Pembunuhan Jamal Khashoggi
Tersandung Kasus Jamal Khashoggi, Putra Mahkota Arab Saudi juga Pernah Tangkap Samar Badawi
Kasus menghilangnya Jamal Khashoggi, membuat dunia internasional memfokuskan perhatian kepada Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Mengenai kasus menghilangnya wartawan Washington Post Amerika Serikat (AS), Jamal Khashoggi, saat mengunjungi Kantor Kedutaan Basar (kedubes) Arab Saudi di Instanbul Turki, Selasa (2/10/2018), masih menyisakan misteri.
Dilansir TribunWow.com dari Washingtonpost.com, Selasa, (23/10/2018), pembunuhan ini juga membuat dunia internasional memfokuskan perhatian kepada Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, yang diduga menjadi otak dibalik pembunuhan Khashoggi.
Mohammed bin Salman yang berusia 33 tahun itu telah dikenal sebagai sosok muda yang kuat sebagai pembaharu perubahan sosial dan ekonomi kerjaan Arab Saudi.
Mohammed telah menjadi pemimpin kerajaan usai ditunjuk sebagai putra mahkota pada Juni 2017 lalu.
Kini, kasus Jamal Khasoggi ini membuat Mohammed kini berada pada situasi yang sulit.
• Motif Pembunuhan Satu Keluarga di Sumut Akhirnya Terungkap, Berikut Fakta-faktanya
Namun, kasus ini bukan yang pertama untuk Mohammed karena dirinya sebelumnya juga pernah melakukan penyekapan.
Sebelumnya, pada bulan Juli tahun 2017, Mohammed pernah menculik seorang aktivis hak-hak perempuan terkemuka, Samar Badawi (37).
Badawi tiba-tiba diseret dari rumahnya dan ditangkap pihak polisi, seperti yang diungkapkan oleh teman Badawi, Yahya Assiri.
Penangkapan Badawi itu tak diketahui publik lantaran para tetangga yang melihatnya dipaksa menandatangani perjanjian untuk tidak pernah mengaku apa yang telah mereka lihat.
Namun, hingga kini tak pernah ada pernyataan jelas mengenai dugaan kasus kejahatan atau alasan Badawid ditahan.
Tak sendirian, Badawi ditangkap dengan 7 aktivis hak-hak perempuan lainnya.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengungkapkan, penangkapan Badawi adalah simbol penindasan yang dilakukan oleh Putra Mahkota Mohammad bin Salman terhadap mereka yang dianggap menantang otoritasnya.
"Dia berusaha membungkam semua orang," kata Assiri.
"Tidak ada pembela hak asasi manusia yang masih bebas di Arab Saudi. Mereka semua di balik jeruji."
Sementara itu, kini kasus Khashoggi - dan penangkapan pada tahun lalu Badawi dan puluhan aktivis hak asasi manusia dan hak-hak perempuan lainnya, membawa perhatian baru dan menambah catatan aksi yang dilakukan Mohammed.
• Jamal Khashoggi Hilang Tanpa Jejak, Ini Dugaan Kriminolog dan Ahli Forensik Turki
Para pejabat Saudi telah mengakui bahwa Khashoggi, yang menyumbangkan kolom opini ke The Washington Post, dibunuh oleh agen Saudi.