Sri Mulyani: Defisit Transaksi Berjalan Bukanlah Sebuah Dosa
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan kondisi ekonomi Indonesia. Dampak pelemahan nilai tukar rupiah, terjadi defisit transaksi berjalan.
Penulis: Laila N
Editor: Astini Mega Sari
Bertindak selaku moderator Clive Crook dari Bloomberg.
Pada beberapa tahun terakhir, Indonesia mengalami defisit transaksi berjalan (impor lebih besar daripada ekspor), namun itu semua dapat dikompensasi oleh banyaknya arus modal ke Indonesia.
Sehingga secara keseluruhan tetap terjadi surplus transaksi.
Namun pada tahun 2018 ini, defisit tersebut tidak bisa terkompensasi dikarenakan larinya arus modal dari Indonesia sebagai dampak normalisasi ekonomi global yang antara lain dengan adanya kebijakan kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat.
Sehingga sebagai dampaknya terjadi pelemahan pada nilai tukar rupiah.
• Sudjiwo Tedjo Tantang Kubu Jokowi Maafkan Prabowo soal Ucapan Tampang Boyolali
Defisit transaksi berjalan bukanlah sebuah dosa, apalagi untuk negara berkembang seperti Indonesia.
Sepanjang defisit tersebut memang digunakan untuk impor barang-barang yang produktif.
Dengan kondisi pembiayaan keuangan yang semakin mahal dan pengetatan likuiditas ini, pemerintah akan menjadi lebih berhati-hati dalam menentukan prioritas dalam projek pembangunan.
Ini semua dilakukan untuk menyesuaikan dengan perkembangan ekonomi dunia yang akan menuju pada kondisi normal yang baru," tulis Sri Mulyani.
(TribunWow.com/Lailatun Niqmah)