Viral Medsos
Tanggapi Cuitan Dino Patti Djalal, Ferdinand Hutahaean: Mereka Takut Kehilangan Uang dan Kekuasaan
Postingan itu terkait dengan pemberitaan media asing Asia Sentinel yang menyudutkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Penulis: Laila N
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNWOW.COM - Kadiv Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean tampak menanggapi postingan mantan Wakil Menteri Luar Negeri (Menlu) Dino Patti Djalal.
Postingan itu terkait dengan pemberitaan media asing Asia Sentinel yang menyudutkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dilansir TribunWow.com, tanggapan Ferdinand Hutahaean tampak dari laman Twitter @LawanPolitikJW yang diunggah pada Sabtu (15/9/2018).
Awalnya, Dino yang juga mantan juru bicara presiden Era SBY ini mengatakan jika penarikan berita oleh Asia Sentinel membuatnya teringkat dengan sebuah pepatah.
"Menarik : Asia Sentinel menarik berita fitnah mengenai SBY dari websitenya.
Teringat pepatah : berani karena benar, takut karena salah... #lawanfitnah #belakebenaran," kata Dino.
Ferdinand pun menyebut jika mereka (Asia Sentinel) hanya membentuk opini karena permintaan orang-orang yang merasa terganggu dengan merapatnya SBY ke Prabowo Subianto.
• Soal Debat Pilpres Pakai Bahasa Inggris, Romahurmuziy: Mayoritas Rakyat Kita Gak Ngerti
Lebih lanjut, Ferdinand menilai mereka adalah orang-orang yang takut kehilangan uang dan kuasa.
"Tujuan mrk cm mau membentuk opini krn ini pekerjaan kelompok yg merasa terganggu dgn dukungan dukungan SBY kpd Prabowo.
Mrk@takut kehilangan uang dan kekuasaan," tulis Ferdinand.
Sebelumnya, Ferdinand juga memberikan tanggapan mengenai pemberitaan Asia Sentinel yang menuding ada pemufakatan uang besar era SBY.
Ferdinand menegaskan jika itu semua tidak benar alias fitnah atau hoax belaka.
Lebih lanjut, Ferdinand menduga jika hal ini adalah sebuah operasi asing untuk menghancurkan nama SBY.
"Tuduhan Asian Sentinel kpd @SBYudhoyono dan @PDemokrat patut diduga adlh bagian dr sebuah operasi yg MELIBATKAN PIHAK ASING untuk mengalahkan @prabowo pd pilpres 2019 dgn merusak menghancurkan nama SBY yg mendukung Prabowo.
Ini sinyal kuat tergadainya kedaulatan bangsa.
Sprt Pemilu Amerika yg kemudian diduga melibatkan intelijen dr negara lain utk memenangkan Trump pd pilpres.
Demikian pulalah dugaan skrg thdp operasi penghancuran nama @SBYudhoyono agar @prabowo bs dikalahkan. Haruskah asing dr timur jd penjajah br negeri ini?
Keterlibatan org2 Asia Sentinel menyerang @SBYudhoyono utk kalahkan @prabowo terhubung jelas dr rekam jejak salah satunya di Indonesia.
Bertahun2 di Indonesia dan pernah bekerja di salah satu group media yang skrg teraviliasi sbg pendukung petahana membuat kita patut curiga," tulis Ferdinand.

