Breaking News:

Kabar Tokoh

Jokowi Minta Semua Pihak Akhiri Politik Kebohongan, Fadli Zon: Imbauan kepada Pendukungnya Sendiri

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon menilai Presiden Jokowi sedang menyindir diri sendiri saat mengimbau untuk mengakhiri politik kebohongan.

Penulis: Vintoko
Editor: Claudia Noventa
Grafis Tribunwow/Kurnia Aji Setyawan
Fadli Zon - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra 

TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, turut memberikan tanggapan terkait pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta politisi untuk menghentikan politik kebohongan.

Hal itu diungkapkan Fadli Zon saat menjadi narasumber dalam program 'Kabar Petang' di tvOne, pada Senin (22/10/2018).

Fadli Zon mengatakan, Presiden Jokowi saat meminta untuk mengakhiri politik kebohongan itu tengah berbicara di hadapan para pendukungnya.

Jokowi Bicara Politik Kebohongan, Akbar Faisal: Peringatan Penting bagi Kita Semua

Untuk itu, dirinya menilai, Jokowi sedang menyindir diri sendiri saat mengimbau untuk mengakhiri politik kebohongan.

"Saya kira begini pertama, Pak Jokowi itu berbicara di depan para pendukungnya, berarti imbauan kepada pendukungnya sendiri," ungkap Fadli Zon.

"Jadi kalau saya melihat, itu sebetulnya menyindiri diri sendiri apa yang disampaikan itu," imbuhnya.

Lebih lanjut, Fadli Zon menyindir jika pemerintah saat ini sedang melakukan politik kebohongan lantaran banyak janji yang belum terealisasi.

"Saya kira kita bicara politik kenegaraan apa yang dimaksud dengan bohong itu. Bohong itu adalah kalau berjanji, dia tidak menepati janjinya, atau apa yang disampaikan tidak kemudian terealisasi," ujar Fadli Zon.

Lantas, dirinya mencontohkan pertumbuhan ekonomi hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar yang semakin melemah.

"Itu namanya hoaks bukan? itu namanya berbicara soal kebohongan, rakyat dijanji-janjikan sesuatu yang tidak pernah terealisasi, nah ini adalah politik kebohongan," ungkap Fadli Zon.

Sebut Pembunuhan Khashoggi sebagai Operasi Kejahatan, Menlu Saudi Sampaikan Permintaan Maaf Resmi

Sebelumnya, anggota DPR RI dari Partai Nasdem, Akbar Faizal mengatakan pernyataan Jokowi menjadi peringatan yang penting bagi masyarakat Indonesia termasuk para politisi.

Menurutnya, berita kebohongan atau hoaks itu ada di sekitar masyarakat dan sudah memasuki tahapan yang mengkhawatirkan.

"Ini peringatan yang penting bagi kita semuanya. Mau diakui atau tidak, kebohongan, hoaks itu ada di antara kita, dan sejujurnya sudah sampai pada tahapan yang mengkhawatirkan," kata Akbar Faisal.

Anggota Tim Pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin itu juga menegaskan, politik kebohongan tidak membuat pihak manapun dimenangkan.

"Tak ada yang dimenangkan, disenangkan, dihormatkan dengan kebohongan-kebohongan ataupun hoaks," ujar Akbar Faisal.

"Saya rasa ini adalah ungkapan yang perlu disampaikan tidak hanya oleh seorang presiden Pak Jokowi tapi juga oleh kita para politisi," imbuh dia.

Soal Dana Kelurahan yang Dikeluarkan Jelang Pilpres, Pramono Anung: Untuk Rakyat Masa Tidak Boleh

Sementara dikutip dari Tribunnews.com, Presiden Jokowi mengingatkan semua pihak mengakhiri politik kebohongan selama Pemilu 2019.

Hal Ini disampaikan di puncak perayaan HUT Partai Golkar ke-54 di JIExpo Kemayoran.

"Di masa Pileg dan Pilpres bahwa yang kita lakukan bukan perang demokrasi, tapi perayaan atau pesta demokrasi," kata Jokowi, Minggu (21/10/2018).

Jokowi menuturkan, pesta atau perayaan demokrasi seyogianya diisi dengan adu prestasi dan gagasan, bukan sebaliknya melakukan caci maki apalagi kebohongan.

"Kita harus akhiri politik kebohongan, politik yang merasa benar sendiri, dan mari perkuat politik pembangun, politik kerja, politik berkarya, pembangunan bangsa untuk menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," papar Jokowi.

Sebelum Dibunuh, Jamal Khashoggi Sempat Ditelepon dan Diminta Kembali oleh Putra Mahkota Arab Saudi

Sebelumnya diberitakan Tribunnews.com, Presiden Jokowi mengingatkan semua pihak mengakhiri politik kebohongan selama Pemilu 2019.

Hal Ini disampaikan di puncak perayaan HUT Partai Golkar ke-54 di JIExpo Kemayoran.

Tak Mau Laporkan setiap Hoaks soal Dirinya, Jokowi: Kalau Saya Kejar Ratusan Ribu Orang Kena Hukum

"Di masa Pileg dan Pilpres bahwa yang kita lakukan bukan perang demokrasi, tapi perayaan atau pesta demokrasi," kata Jokowi, Minggu (21/10/2018).

Jokowi menuturkan, pesta atau perayaan demokrasi seyogianya diisi dengan adu prestasi dan gagasan, bukan sebaliknya melakukan caci maki apalagi kebohongan.

"Kita harus akhiri politik kebohongan, politik yang merasa benar sendiri, dan mari perkuat politik pembangun, politik kerja, politik berkarya, pembangunan bangsa untuk menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," papar Jokowi.(TribunWow.com/ Rekarinta Vintoko)

Tags:
JokowiFadli ZonPolitik KebohonganPemerintah
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved