Breaking News:

Kabar Tokoh

Pidato di Ulang Tahun PSI, Grace Beri Perbedaan Politisi PSI dengan Politisi Genderuwo dan Sontoloyo

Grace Natalie dalam pidatonya saat ulang tahun PSI yang ke-4 mengungkit mengenai politik genderuwo dan sontoloyo

Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Tribunnews.com/ Chaerul Umam
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie saat memberikan pidato sambutan di HUT PSI ke-4 di ICE BSD, Tangerang, Minggu (11/11/2018). 

TRIBUNWOW.COM - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie dalam pidatonya saat ulang tahun PSI yang ke-4 mengungkit mengenai politik genderuwo dan sontoloyo yang sempat dilontarkan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi).

Dilansir TribunWow.com dari saluran Youtube Partai Solidaritas Indonesia, Senin (12/11/2018), saat itu Grace tengah memberikan pidato sambutan di Hari Ulang Tahun PSI ke-4 yang digelar di ICE BSD, Tangerang, Minggu (11/11/2018).

Dalam pidatonya yang bertema "Yang Muda yang Memenangkan Indonesia", ia sempat membandingkan perbedaan mendasar antara generasi optimis dengan politisi lama.

Menurut Grace, politisi lama, atau politisi yang telah tua melihat orang atau negara lain menjadi sebuah ancaman.

Di Ulang Tahun Partai Solidaritas Indonesia, Jokowi Sebut PSI sebagai Unicorn Dunia Politik

"Politisi jaman old melihat orang atau negara lain sebagai ancaman," ujar Grace.

Lanjutnya Grace menilai mereka yang melihat negara lain sebagai ancaman akan memberikan pidato yang aneh-aneh.

Grace juga mengatakan politisi genderuwo itu para politisi yang menyebarkan ketakutan.

"Karena itu jangan heran kalau mereka pidato aneh-aneh. Akan menyetop semua impor lah, bahaya asing lah. Politik gaya lama adalah politik yang menyebar ketakutan. Politisi genderuwo, begitu kalau kata bro Jokowi," ungkap Grace.

Selain itu, Grace juga menyinggung mengenai politisi sontoloyo yang juga pernah disebutkan Jokowi saat saat acara pembagian 5.000 sertifikat lahan di Lapangan Sepakbola Ahmad Yani, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (23/10/2018)

Datangi Ulang Tahun PSI, Ini Ekspresi Jokowi Saat Grace Natalie Bahas Genderuwo hingga Boyolali

Menurut Grace, politikus genderuwo dan sontoloyo tak berbeda.

"Nah biasanya para genderuwo ini satu geng dengan politisi sontoloyo. Politisi yang sukanya menyebar isu SARA, dan hoaks, dan kita bukan mereka," kata Grace.

Menurut Grace, cara politik tersebut berbeda dengan poltik PSI.

Grace mengatakan politik PSI merupakan politik yang optimis, cerdas, kreatif, dan sebagai politik kegembiraan.

"Kita adalah generasi optimis yang meilihat orang atau negara lain sebagai peluang atau kesempatan untuk kerjasama, berkolaborasi."

"Kita selalu berpikir bagaimana caranya agar fashion Indonesia bisa diterima di Paris, musik Indonesia bisa digandrungi di New York, dan animasi bisa diputar di bioskop-bioskop dunia.

Itu perbedaan generasi optimis dengan para sontoloyo, dan genderuwo," sebut Grace yang disambut tawa oleh hadirin yang hadir termasuk juga Jokowi.

Ceritakan Perjalanan Politiknya Di Ulang Tahun PSI, Jokowi: Saya juga Ingin Bro dan Sis Lakukan Itu

"April nanti, kita tunjukkan bahwa kita adalah pemenang Indonesia.

Tunjukkan diri kalian, wajah Boyolali, wajah Aceh, wajah Pekalongan, muka Singkawang, muka Ambon, Papua, kalian semua wajah pemenang, wajah Indonesia."

Diberitahukan sebelumnya, pernyataan Jokowi mengenai ‘politik genderuwo’, ia sampaikan saat membagikan 3.000 sertifikat tanah di GOR Tri Sanja, Kabupaten Tegal, Jumat (9/11/2018), dilansir TribunWow.com dari Kompas.com.