Tudingan Asia Sentinel
Media Asing Asia Sentinel, Rabu (12/9/2018), menyebut pemerintahan SBY adalah pemerintahan dengan konspirasi kriminal yang sangat besar.
Artikel tersebut ditulis oleh John Berthelsen, editor sekaligus pendiri Asia Sentinel, sebuah media Asia yang berbasis di Hongkong.
Dalam artikel yang diterbitkan Asia Sentinel disebutkan bahwa Pemerintahan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dianggap sebagai pemerintahan dengan konspirasi kriminal yang sangat besar.
Sebanyak 12 miliar dolar Amerika Serikat (AS) uang dari pembayar pajak dicuri dan dicuci melalui bank-bank internasional.
Sementara 30 pejabat pemerintahan disebut terlibat dalam skema konspirasi tersebut.
Tulisannya didasarkan dari laporan hasil investigasi setebal 488 halaman dalam gugatan yang dilayangkan Weston Capital International ke Mahkamah Agung Mauritius pekan lalu.
Laporan berupa analisis forensik atau barang bukti yang dikumpulkan oleh tim penyidik dan pengacara di Indonesia, London, Thailand, Singapura, Jepang dan negara-negara lain juga dilengkapi 80 halaman afidavit atau keterangan di bawah sumpah.
Laporan ini juga melibatkan serangkaian penyelidikan di lembaga keuangan internasional termasuk Nomura, Standard Chartered Bank, United Overseas Bank (Singapore) dan lain-lain.
Laporan itu menyebut banyak penipuan dan korupsi yang terjadi di pusaran PT Bank Century Tbk.
Bank ini direkapitalisasi pada tahun 2008 dan berganti nama menjadi Bank Mutiara.
Bahkan, disebutkan dalam artikel ini Bank Mutiara juga disebut sebagai 'Bank SBY', karena diyakini berisi dana gelap untuk menunjang Partai Demokrat, yang dipimpin oleh SBY.
Artikel menyebutkan konspirasi ini dirancang oleh Kartika Wirjoatmodjo, bankir terkemuka di Indonesia, dan pihak lainnya "dengan maksud menjarah kekayaan Lembaga Penjamin Simpanan dan cadangan asuransi dalam jumlah yang melebihi US $ 1,05 miliar selama 10 tahun".
• Komentari Cuitan Erick Thohir, Faizal Assegaf: Menohok Banget, Semoga Dapat Sadarkan Prabowo-Sandi

Demokrat akan Tempuh Jalur Hukum
Sekjen Partai Demokrat, Hinca Pandjaitan mengungkapkan bahwa pihaknya akan melaporkan situs media asing Asia Sentinel atas pemberintaanya yang menyudutkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Tak hanya menggunggat media tersebut, Demokrat juga akan menggugat John Berthelsen, penulis artikel berjudul Indonesia’s SBY Government: ‘Vast Criminal Conspiracy’.
Lewat unggahan Twitter, Hinca menyatakan bahwa pemberitaan tersebut penuh kebohongan dan fitnah.
Pihaknya akan menggugat Asia Sentinel, John, juga media-media di Indonesia yang ikut menyebarluaskan dan 'menggoreng' pemberitaan itu.
"Selamat malam tweeps saat ini saya selaku Sekjen @PDemokrat akan memberikan pernyataan resmi Partai soal pemberitaan dari Asia Sentinel.
"Kami Partai Demokrat Akan Menggugat Asia Sentinel Dan John Berthelsen
Berikut sikap kami @PDemokrat terkait pemberitaan di Asia Sentinel yang menyatakan Presiden SBY melakukan pencucian uang sebesar US$ 12 Billion dalam bail-out Bank Century:
1. Artikel Asia Sentinel yang ditulis John Berthelsen tersebut sepenuhnya tidak benar dan fitnah yang dibangun dari opini pribadinya. Sumber beritanya diambil dari materi gugatan persidangan di Mauritius antara Weston Capital vs LPS yang sama sekali tdk menyebut SBY & @PDemokrat.
Jika isi gugatan Weston Capital itu benar dan niatnya bukan untuk mencemarkan nama baik SBY, maka kami persilahkan gugatan ini di ajukan di Indonesia. Kami siap menghadapinya. Krn kami yakin sepenuhnya tuduhan itu tak benar ("Century Bank SBY" & "SBY mencuci uang US$ 12 Billion")
John Berthelsen sendiri sudah pernah menulis soal isi gugatan antara Weston dengan LPS ini pada November 2017 dan didalamnya sama sekali tidak menyebut nama SBY dan Partai Demokrat.

2. Terkait Bank Century ini sendiri, secara terang benderang telah kita ketahui bersama : hasil Audit BPKnya telah ada, hasil Pansus di DPR juga ada dan bahkan KPK juga telah melakukan penyidikan.
Dan dalam keseluruhan dokumen yang dihasilkan disetiap proses berbagai lembaga tersebut sama sekali tidak ditemukan ada satupun fakta adanya aliran dana ke @PDemokrat serta SBY mencuci uang sebesar US$ 12 Billion sebagaimana yang ditulis John Berthelsen dalam laporannya.
3. Karena berita ini penuh kebohongan dan fitnah, maka kami akan mengajukan GUGATAN terhadap Asia Sentinel dan penulisnya John Berthelsen. Dan bagi pihak" di Indonesia yg juga "menggoreng" dan menyebarluaskan berita yang penuh fitnah ini akan kami ambil tindakan hukum yang sama," tulis Hinca dalam twitternya, @hincapandjaitan, Jumat (14/9/2018) malam.

(TribunWow.Com/Lailatun Niqmah)