Pilpres 2019
Romahurmuziy Ungkap Alasan Jokowi-Maruf Lebih Unggul dan Bandingkan dengan Pilpres 2014
Ketua Umum PPP M Romahurmuziy angkat bicara soal peluang pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.
Penulis: Vintoko
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Ketua Umum PPP, M Romahurmuziy, angkat bicara soal peluang pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin terkait Pilpres 2019.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan melalui akun Twitter-nya, @MRomahurmuziy, yang ditulis Kamis (20/9/2018).
Romahurmuziy mengatakan, di atas kertas peluang pasangan capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin mendapatkan suara lebih besar dibanding Pilpres 2014 lalu.
• Update Polling Pilpres 2019 yang Dibuat Mata Najwa, Prabowo Unggul 16 Persen dari Jokowi
Lantas dirinya, membeberkan beberapa poin yang mempengaruhi perolehan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin lebih besar.
Romahurmuziy juga membandingkan dengan perolehan suara yang diraup pasangan Prabowo Subianto dengan Hatta Rajasa waktu Pilpres 2014.
Berikut cuitan lengkap Romahurmuziy terkait peluang perolehan suara pasangan capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf:
"1. Pertarungan Pilpres 2019 sgera dimulai setelah penetapan Capres-Cawapres 20 Sep. Di atas kertas, kemenangan pak @Jokowi sepertinya akan kembali berulang dg selisih angka yg lebih besar dibanding Pilpres 2014.
2. Pada Pilpres 2014, @Jokowi menang dengan selisih sekitar 9jt suara. Itu saja dg sejumlah modal politik yg mestinya mendukung kemenangan @prabowo. Apa saja itu?
3. Pertama, kecuali Gerindra, 4 parpol koalisi pemerintah 2014 adalah pengusung @prabowo. Bisa dikatakan, koalisi pemerintah adalah incumbent, yg selalu mendapat keuntungan politik. Sementara @jokowi 2014 hanya diusung 4 parpol, hampir semuanya oposisi.
4. Kedua, cawapres @prabowo, yaitu pak Hatta Rajasa, bisa dianggap sbg incumbent krn menjabat Menko Perekonomian dan besan presiden @SBY. Saat itu, posisi sbg incumbent mengantarkan elektabiltas @prabowo naik tajam hingga hampir mengalahkan @jokowi
5. Ketiga, kepala daerah dr 4 parpol pemerintah di 2014, semua jd ketua tim kampanye @prabowo. Sbg contoh saat itu, Gubernur Sumbar (PKS) & Gubernur Banten (Golkar). Jadi klo hr ini ada yg ributkan dukungan kepala daerah kpd @jokowi,perlu me-refresh memori
• KPU Tetapkan Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandiaga sebagai Capres-Cawapres dalam Pilpres 2019
6. Nah, di tengah modal politik yg begitu kuat, @prabowo kalah sekitar 9jt suara di 2014. @jokowi unggul di 24 provinsi, dan @prabowo unggul hanya di 10 provinsi. Sekarang, 2019, peta politiknya sdh jauh berubah
7. 10 dr 34 provinsi @prabowo unggul 2014, saat ini kepala daerahnya adalah: ACEH (PD), SUMBAR (PKS), RIAU (PAN), SUMSEL (Nasdem), JABAR (PPP), BANTEN (PD), NUSA TENGGARA BARAT (PKS), KALSEL (PG), GORONTALO (PG), MALUKU UTARA (PPP atau PDIP tunggu PSU)
8. Mengapa sy katakan diatas kertas @jokowi unggul 2019? Pertama, dr 10 provinsi @prabowo unggul 2014, 5 provinsi sdh dikendalikan partai koalisi pemerintah pada #Pemilu2019. Dari sini saja, peta sdh terlihat berat sebelah ke @jokowi
9. Kedua, sbagaimana Prabowo-Hatta 2014, @jokowi adalah incumbent shg scr politik bisa menyampaikan keberhasilan & pemenuhan janji. Petahana punyai keunggulan promosi, penantang punyai senjata demosi. Makanya, penantang selalu menyerang dan menjatuhkan
10. Ketiga, dukungan kepala daerah terus mengalir kpd @jokowi, menunjukkan 2 hal: mrk mengakui kerja nyatanya dan itu bentuk pengakuan proyeksi kemenangan 2019 ada di @jokowi. Salah satu yg teranyar dukungan kepala daerah se-Jatim
11. Keempat, @jokowi merevolusi cara bekerja birokrasi dr berbasis peraturan mjd berbasis penyelesaian masalah. Ini yg menjadikan pembangunan infrastruktur berderap pada laju yg tak pernah terjadi sejak Indonesia merdeka
12. Kelima, alih-alih menanggapi komentar kaum nyinyiriyyin dan nyinyiriyyat, @jokowi terus berbenah menyelesaikan seluruh janji kampanye yg blm tuntas dg kerja nyata. Masalah republik ini terlalu banyak utk selesai dlm 5 th, karenanya solusinya satu saja ... #2019TetapJokowi," tulis Romahurmuziy.
Sementara itu diberitakan Kompas.com, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sebagai pasangan calon presiden yang berkompetisi dalam Pemilu Presiden 2019.
Penetapan ini dilakukan setelah KPU melakukan verifikasi dokumen dan melihat hasil tes kesehatan kedua pasangan tersebut.
"Dua pasangan calon yang telah mendaftar ke KPU Joko Widodo-Ma'ruf Amin serta Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dinyatakan memenuhi syarat sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden peserta pemilu 2019," kata Ketua KPU Arief Budiman dalam jumpa pers di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta, Kamis (20/9/2018).
• Kepala Daerah Ramai Nyatakan Dukungan ke Jokowi, Pengamat Politik: Jangan Bangga Dulu
Penetapan tersebut dituangkan dalam keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 1131/PL.02.2-KPT/06/IX/2018 tentang penetapan calon presiden dan calon wakil presiden pemilihan umum tahun 2019.
Pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin diusung PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Nasdem, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Hanura.
Sementara pasangan Prabowo-Sandiaga diusung Partai Gerindra, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional dan Partai Keadilan Sejahtera. (TribunWow.com/Rekarinta Vintoko)