Pesawat Lion Air Jatuh
7 Fakta Terbaru Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610, 14 Jenazah Terindentifikasi
14 Jenazah jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610 berhasil diidentifikasi. Kotak hitam, roda dan turbin pesawat ditemukan. Satu penyelam gugur.
Editor: Lailatun Niqmah
Black box ditemukan 30 meter di bawah permukaan laut setelah tim pencari menemukan sinyal "ping" dari perangkat tersebut.
Saat ini, FDR black box telah dibawa ke laboratorium Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk proses investigasi selanjutnya.
• KNKT Berhasil Unduh 69 Jam Penerbangan Lion Air PK-LQP sebelum Dinyatakan Hilang Kontak
4. Roda dan turbin mesin pesawat ditemukan
Roda pesawat ditemukan tim penyelam dari Dinas Penyelamatan Bawah Air Komando Armada I (Koarmada), Jumat.
Selanjutnya, roda telah tiba di dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu.
Sementara, tim di KRI Banda Aceh menemukan turbin pesawat.
Turbin tersebut telah diantarkan ke Posko Taktis Pelabuhan JICT II Tanjung Priok, Minggu.
5. Pencarian pesawat dan jenazah diperpanjang
Proses evakuasi dan pencarian pesawat Lion Air diperpanjang tiga hari hingga Rabu (7/11/2018).
Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi mengatakan, target utama operasi adalah pencarian jenazah penumpang.
"Ini hari ketujuh, setelah kami evaluasi kami lihat di TKP kami dapatkan berdasarkan masukan dari lapangan, masih begitu banyak jenazah yang ditemukan, sampai 20 kantong, jadi kami memutuskan operasi evakuasi diperpanjang tiga hari sejak besok," kata Syaugi di Pelabuhan JICT II, Tanjung Priok, Minggu.
6. Salah satu penyelam gugur
Salah satu penyelam bernama Syachrul Anto meninggal dunia saat proses pencarian pesawat Lion Air JT 610 di perairan Karawang, Jawa Barat, Jumat. Ia adalah penyelam dari Indonesia Diver Rescue Team (IDRT). Syachrul sempat tak sadarkan diri saat menyelam. Kemudian, ia dibawa ke dermaga JICT 2, Tanjung Priok untuk dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Koja.
Ia dinyatakan meninggal dunia oleh dokter di RSUD Koja. Komandan Satuan Tugas SAR Kolonel Laut Isswarto menduga penyebab gugurnya Syachrul lantaran dekompresi.
"Almarhum menyelam lebih lama dari seharusnya. Sesuai jadwal para penyelam naik jam 16.00, tetapi dia naik 30 menit lebih lama," kata Isswarto.