oleh orang itu ternyata mampu menjaga Indonesia tetap kondusif saat menjelang pemilu," terang Adian.

Dalam kesempatan yang sama, Adian juga sempat memberikan tanggapan terkait pernyataan Pakar Komunikasi Politik, Effendi Gazali yang mengatakan jika ada media yang tidak menginformasikan terkait acara akbar 212 minggu kemarin.
Menurut Adian kebebasan pers mempunyai banyak persepsi masing-masing.
• Effendi Gazali Sampaikan 3 Hal di ILC soal 212, Irma Suryani: Jangan Provokatif dan Berat Sebelah
Bahkan jika mewajibkan suatu media untuk memberitakan sebuah informasi, menurut Adian juga turut melanggar kebebasan pers.
"Bahkan di era keterbukaan ini, ketika HUT kemerdekaan pun ada media yang tidak memberitakan, dan tidak masalah," terang Adian.
Adian lantas menegaskan jika kebebasan pers dapat memberikan ruang kepada media, untuk memberitakan maupun tidak memberitakan suatu informasi tanpa mendapatkan penghakiman.
"Jika kemudian media itu beritakan maka dia media yang bagus, hebat, jempol, tidak juga, lalu jika dia tidak memberitakan dia media yang tidak berpihak, tidak juga, tidak sesederhana itu menurut saya kita menghakimi media," jelas Adian.
Dikatakan oleh Adian, jika penghakiman kebebasan pers di masa ini dilakukan, berarti hal tersebut menunjukkan adanya pewarisan dari orde baru.
"Bukan seperti itu cara pandang kita, karena Abang juga orang media tentunya." jelas Adian menanggapi pernyataan dari Effendi Gazali.
Diketahui Effendi mengungkapkan ada semacam kekhawatiran terkait elektabilitas sehingga terdapat media yang mencoba untuk menyembunyikan acara reuni 212, dan tidak mempublikasikannya.