Pilpres 2019
Soal Pantun 'Surga-Neraka' Farhat Abbas, Dedi Mulyadi: Gimmick Politik Hanya Membawa Kebodohan
Setelah membuat pantun untuk capres-cawapres dukungannya, anggota tim kampanye Joko Widodo (Jokowi)-Maruf Amin, Farhat Abbas, menuai banyak kritikan.
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Astini Mega Sari
Gimmick Politik hanya akan membawa pada kebodohan bukan kecerdasan," tulis Dedi Mulyadi.
Sementara itu, diberitakan sebelumnya dari Kompas.com, Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf, Raja Juli Antoni, menyayangkan pernyataan Farhat.
Ia menegaskan bahwa pernyataan Farhat itu tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dianut TKN Jokowi-Maruf.
"Kami akan memberikan teguran internal ke Bang Farhat. Ini bukan narasi Jokowi-Maruf," kata Raja Juli di Sekretariat TKN Jokowi-Maruf, Menteng, Jakarta, Rabu (12/9/2018).
Raja menegaskan, setiap anggota tim kampanye memang mempunyai gaya sendiri-sendiri dalam mengampanyekan pasangan Jokowi-Maruf. Namun, cara-cara yang membawa isu primordial tak bisa dibenarkan.
"Kami tak pernah memainkan isu agama, membangun sentimen primordial, apalagi mengaitkan ini dengan akhirat. Ini soal duniawi, kok," kata Raja.
• Ditegur Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin, Farhat Abbas Minta Maaf
Selain itu, Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Kadir Karding mengaku sudah menegur kader partainya, Farhat Abbas.
Karding mengakui pernyataan Farhat tersebut tidak tepat dan bisa menjadi blunder.
"Itu tidak baik. Itu bisa merugikan Pak Farhat sendiri, merugikan partai, merugikan paslon. Sudah, sudah saya tegur," kata Karding di Sekretariat TKN Jokowi-Maruf, di Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Rabu (12/9/2018).
Begitu mengetahui unggahan Farhat, Karding mengaku langsung menghubungi Farhat via WhatsApp.
Ia meminta Farhat untuk tak lagi membuat pernyataan kontroversial.
"Ya saya bilang, jangan membuat statement yang bisa dimaknai orang maupun dipahami orang itu menghina, membuli kelompok lain," kata dia. (TribunWow.com/ Tiffany Marantika)