Tips Kesehatan
Waspada, Lebih dari 90 Persen Garam Meja Mengandung Mikroplastik
Lebih dari 90 persen garam meja di berbagai benua mengandung mikroplastik yang dapat mengganggu metabolisme serta fungsi hati dan ginjal.
Penulis: Ifa Nabila
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNWOW.COM - Penelitian terbaru menyebut jika mikroplastik telah menjadi polusi lingkungan yang menyebar, mulai dari botol minuman hingga garam meja.
Dilaporkan lebih dari 90% garam meja yang mengandung garam lautan mengandung paling banyak mikroplastik dibanding dengan garam jenis lain, seperti garam danau dan garam batu.
Dilansir TribunWow.com dari gizomodo.com pada Sabtu (20/10/2018), dalam Jurnal Environmental Science and Technology, peneliti dari Incheon National University dan Greenpeace East Asia menguji 39 merk garam meja dari Benua Amerika, Afrika, Asia, dan Eropa.
Dalam sampel tersebut turut terlibat juga 28 merk garam laut dari enam benua.
Hasilnya membuktikan jika 36% mengandung mikroplastik dan Benua Asia menduduki posisi tertinggi yang tercemar.
• Ternyata Tidak Berolahraga Lebih Bahaya untuk Kesehatan Dibandingkan Merokok
Tim peneliti juga menemukan tingkat pencemaran mikroplastik dalam garam laut yang berasal dari negara-negara di Asia paling tinggi.
Diberitakan Kompas.com pada Sabtu (16/3/2018), menurut ahli lingkungan hidup dari Universitas Sebelas Maret, Prabang Setyono, mengungkap jika mikroplastik yang terakumulasi dalam tubuh akan mengganggu metabolisme.
Jika kandungan mikroplastik pada garam di Asia lebih tinggi, bukan berarti garam dari daerah lain akan terbebas dari kandungan mikroplastik.
Hal ini dikarenakan mikropastik yang sudah menyebar menjadi polusi.
Selain garam, sebuah organisasi jurnalisme Orb Media menemukan 93% merk air minum dalam kemasan mengandung mikroplastik.
• 5 Tips Rahasia saat Diet agar Tubuhmu Tetap Sehat dan Bugar, Cobain Yuk!
Budiawan, seorang ahli toksikologi kimia dari Universitas Indonesia menyebut bahwa kandungan dalam mikroplastik sulit terurai.
"Jika kandungan mikroplastik masuk ke dalam tubuh, ia akan tertahan di dalam organ dan sulit disekresikan (dikeluarkan). Akibatnya, organ tubuh bisa terganggu," kata Budiawan
Budiawan memberi contoh, apabila mikroplastik masuk ke dalam organ, seperti ginjal atau hati, sangat mungkin akan mengganggu fungsi kerja ginjal dan hati.
Lantaran kandungan mikroplastik ini sulit dideteksi tanpa dilakukan penelitian terlebih dahulu, alangkah lebih baik jika mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang berpotensi mengandung mikroplastik.
(TribunWow.com/Ifa Nabila)