"Cara-cara seperti ini adalah cara-cara politik yang tidak beretika. Masa masyarakatnya sendiri dibuat ketakutan? Enggak benar kan? Itu sering saya sampaikan itu namanya politik genderuwo, nakut-nakuti," kata Jokowi.

"Jangan sampai seperti itu. Masyarakat ini senang-senang saja kok ditakut-takuti. Iya tidak? Masyarakat senang-senang kok diberi propaganda ketakutan. Berbahaya sekali," lanjut dia.

Pernyataan ‘politik genderuwo’ menimbulkan pro dan kontra sejumlah kalangan, termasuk Wakil Ketua DPR Fadli Zon.

Soal Ucapan Politik Genderuwo, Maruf Amin: Kalau Pak Jokowi Bilang Ada Ya Saya Bilang Ada

Fadli Zon menilai ungkapan Presiden ke-7 tersebut semakin tidak terkontrol.

"Tapi dari pilihan kata-kata itu, karena ketika sesorang bicara kan, bahasa itu menunjukkan tingkat peradaban. Jadi kalau seseorang bicara dengan pilihan-pilihan kata itu mewakili sebetulnya peradaban dia," tutur Fadli Zon saat menjadi narasumber dalam program 'Apa Kabar Indonesia Malam' TvOne, Jumat (9/11/2018).

Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Andre Rosiade juga mengomentari ungkapan politisi genderuwo Jokowi, Dilansir TribunWow.com dari Tribun Jambi, Jumat (9/11/2018).

Menurut Andre, istilah politik genderuwo yang dilontarkan Presiden Joko Widodo tak cocok diungkapkan di era milenial.

Menurut Andre, rakyat saat ini lebih takut dengan dengan kondisi ekonomi yang semakin tidak menentu.

"Ini kan era milenial. Masa masih saja bawa-bawa genderuwo? Apalagi genderuwo ini kan hanya mitos," kata Andre melalui keterangan tertulis, Jumat (9/11/2018).

Ia menyayangkan Jokowi kembali berkutat dengan istilah atau mitos yang tidak ada kaitannya dengan skema memperbaiki kondisi ekonomi.

Sementara mengenai politik sontoloyo, hal itu juga merupakan kalimat dari Jokowi untuk menyebutkan politisi yang melakukan praktik yang mengadu domba, fitnah, dan memecah belah untuk meraih kekuasaan, dilansir TribunWow.com dari Kompas.com, Rabu (24/10/2018).

Hal itu diungkapkan Jokowi saat acara pembagian 5.000 sertifikat lahan di Lapangan Sepakbola Ahmad Yani, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (23/10/2018).

"Sebetulnya ini dimulai dari urusan politik, yang sebetulnya setiap lima tahun pasti ada. Dipakailah yang namanya cara-cara politik yang tidak beradab, yang tidak beretika, yang tidak bertata krama Indonesia.

Cara-cara politik adu domba, cara-cara politik yang memfitnah, cara- cara politik yang memecah belah hanya untuk merebut sebuah kursi, sebuah kekuasaan, menghalalkan segala cara," ujar Jokowi.

Amien Rais Sindir Pemimpin Sontoloyo Tak Pikirkan Rakyat, Ruhut Sitompul: Memang Tidak Bercermin

"Makanya saya sampaikan, politikus sontoloyo, ya itu, jengkel saya," lanjut dia.

Jokowi mengaku, selama ini ia menahan diri untuk tak mengeluarkan pernyataan seperti itu.

Akan tetapi, menurut dia, berlangsung cara-cara politik kotor hanya demi meraih kekuasaan baik di tingkat kota, kabupaten, provinsi, bahkan perebutan kursi presiden.

"Saya itu enggak pernah pakai kata-kata seperti itu. Karena saya itu sudah jengkel, keluarlah itu (sontoloyo). Saya tuh biasanya bisa ngerem. Tapi sudah jengkel, ya gimana," lanjut Jokowi. 

(TibunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)

Tags:
Partai Solidaritas Indonesia (PSI)Grace NataliePolitisi GenderuwoPolitisi Sontoloyo
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved