Fadli Zon: Tak Heran Kalau Ada yang Mengatakan IMF Sebagai Institut Penderitaan dan Kelaparan
Wakil ketua DPR, RI, Fadli Zon turut menolak keikutsertaan Indonesia pada IMF yang rencana akan diadakan di Bali, Oktober.
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Wulan Kurnia Putri
Dalam syarat pinjaman jangka pendek, IMF pada dasarnya menekankan kebijakan: (a) devaluasi nilai tukar uang, unifikasi dan peniadaan kontrol uang; (b) liberalisasi harga: peniadaan subsidi dan kontrol; (c) pengetatan anggaran.
Sedangkan untuk jangka panjang, kbjk yg ditekankan adlh: (a) liberalisasi perdagangan: mengurangi dan meniadakan kuota impor dan tarif; (b) deregulasi sektor perbankan sebagai 'program penyesuaian sektor keuangan'; (c) privatisasi perusahaan-perusahaan milik negara;
privatisasi lahan pertanian, mendorong agribisnis; reformasi pajak: memperkenalkan/meningkatkan pajak tak langsung; (f) mengelola kemiskinan melalui penciptaan sasaran dana-dana sosial.
Awal Januari setelah pemerintah mengumumkan RAPBN 1998/1999 yg dianggap terlalu optimistik, rupiah jatuh ke angka Rp 10.000 per USD. Pada 15 Januari 1998, lalu Presiden Suharto menandatangani LoI yg kedua.
Hasilnya hari itu rupiah jatuh 10% dan terus merosot hingga minggu-minggu berikutnya.
Pasar tdk merespon dgn positif LoI kedua ini krn isinya lebih pd skala besar structural adjustment programs (SAPs) dgn konsentrasi menghilangkan cronyism n buka ekonomi Indonesia lebih luas.
LoI ini gagal menyelesaikan masalah utama ketika itu yakni jatuhnya rupiah.
Malah menurut bbrp pengamat, program kedua IMF ini seperti menyiram bensin di api yg tengah menyala.
Tgl 10 April 1998, kesepakatan ketiga ditandatangani, fokusnya tetap pd reformasi ekonomi mikro, tdk fokus pada krisis mata uang yg tengah terjadi.
Tanggal 4 Mei 1998, pemerintah, atas tekanan dari IMF, menaikkan harga BBM sampai 71% yg berlaku tengah malam.
Malam itu Jakarta dan sekitarnya mengalami kemacetan total hingga ke daerah pinggiran, di Cibubur hingga Cimanggis. Pom bensin diserbu oleh ribuan orang untuk mengisi tangki kendaraan sebanyak-banyaknya.
Tarif listrik secara gradual juga dinaikkan.
Rakyat semakin tertekan, dlm bbrp bulan mereka bertambah miskin hingga ratusan persen akibat mata uang yg kian jatuh.
Instabilitas semakin merajalela dan menemukan momentumnya pada Peristiwa Trisakti, 12 Mei 1998, empat mahasiswa tewas ditembak aparat polisi.