Terkini Daerah
Diintimidasi Warga, Satu dari Tiga Anak Penderita HIV Berlinang Air Mata Ingin Tetap Bisa Sekolah
Tiga anak penderita HIV yang terdiri dari satu laki-laki dan dua perempuan berinisial H (11), SA (10), dan S (7) kini tak lagi bersekolah.
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Tiga anak penderita HIV yang terdiri dari satu laki-laki dan dua perempuan berinisial H (11), SA (10), dan S (7) kini tak lagi bersekolah setelah diusir di hari pertama mereka masuk sekolah.
Hal ini dikarenakan, wali murid anak-anak di sekolah yang sama tak ingin anak mereka berada satu lingkungan dengan anak penderita HIV tersebut.
"Masyarakat berharap anak-anak tidak di situ. Karena ketiganya tidak berasal dari situ, dan juga masyarakat takut akan menularkan ke anak-anak mereka. Kita ingin adik-adik kita itu memperoleh haknya."
"Mereka anak-anak yang punya hak untuk sekolah dan mendapatkan pendidikan," kata Berlina selaku Sekretaris Eksekutif Komite AIDS KHBP, Minggu (21/10/2018) yang dilansir TribunWow.com dari VOA.
Seorang anak mengaku dirinya sangat ingin kembali bersekolah.
“Saya sedih sekali. Saya inginnya tetap bisa sekolah,” ujar seorang anak sambil berkaca-kaca, Kamis (25/10/2018) sore.
• Bukan HIV, Berikut Ini 10 Virus yang Paling Mematikan di Dunia
Selain ingin bersekolah, anak tersebut juga ingin memiliki teman lagi.
Dengan terbata-bata, anak yang tidak disebutkan identitasnya saat wawancara ini tak kuasa menahan tangis saat ingin kembali memiliki teman.
Ia pilih berlari ke sudut ruangan dan menangis.
Diketahui, Kamis (25/10/2018) adalah batas yang diberikan warga agar ketiga anak itu dipindahkan dari desa mereka.
Namun, hingga kini ketiga anak itu masih berada di rumah asuh.
Anggota Komite AIDS HKBP Diakones Enni Simajuntak membenarkan bahwa hingga batas waktu yang diberikan berakhir, ketiga anak-anak penderita HIV itu masih aman di rumah yang mereka bina.
Enni mengatakan warga tidak melakukan tindakan apapun walaupun waktu yang mereka berikan telah habis masanya.
• 2 Anak Meninggal usai Disuntik di RS Cut Nyak Dhien, Perawat yang Menangani Ternyata Tak Miliki STR
“Seperti permintaan (warga) supaya memindahkan anak-anak dalam tujuh hari, pas hari ini batasnya. Warga tidak ada yang melakukan apa-apa, seperti gugatan dll; karena pada pertemuan di kantor camat yang dihadiri Kapolsek dll sudah ditekankan agar masyarakat tidak melakukan tindakan anarkis yang dapat mengganggu kenyamanan disini. Jadi sampai sekarang memang masyarakat tidak melakukan apa-apa terhadap kami.” ujar Enni.
Namun, anak-anak itu tidak pernah keluar jauh dari rumah bina.