Terkini Daerah
5 Fakta Pengeroyokan Pria di Kabupaten Malang, Matikan Lampu hingga Tewas di Depan Istri
Juari (41), warga Kabupaten Malang, dikeroyok beberapa orang tak dikenal hingga tewas mengenaskan, Minggu (25/11/2018).
Editor: Astini Mega Sari
Saat ditemui di kediaman kerabatnya di Desa Tumpukrenteng, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Minggu (25/11/2018) petang, dia masih tak bisa menyembunyikan kesedihannya.
"Cacakku digepuki koyok tikus. Cacakku menungso, duduk tikus (Abangku dipukuli seperti tikus. Dia itu manusia, bukan tikus)," kata Farida sambil berlinang air mata.
Dengan sangat jelas, Farida melihat pukulan demi pukulan menghujam deras tubuh kakaknya.
Pelaku juga membawa celurit, pentungan kayu hingga cangkul saat melakukan aksinya.
Kala itu Farida pun panik. Begitu juga istri Juari, Jamiatul Masamah (43). Mereka hanya bisa meratapi meski sempat berusaha mencari pertolongan.
3. Muntah-muntah
Sebelum pengeroyokan itu terjadi. Juari dan istri baru saja pulang dari melihat pementasan kuda lumping di Wajak.
Juari pulang dalam keadaan mabuk. Bahkan, hingga berbusa dan muntah-muntah. Farida pun sempat panik.
Tiba-tiba dari arah luar rumah, sekelompok orang yang ditaksir berjumlah enam orang mendatangi rumahnya dengan suara ribut.
Mereka mendesak Juari untuk keluar rumah dan menyelesaikan sebuah urusan yang tak diketahui Farida.
• Cabuli Siswi SMP di Surabaya, Pelaku Rekam Aksi untuk Ancam Korban
4. Matikan Lampu Kampung
Mendengar suara tersebut, Farida pun keluar pintu rumah dan berkata, "Ngapain sih mas malam-malam ramai-ramai di kampung orang. Sudah, sampeyan pulang saja. Ini ada anak kecil. Maaf jika kakak saya salah."
Kalimat Farida tak dihiraukan oleh para pria tersebut. Mereka malah merangsek dan memecah kaca depan rumah Juari.
Sebelumnya, kawanan itu sudah lebih dulu mematikan lampu kampung sehingga suasana semakin gelap.
"Kejadiannya begitu cepat. Saya belum sempat tutup pintu rumah. Semuanya sudah membawa celurit dan senjata lainnya," imbuhnya.