Pilpres 2019
Andi Arief Sebut Pendukung Jokowi Provokasi Deklarasi Kampanye Damai Jadi Pilpres Anarkis
Andi Arief akan mengambil sikap apabila Projo tidak segera meminta maaf dan jika aparat keamanan tidak menindak lanjut.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Lailatun Niqmah
Lebih lanjut, tulis Ferdinand, Demokrat menyatakan bahwa deklarasi damai tersebut gagal.
"Edaran KPU melarang Partai membawa alat peraga kampanye berlebihan krn disediakan olh KPU.
Namun kehadiran Relawan dan alat peraga kampanye partai pendukung Jokowi telah mengganggu deklarasi damai kali ini," tulis Ferdinand.
"Kami Partai @PDemokrat menyatakan protes kpd KPU atas ketidaknyamanan Deklarasi damai pagi ini, dmn acara Parpol justru terganggu olh hadirnya Relawan yg berteriak2 disamping kendaraan pak SBY.
Atas peristiwa ini, SBY menyatakan protes.
• SBY Walk Out, Dahnil Anzar: Pendukung Jokowi Ciderai Kampanye Damai Pemilu 2019
Kami nyatakan deklarasi damai gagal."
Sekretaris Divisi Hubungan Luar Negeri DPP Partai Demokrat Redi Susilo dan Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean melalui laman Twitter mereka, juga menyampaikan penjelasan terkait walk outnya
SBY dari deklarasi kampanye damai.
Redi Susilo tampak mengunggah video berisi SBY dan sang anak Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) yang sedang berjalan kaki.
• Mahfud MD: Tidak Boleh Sebuah Ormas Menghalangi atau Membubarkan Acara, Hormatilah Hukum
Redi menuliskan, SBY memilih walk out sebagai bentuk protes atas tidak tertibnya kampanye damai yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Dijelaskan Redi, ini dikarenakan terdapat atribut dan simbol partai yang berlebihan dalam kampanye damai tersebut.
"Sebagai bentuk protes atas tdk tertibnya kampanye damai yg diselengarakan @KPU_RI disilang monas @SBYudhoyono memilih walk out dan balik kanan.
Seharusnya belum ada atribut dan simbol partai yg berlebihan kecuali yg telah disediakan KPU," tulis Redi melalui akun @MrReady3.
(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)