Breaking News:

Pembunuhan Jamal Khashoggi

Ungkap Kasus Pembunuhan Jamal Khashoggi, Penjelasan Presiden Turki Erdogan Menyisakan Banyak Tanya

Meski berjanji akan mengungkap kebenaran kasus Jamal Khashoggi, nyata pidato Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan masih menyisakan banyak tanya.

Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Claudia Noventa
EPA
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan 

TRIBUNWOW.COM - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, berjanji untuk mengungkapkan semua kebenaran tentang kematian jurnalis Jamal Khashoggi.

Dilansir TribunWow.com dari news.com.au, Rabu (24/10/2018), dalam siaran langsung di kantor berita Turki yang ia lakukan kemarin, pemimpin Turki itu mengatakan bahwa kolumnis Washington Post itu adalah korban dari pembunuhan sadis yang direncanakan dengan hati-hati.

Pernyataan ini tentunya sangat bertentangan dengan klaim dari pemerintah Arab Saudi yang menyebutkan bahwa Khashoggi tidak sengaja meninggal dalam "operasi nakal".

Mengutip Express.co.uk, bagian tubuh dari Jamal Khashoggi ditemukan di taman rumah Konsul Jenderal di Istanbul, beberapa jam setelah pernyataan ini disampaikan Erdogan.

Meski begitu, dalam pidato Erdogan nyatanya tidak menyebutkan peran Putra Mahkota Saudi, Mohammad bin Salman, orang yang secara luas diyakini telah mengatur pembunuhan itu.

Arab Saudi Akui sedang Mengalami Krisis karena Kasus Pembunuhan Jamal Khashoggi

Padahal, ia berjanji bahwa tidak ada yang akan dirahasiakan terkait kasus ini.

Pidato pemimpin Turki ini masih menyisakan banyak pertanyaan yang tak terjawab seperti bagaimana Khashoggi mati, siapa yang memerintahkan operasi itu, hingga sebenarnya bukti apa yang telah diperiksa oleh pihak berwenang Turki, dan mengapa itu tidak disajikan.

Pidato itu juga membuat orang bertanya mengapa tidak ada penyebutan tentang dugaan rekaman audio dan video yang disebutkan dimiliki penyidik ​​Turki terkait pembunuhan itu.

Pidato Erdogan hanya menjelaskan bahwa bukti yang dikumpulkan Turki sejauh ini menunjukkan Khashoggi terbunuh secara sadis.

"Untuk mencoba dan menyembunyikannya akan menjadi penghinaan terhadap kemanusiaan," kata Erdogan dalam pidatonya.

"Jangan lupa bahwa bangunan ini berada di dalam perbatasan Republik Turki," tambahnya.

Menurut Erdogan, pada tanggal 1 Oktober sebuah tim yang terdiri dari tiga orang asal Saudi tiba di Istanbul dengan penerbangan komersil, di mana mereka menetap di sebuah hotel.

Pada 2 Oktober, yaitu hari ketika Khashoggi meninggal, 12 orang Saudi lainnya tiba di Istanbul dalam dua kelompok terpisah, satu di antaranya adalah jenderal Saudi.

Sebelum kedatangan Khashoggi di konsulat Saudi, kamera keamanan di dalam gedung konsulat diputuskan.

"Hal pertama yang mereka lakukan adalah menghapus hard disk dan kamera konsulat," terang Erdogan.

Halaman
123
Tags:
Jamal KhashoggiArab SaudiTurkiRecep Tayyip ErdoganPembunuhan Jamal Khashoggi
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved