Kabar Tokoh
SBY Bicara soal Nasionalisme dan Globalisme, Fahri Hamzah: Kabinet Ini Tidak Punya Ideologi Pak
Fahri Hamzah tampak menanggapi cuitan dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait dua pemimpin negara barat tentang nasionalisme dan globalisme.
Penulis: Vintoko
Editor: Wulan Kurnia Putri
Negara Barat definisikan sendiri apa itu "nasionalisme", yang dinilai tak baik. Sementara negara Non-Barat, termasuk Indonesia, punya definisi lain.
Saya berpendapat keduanya tak perlu dipertentangkan. Globalisme (dulu internasionalisme) & nasionalisme bisa akur & berdampingan.
• Sebut Pilpres 2019 Kehilangan Makna, Fahri Hamzah: Ayolah KPU yang Kreatif Dikit Dong
Nasionalisme perlu diartikan sebagai "cinta bangsa". Setiap bangsa tentu punya "rasa, semangat, & wawasan kebangsaannya" masing-masing.
Andaikata kini negara-negara hidup dalam "perkampungan global" (global village), tetap saja miliki rumah sendiri. Rumah itulah "kebangsaannya".
Tak salah jika ada yang katakan "kepentingan bangsalah" yang harus diutamakan, sepanjang tidak merugikan & memusuhi bangsa lain.
Saya setuju dengan pandangan Bung Karno ~ hakikatnya nasionalisme & internasionalisme miliki hubungan positif & tak harus bermusuhan.
• Tiba di Batam, Maruf Amin Disambut Gubernur dan Kapolda Kepri
Yang penting kita tak anut "narrow nationalism" yang tak peduli terhadap kepentingan bersama (shared interests) bagi dunia yang damai, adil, & sejahtera.
Partai Demokrat (yang saya gagas & dirikan) berpaham "Nasionalis-Religius" ~ "partai kebangsaan yang ber-Ketuhanan", menuju Indonesia Maju," tulis SBY.

SBY menanggapi argumen antara para pemimpin Negara Barat tentang nasionalisme dan globalisme, Rabu (14/11/2018). (Kolase Capture Twitter @SBYudhoyono)
(TribunWow.com/ Rekarinta Vintoko)