Kabar Tokoh
Soal Survey 41 Masjid Terpapar Radikalisme di ILC, Begini Ragam Tanggapan Narasumber yang Hadir
Terkait Survey P3M yang menyebutkan 41 masjid terpapar radikalisme, Simak potret tanggapan narasumber yang beragam
Penulis: Nila Irdayatun Naziha
Editor: Bobby Wiratama
"Dan ini dipaparkan dalam forum intelek ILC dan ternyata ini membuat kita terbuka bahwa pemahamam radikal, selama ini kita salah sama-sama," ujar Ustaz Haikal.
Ustaz Haikal kemudian mempertanyakan indikasi yang digunakan dalam analisis hasil temuan tersebut.
"Saya baru dengar ada penelitian yang mengatakan ikhlas atau tidak ikhlas. ikhlas itu ukurannya apaan? terus (dalam hasil penelitian) ada yang berkata pancasila harus diganti, itu siapa? itu musuh kita bersama."
"Karena itu saya mengusulkan, biasanya ILC bang Karni dibagi dua kubu, ribut berdebat, tapi untuk ILC kali ini cakep pak, satu kubu semua,".
Menurut Ustaz Haikal, jika memang ada yang memusuhi Pancasila hingga NKRI, itu merupakan musuh bersama.
"Demi Indonesia enggak usah lebay, kalau ada yang tidak sepakat dengan Pancasila, itu musuh kita bersama. Kalau ada yang macam-macam sama NKRI, Bhineka tunggal ika, UUD 45, itu musuh bersama."
"Terima kasih bang Karni, mengangkat topik ini, membuat mata kita terbuka lebar, lagi-lagi serangan terhadap islam, lagi-lagi tidak kena, apalagi digulirkan jelang 212. Terimakasih" ucap Ustaz Haikal.
• Di ILC, Sudjiwo Tedjo Beri Sindiran untuk Timnas dan Wartawan yang Disambut Tepuk Tangan

4. Guntur Romli : Bukan Survey yang Mengejutkan
Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Guntur Romli menyebutkan bahwa hasil survey yang dilakukan oleh P3M bukan suatu hal yang mengejutkan.
Guntur Romli mengungkapkan bahwa beberapa survey lain juga menyebutkan bahwa ada indikasi Indonesia menganut paham radikalisme.
Guntur lantas memberikan hasil kajiannya yang bersumber dari hasil beberapa lembaga survey lain, di luar P3M.
"Dapat disimpulkan, ada persoalan yang darurat, radikalisme di negeri ini" ungkap Guntur.
"Pertama adalah survey dari Alfara Research, dari 1800 responden mahasiswa di 25 Universitas, 23 persen menyatakan siap menjalankan atau menegakkan khilafah, 17 persen setuju dengan khilafah, 23 persen mendukung ISIS," jelas Guntur.
"Kemudian survey dari Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat Syarif Hidayatullah Jakarta, dari responden 1522 siswa, dan 377 mahasiswa di 34 provinsi, temuannya 58 persen berpaham radikal, kemudian 37 setuju dengan jihad terhadap non muslim, kemudian semuanya menerima informasi itu melalui internet," tambahnya.
"Kemudian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang juga melakukan beberapa survey berkali-kali dan ini yang ditanggal 30 Oktober 2018, dengan responden 1800 mahasiswa di 9 provinsi bahwa ada peningkatan intoleransi di negeri ini," jelas Guntur.