Pembunuhan Jamal Khashoggi
Raja Salman dan Putra Mahkota Bertemu Anak Jamal Khashoggi, Sejumlah Tokoh Mengecam dan Marah
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dan Raja Salman telah dikabarkan mengundang ke istana anak wartawan senior Jamal Khashoggi.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Wulan Kurnia Putri
Itu hanya menunjukkan apa yang mengerikan, bocah-bocah yang menjijikkan, yang melakukan sandiwara apa pun," tulisnya dalam bahas inggris.
Dewan Pemahaman Arab-Inggris, Chris Doyle mengatakan kepada Al Jazeera, pertemuan antara anggota keluarga Khashoggi dan kepemimpinan Saudi dirancang untuk membantu reputasi kerajaan Arab Saudi.
"Mereka terlihat murah hati terhadap keluarga, tetapi kami melihat gambar di sini yang berbicara 1.000 kata. Benar-benar menceritakan kisah kesakitan Salah, putra Jamal Khashoggi, dalam pertemuan Raja Salman - dan terutama putra mahkota," kata Doyle.
"Saya pikir banyak orang yang melihat ini di media sosial mengatakan, Anda tahu, ini adalah wajah seorang putra yang menjabat tangan orang yang membunuh ayahnya.
Ini adalah contoh lain dalam situasi ini di mana beberapa orang Saudi gagal menenangkan perang."
Sebelumnya Pihak berwenang Saudi mengatakan mereka telah menangkap 18 tersangka dan memecat para pejabat senior, tetapi putra mahkota itu sejauh ini lolos dari jeratan.
Dia telah berulang kali membantah terlibat dalam pembunuhan itu.
• Sejumlah Negara Bekukan Ekspor Senjata ke Saudi Pasca Kasus Khashoggi,Trump Tunjukkan Sikap Berbeda
Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih juga mengatakan tragedi ini menjadikan negaranya di posisi yang sulit.
"Tidak ada seorang pun di kerajaan itu yang bisa membenarkan atau menjelaskannya. Dari pimpinan ke bawah, kami sangat kecewa dengan apa yang telah terjadi," kata Falih.
Diberitakan sebelumnya oleh Daily Mail, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dalam konferensi pers, Selasa (23/10/2018), mengatakan bahwa Jamal Khashoggi dibunuh secara keji oleh kelompok Saudi.
Menurutnya, pembunuhan keji itu telah direncanakan sebelumnya.
Presiden Turki berusia 64 tahun ini mengatakan bahwa rencana itu bermula saat Saudi mengirimkan beberapa pegawai negara ke Istanbul.
Sistem pengawasan di kantor konsulat Saudi di Istanbul juga dinonaktifkan dengan sengaja.
"Hal pertama yang Saudi lakukan adalah menghapus hard disk dari sistem kamera. Ini pembunuhan politik," kata Erdogan.
Namun, dalam pidato yang disampaikannya dalam konferensi pers tersebut Erdogan tidak menyebut nama Pangeran MBS sama sekali.