Terkini Daerah
Santri Kecelakaan Naik Mobil Pickup, Keluarga Ungkapkan Firasat Buruk hingga Kondisi Korban Selamat
Keluarga santri yang alami kecelakaan saat naik mobil Pickup ungkapkan firasat buruk hingga upaya yang ditempuh untuk selesaikan masalah
Penulis: Nila Irdayatun Naziha
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNWOW.COM - Kecelakaan mobil Pick Up yang menyebabkan 23 santri mengalami luka dan dan 3 diantaranya meninggal mendapatkan tanggapan dari pihak keluarga.
Kecelakaan tersebut sebelumnya terjadi pada Minggu, (25/11/2018) di Flyover Green Lake City, Cipondoh, Banten.
Berikut penuturan keluarga korban yang TribunWow rangkum dari TribunJakarta.com dan Wartakota :
1. Keluarga Dapatkan Firasat Buruk
Ayah dari korban meninggal dunia, Sa'if Ali Maulana (14) tak menyangka jika nasib buruk akan menimpa anak laki-lakinya.
Muhammad Ali (45) mengatakan jika Sa'if dikenal sebagai pribadi penurut dan pendiam.
"Anak saya dikenal penurut, pendiam. Dengar kejadian itu, saya syok sih," ujar Ali di rumahnya, RT 05/06, Pegadungan, Kalideres, Senin (26/11/2018).
Nantinya, Sa'if akan dimakamkan di kawasan Jakarta, selepas magrib.
"Keluarga akan memakamkan ba'da maghrib," singkatnya.
• Santri Kecelakaan Naik Mobil Pick Up, Berikut Imbauan Dishub, Kepolisian hingga Ustaz Yusuf Mansur
Muhammad Ali mengaku bahwa sebelum peristiwa tersebut, istrinya Rusmiati (44) sempat mendapatkan firasat buruk.
Rusmiati bermimpi bahwa tiga giginya copot (tanggal).
"Firasat istri saya (Rusmiati). Katanya, sempat mimpi tiga giginya copot. Lalu, tidak lama ada dua tetangga saya meninggal dunia. Ternyata, gigi ketiga di mimpi istri saya yah, anak saya," kata Ali.

2. Tulang Pipi Korban Hancur
Raka Alharist (14) korban kecelakaan mobil pick up yang mendapat perawatan intensif di rumah sakit kini kondisinya mulai membaik.
Menurut orang tua Raka, Arief Ramdhani (37), anak sulungnya mengalami retak tulang, namun kondisinya jauh lebih baik dari sebelumnya.
"Pasien tampak sehat salah satunya anak saya. Kondisi anak saya sendiri sekarang sudah rontgen lagi dan kondisi korban lain alhamdulillah semua sudah membaik. Ada eberapa yang masih penanganan khusus," ujar Arief saat ditemui di Rumah Sakit Sari Asih, Ciledug, Kota Tangerang, Senin (26/11/2018).
• Kecelakaan Mobil Pick Up di Tangerang Makan Korban, Simak Aturan soal Penggunaan Mobil Bak Terbuka
Raka juga telah sadarkan diri dari sebelumnya tidak sadarkan diri saat pertama kali dibawa ke Rumah Sakit Sari Asih Ciledug.
Arief menjelaskan bahwa putranya menderita sejumlah luka retak di bagian kanan dan kiri, sobek di bagian pipi, dan bagian kecil lainnya.
"Kondisi anak saya tangannya dua-duanya retak dan untungnya tidak ada pendarahan di otak, tapi tulang pipi muka hancur dan dioperasi," jelas Arief.
Hingga saat ini Arief masih terus menunggu keputusan dari pihak rumah sakit untuk melanjutkan perawatan Raka atau akan dirujuk ke rumah sakit lain.

3. Kelurga Tak Ingin Perpanjang Perkara
Arief Ramadhani mengungkapkan bahwa pihak keluarga tidak akan memberikan tuntutan.
Arief yang anaknya juga turut menjadi korban dalam kecelakaan tersebut menjelaskan bahwa akan menyelesaikan perkara ini secara kekeluargaan.
Pasalnya, menurut Arief, kecelakaan yang terjadi tersebut adalah kehendak dari Allah dan merupakan sebuah musibah.
"Dari pihak keluarga, tidak ada tuntutan. Kita semua ini adalah keluarga dan menganggap semua yang terjadi karena kehendak Allah dan menganggap semua musibah," ujar Arief.
• Data 23 Santri Korban Kecelakaan Mobil Pick Up di Tangerang, 3 di Antaranya Meninggal Dunia
Jalan penyelesaian secara kekeluargaan diambil oleh Arief lantaran sopir yang mengendarai pick up tersebut juga merupakan santri dari pondok pesantren Miftahul Huda.
"Tidak ada tuntutan sebisa mungkin kita selesaikan secara kekeluargaan karena semuanya santri di dalamnya termasuk sopirnya," sambung Arief.
4. Isak Tangis Warnai Pemakaman Korban
Isak tangis keluarga mewarnai pemakaman Ahmad Sofyan Sohri satu dari korban kecelakaan mobil pick up yang dikebumikan di Pemakaman Karang Mulya, Karang Tengah, Kota Tangerang Senin (26/11/2018).
Kapolres Metro Tangerang, Kombes Harry Kurniawan juga turut mengantar mendiang hingga ke tempat persemayaman.
"Orang yang meninggal pada saat menuntut ilmu, apalagi ilmu agama maka dia dalam keadaan mati syahid," ujar Harry saat dijumpai di lokasi pemakaman korban, Senin (26/11/2018).
Setelah kecelakaan tersebut, pihak kepolisian terus mengawal korban maupun perkembangan kasus itu.
"Saya sudah perintahkan seluruh jajaran untuk dampingi. Mulai dari santri dan korban yang meninggal, ini harus kita kawal," ucapnya.
"Saya sangat berempati yang mendalam atas insiden ini. Kami berharap keluarga bisa bersabar dan menerima apa yang sudah terjadi," lanjutnya.
• Video Kecelakaan Maut yang Menewaskan 3 Santri, 20 Orang Luka Berat Dekat Flyover Green Lake City

Kronologi kecelakaan
Menurut petugas keamanan di sekitar lokasi kejadian, Amarudin, menjelaskan bahwa kecelakaan tersebut terjadi sekitar pukul 13.00 WIB.
"Pukul 13.00 WIB. Jadi itu mobil sudah oleng dan dalam kecepatan tinggi ketika hendak turun dari jalan layang," kata Amarudin, Minggu (25/11/2018).
Amarudin mengungkapkan bahwa seluruh santri yang ada dalam pick up tersebut terlempar hingga terseret di jalan raya sejauh beberapa meter.
Amarudin juga mengungkapkan bahwa dirinya melihat mobil pick up terbalik dalama kejadian tersebut.
"Itu tadi ngebut, sampai kebalik terus santri yang ada di mobil pick up-nya pada terpental," papar Amarudin di lokasi.
Kemudian ia menambahkan bahwa dirinya melihat langsung kejadian nahas tersebut.
"Saya liat sendiri itu mobil melayang kemudian terbalik, sampai kaya mainan itu," ucap Amarudin.
Mobil pick up tersebut juga sempat menyerempet dinding pembatas jalan, dan diduga Amarudin lantaran rem blong.
"Kayanya sopir hilang kendali, kemudian remnya blong hingga menabrak dinding pembatas jalan dan terbalik," kata Amarudin.
Amar menjelaskan bahwa mobil melaju dengan kecepatan kira-kira 60 kilometer per jam.
(TribunWow.com/Nila Irdayatun Naziha)