Breaking News:

Gempa Bumi

ADB Tawarkan Utang Kepada Jokowi saat AM IMF-WB 2018 untuk Penanganan Pascagempa Sulteng

ADB mengaku menawarkan pinjaman uang sebesar 1 miliar dolar AS, untuk penanganan pasca bencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah

Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
setkab.go.id
Presiden ADB Takehiko Nakao didampingi tokoh perbankan Indonesia, Sigit Pramono, menjawab wartawan di BNDCC, Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10/2018) siang. 

TRIBUNWOW.COM - Presiden Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB), Takehiko Nakau menawarkan peminjaman uang kepada Indonesia di sela pertemuannya dengan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi).

Dilansir TribunWow.com dari laman Sekretariat Kabinet RI (setkab.go.id), Jumat (12/10/2018), hal itu ia sampaikan pada agenda Annual Meeting IMF-World Bank Group, di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10/2018) siang.

Takehiko mengaku menawarkan pinjaman uang sebesar 1 miliar dolar AS, untuk penanganan pasca bencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018).

“Jadi, 5 ratus juta (juta dolar) dukungan anggaran, dan 5 ratus juta dukungan proyek untuk air, sanitasi, listrik, jembatan, sekolah dan sebagainya,” kata Takehiko.

Ia melanjutkan, jika memungkinkan meminjamkan diatas 2 miliar dolar AS, itu menjadi hal yang biasa, dan akan segera diproses secepatnya.

“Kami perlu persetujuan dewan untuk ini, tetapi kami ingin memproses pinjaman ini dengan cepat,” ucap Takehiko.

Soal Pidato Prabowo Make Indonesia Great Again, Pengamat Politik: Ada Plus-Minusnya

Sebelumnya, Takehiko menilai bahwa secara umum kondisi ekonomi makro sangat kuat, dengan tingkat pertumbuhan lebih dari 5% atau di atas pertumbuhan internasional sebesar 3%.

“Jadi, mereka mengatur kondisi makro ekonomi yang stabil,” ujarnya usai bertemu Jokowi.

Sementara mengenai merosotnya nilai rupiah, Takehiko menilai bahwa nilai tukar mata uang Indonesia itu telah mengalami depresiasi yang berlebihan, dan tidak menunjukkan nilai fundamentalnya.

“Itu karena sentimen spekulatif, karena efek kebijakan cadangan federal (Bank Sentral AS), dan beberapa masalah karena alasan lain, maksud saya dalam ekonomi makro yang muncul,” jelas Takehiko.

Disisi lain, Mantan Direktur LP3ES Rustam Ibrahim mengungkapkan, pada sebuah rangkaian acara IMF-World Bank Annual Meeting 2018, Indonesia berhasil mendapatkan investasi dengan nilai ratusan triliun rupiah.

Pemerintah melalui 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menandatangani perjanjian kerja sama investasi dengan berbagai perusahaan internasional, dilansir TribunWow.com dari Kompas.com, Kamis (11/10/2018).

Diketahui, investasi tersebut adalah untuk proyek-proyek infrastruktur di Indonesia.

Kerja sama ini disepakati dalam salah satu rangkaian acara IMF-World Bank Annual Meeting 2018 yang berlangsung di Bali.

Ini Sosok Pemilik Jubah Game of Thrones yang Dikenakan Jokowi di Meme HBO Asia

Hal senada juga disampaikan oleh Menteri BUMN Rini Soemarno.

"Siang ini, kami menyaksikan kerja sama penandatanganan investasi dan pembiayaan antara 14 BUMN dengan investor dan lembaga keuangan untuk 19 transaksi dengan nilai kesepakatan mencapai 13,5 miliar dollar AS atau setara Rp 202 triliun," kata Menteri BUMN Rini Soemarno melalui sambutannya di hadapan para investor saat Signing Ceremony Indonesia Investment Forum 2018, Kamis (11/10/2018) siang.

Halaman
12
Tags:
Gempa dan tsunami PaluGempa di Sulawesi TengahAsian Development BankPresiden Joko Widodo (Jokowi)IMF-World Bank Annual Meeting
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved