Breaking News:

Terkini Nasional

Soal Survei Indikasi 41 Masjid Tepapar Radikalisme, Dewan Penasihat PA 212: Penelitiannya Ngawur

Dewan penasihat Persaudaraan Alumni (PA) 212 Eggi Sudjana menanggapi penjelasan Agus Muhammad mengenai studi survei 41 masjid terpapar radikalisme.

Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Bobby Wiratama
capture Tv One
Dewan penasihat PA 212 Eggi Sudjana 

"Kemudian saya ingin jelaskan, kita harus hati-hati, jangan-jangan khotibnya mengerti, dalam rangka amar ma'ruf nahi mungkar di tulis radikal. Jangan disamakan pula, ini sama dengan survei pemilu. Dengan seribu orang mengatasnamakan sejuta orang.

Kalau seratus masjid bisa mengatasnamakan semua mesjid, ini sangat prihatin."

"Tentu soal radikal, ya dalam konteks apa? mudah-mudahan ini hanya diskusi saja. Pertama kali itu saya dengar kata terpapar (radikalisme)," ujar Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla Tanggapi hasil survei 41 masjid terpapar Radikalisme
Jusuf Kalla Tanggapi hasil survei 41 masjid terpapar Radikalisme (capture Tv One)

Gunung Merapi Gugurkan Lava hingga Empat Kali dengan Jarak Luncur 300 Meter

Sebelumnya, Agus Muhammad, selaku Ketua DP Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat menjelaskan proses studi sehingga menghasilkan data 41 dari 100 masjid pemerintah di Jakarta, terpapar radikalisme.

Kriteria objek yakni yang pertama berada di Jakarta, kemudian Masjid bukan mushola, yang ketiga ada kegiatan tambahan di luar sholat berjamaah.

Agus menuturkan dalam menstudikan 100 masjid, relawan sebanyak 100 diturunkan untuk merekam 4 kali khotbah Jum'at berturut turut dalam satu bulan.

Dalam menentukan relawan, Agus mengatakan pihaknya menentukan dengan rekomendasi dari orang-orang terpercaya.

"Tugas relawan, merekam khotbah jumat, yang kedua merekam videonya, untuk memastikan suara di audio dan videonya sama, dan yang ketiga adalah mengambil bahan gambar bacaan yang ada disana," ujar Agus.

Bicara soal Indonesia, Radja Nainggolan: Saya sangat Bangga dengan dari mana Saya Berasal

"Nah hasil rekaman di analisis oleh 5 orang yang mempelajari"

Kemudian dalam menganalisis, Agus menuturkan ada 5 hal kriteria menentukan masjid teridentifikasi radikal atau tidak.

"Pertama adalah sikap terhadap konstitusi nasional, NKRI, Pancasila, UUD 45, kemudian Bhineka Tunggal Ika."

"Kedua, sikap terhadap pemimpin non muslim, karena kita sebagai negara yangs udah menyepakati, maka semua orang punya hak yang sama untuk menjadi pemimpin."

"Kita ingin tahu sikap mereka terhadap agama yang lain, Yang keempat, kita ingin tahu sikap mereka terhadap kelompok minoritas, suku, adat, ya secara umum jumlah itu sangat minoritas."

Kusumo, Lovebird Seharga Rp 2 M yang Mati Akhirnya Diawetkan, Pemilik: Lebih dari Sekadar Lovebird

"Yang terkahir sikap mereka terhadap pemimpin perempuan seperti apa. Nah jika sikap mereka negatif, kita menganggap mereka sebagai radikal. Kalau semakin negatif sikapnya kita melihat itu semakin tinggi."

Ada tiga level dalam menganalisis tingkat radikal yang dijelaskan Agus, yakni misalkan dalam pemimpin non muslim.

"Kalau level radikal rendah, sikap mereka tidak ikhlas non muslim menjadi pemimpin. Menurut saya ada potensi menjadi radikal"

"Level sedang, dia sudah setuju untuk tidak boleh sama sekali (non muslim menjadi pemimpin). Untuk yang radikal tinggi, itu sudah memprovokasi," tutur Agus. (TribunWow.com/ RoifahDzatu Azmah)

Tags:
Persatuan Alumni 212Eggi SudjanaPerhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat Jusuf KallaAgus Muhammad
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved