Fadli Zon: Tak Heran Kalau Ada yang Mengatakan IMF Sebagai Institut Penderitaan dan Kelaparan
Wakil ketua DPR, RI, Fadli Zon turut menolak keikutsertaan Indonesia pada IMF yang rencana akan diadakan di Bali, Oktober.
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNWOW.COM - International Monetary Fund (IMF) atau Dana Moneter Internasional difungsikan untuk mendorong stabilitas keuangan internasiobal dan kerjasama moneter.
Tahun ini, IMF berencana akan diadakan di Nusa Dua, Bali pada Oktober 2018.
Pertemuan yang akan dihadiri 147 negara ini pun tidak terhindar dari pro kontra.
Wakil ketua DPR RI, Fadli Zon turut menolak keikutsertaan Indonesia pada IMF tersebut.
Hal ini diungkapkan Fadli Zon melalui Twitter miliknya, @Fadlizon, Jumat (28/9/2018).
Berikut ini dari Fadli Zon yang menganggap ada beberapa indikator kegagalan IMF di Indonesia.
• Fadli Zon Sebut Soeharto Bapak Pembangunan, Juli Antoni: Bagaimana Perasaan para Aktivis 98?
"Siang tadi di @DPR_RI saya menjadi narsum pada diskusi publik Narsum Diskusi Publik di yang diselenggarakan oleh Gerakan Rakyat Menentang IMF.
Saya akan kultweet beberapa indikator kegagalan IMF di Indonesia.
Krisis ekonomi melanda Asia dimulai di Thailand pada 2 Juli 1997.
Tanggal 8 Juli 1997, nilai rupiah mulai merosot perlahan-lahan.
Saat itu Indonesia masih berpegang pada sistem nilai tukar mata uang terkendali.
Tanggal 4 Agustus 1997, sistem terkendali ini dibubarkan dan diganti dengan sistem mengambang (floating).
Nilai tukar rupiah ternyata makin jatuh.
Stanley Fischer yang ketika itu menjabat Deputi Managing Director IMF menyatakan bhw fundamental ekonomi Indonesia kuat, dan dgn dukungan kebj fiskal n moneter yg hati-hati akan mmbuat Indonesia kembali ke posisi performa ekonomi yg impresif spti bbrp tahun belakangan.
Pernyataan Fischer ini diikuti optimisme bhw dgn IMF, ekonomi Indonesia bs pulih dlm waktu tiga bulan.