Gempa Bumi
Jokowi Bilang Tak Lihat Ada Penjarahan pasca Gempa, Zara Zettira: Jangan Disangkal Nanti Blunder
Jokowi menyebut jika yang terjadi adalah toko-toko ada yang memberikan barang-barang mereka untuk para korban.
Penulis: Laila N
Editor: Claudia Noventa
Dikutip dari wartakotalive.com, Sabtu (29/9/2018), sejumlah warga di Kota Palu dikabarkan mulai menjarah toko, dan warung di sejumlah titik di pusat kota.
Wahyudi, warga Taipa, Palu Barat, melaporkan sejumlah kompleks toko yang bangunannya rubuh, barangnya diambil tanpa dibayar.
"Mungkin warga kelaparan, sebab belum ada kepastian sampai kapan guncangan gempa," ujar Wahyudi.
• Jokowi Buka Akses Bantuan Asing untuk Bencana di Sulawesi Tengah
Bantahan Pemerintah
Kabar tersebut pun langsung ditepis oleh pemerintah, baik oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dan Palingma TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Hadi Tjahjanto mengatakan jika toko swalayan, minimarket atau supermarket memang dibuka untuk warga.
"Penjarahan tidak ada. Jadi seluruh supermarket di sana itu dibuka untuk diserahkan pada masyarakat. Tidak ada penjarahan," ujar Hadi, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu (30/9/2018), dilansir dari Tribunnews.
Terkait pengawalan pihak kepolisian, Hadi menuturkan jika hal ini adalah untuk upaya pengamanan lokasi bencana, bukan penjarahan.
Menurut Hadi, pengamanan dilakukan agar bantuan yang disalurkan bisa tiba dengan aman ke tangan para korban gempa dan tsunami.
"Bukan berarti ada penjarahan, bukan. Tapi paling (tidak) memastikan aman sampai dengan masyarakat," sambung Hadi.
Senada dengan Hadi Tjahjanto, Tjahjo Kumolo juga membantah adanya penjarahan toko di Palu.
Tjahjo menjelaskan, halaman yang menjadi tempat pengungsian terdapat toko yang roboh, sehingga makanan dan minumannya berhamburan.
"Kemudian diambil masyarakat, jadi bukan penjarahan," kata Tjahjo dalam siaran persnya di Jakarta, Minggu (30/9/2018), seperti yang diinformasikan Setkab.
Tjahjo juga menjelaskan saat dirinya meninjau korban bencana yang dirawat di rumah sakit, pada Sabtu (29/9/2018), dia melihat warga korban gempa memerlukan bantuan segera dan saat itu semua toko tutup, dan listrik juga padam.
Sehingga, dalam rapat koordinasi ia meminta Pemerinta Daerah (Pemda) untuk memfasilitasi makanan dan minuman bagi korban gempa.