Insiden Surabaya Membara
Bagikan Kisah saat Tragedi, Penonton Surabaya Membara Ungkap Penyebab Belasan Orang Tertabrak Kereta
Sejumlah penonton pertunjukan drama kolosal 'Surabaya Membara' dikabarakan tertabrak kereta. seorang penonton mengungkapkan kronologinya.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Lailatun Niqmah
Menurut Gatut, saat itu KA sudah membunyikan semboyan 35 (seruling lolomotif), dan sudah berupaya mengurangi kecepatan sampai 15 KM/jam.
• Soal Insiden Surabaya Membara, PT KAI Sebut Penyelenggara Tak Berkoordinasi, Ini Tanggapan Panitia
Sedangkan kecepatan normal KA di jalur itu sampai 30 KM/jam.
Gatut juga mengingatkan bahwa ada peraturan yang melarang seseorang berada di jalur kereta api.
Hal ini berdasarkan pasal 181 ayat (1) UU 23 tahun 2007.
Setiap orang dilarang:
a. berada di ruang manfaat jalur kereta api;
b. menyeret, menggerakkan, meletakkan, atau memindahkan barang di atas rel atau melintasi jalur kereta api; atau
c. menggunakan jalur kereta api untuk kepentingan lain, selain untuk angkutan kereta api.
Dijelaskan sebelumnya dari pihak panitia, bahwasannya Ketua Komunitas 'Surabaya Membara' Taufik Monyonk alias M Taufik Hidayat menjelaskan, kejadian kecelakaan penonton di atas viaduk yang tertabrak kereta api di luar kendali pihaknya, dilasnir dari TribunJatim.com, Jumat (9/11/2018).
Taufik mengaku bahkan sudah mengingatkan berulang kali para penonton di atas viaduk.
Viaduk itu bertepatan dengan di atas bangunan kantor gubernur Pemprov Jatim dan Taman Tugu Pahlawan untuk turun.
"Kami sudah mengimbau berulang kali, mereka hanya acungkan jempol. Di luar kendali kita karena lokasi yang kita siapkan di Jalan Pahlawan. Lepas rel di luar pengawasan kita, bahkan penontom sampai Pasar Turi," katanya seusai acara selesai.
TAufik mengaku jarak pandangnya tidak sampai ke arah viaduk.
Menurutnya, dua tiga tahun lalu pada acara yang sama tidak pernah ada kereta yang melintas.
"Memang dua, tiga tahun lalu tidak ada kereta lewat, sampai selesai acara. Saya juga tidak tahu jadwal kereta lewat, kok tadi ada kereta lewat," tambahnya.
Taufik menjelaskan, ini karena antusias masyarakat yang luar biasa besarnya, sehingga mereka memaksa bisa menyaksikan drama kolosal, dari tempat yang memungkinkan meski berbahaya.
(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)