Breaking News:

Gejolak Rupiah

Amerika Serikat akan Rilis Data Inflasi, Analis Perkirakan Rupiah Kembali Melemah

Analis Asia Trade Point Futures, Andri Hardianto memperkirakan pada perdagangan selanjutnya, nilai tukar rupiah akan kembali melemah.

Penulis: Qurrota Ayun
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Melemahnya rupiah terhadap dolar AS 

TRIBUNWOW.COM - Rupiah diperkirakan berpotensi melemah setelah perdagangan selanjutnya.

Analis Asia Trade Point Futures, Andri Hardianto, memperkirakan bahwa perdagangan selanjutnya, nilai tukar rupiah akan kembali melemah, dilansir TribunWow.com dari Kontan.co.id, pada Selasa (11/9/2018).

Menurut Andri, perhatian pelaku pasar akan tertuju pada data inflasi Amerika Serikat (AS) di bulan Agustus 2018.

Biro Statustik Tenaga Kerja AS akan merilis data inflasi AS, pada Kamis (13/9/2018).

Inflasi AS diprediksi tumbuh 0,3 persen pada bulan Agustus 2018.

Kriss Hatta Minta Maaf usai Beberkan Urusan Ranjangnya selama Menikah dengan Hilda Vitria

Prediksi tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi AS pada bulan Juli 2018 yang mencapai 0,2 persen.

"Biasanya, rupiah rentan koreksi setelah penutupan pasar dan sentimen eksternal jadi lebih direspons oleh investor," ujar Andri.

Oleh sebab itu, Andri memproyeksikan, pada Rabu (13/9/2018), nilai tukar rupiah akan berada pada kisaran Rp 14.865 hingga Rp 14.895.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sempat melemah, pada Senin (10/9/2018) lalu.

Rupiah melemah sebesar 0,25 persen menjadi Rp 14.857 per dolar AS disebabkan data tenaga kerja yang positif.

Diberitakan sebelumnya dari Kompas.com, Senin (10/9/2018), pelemahan rupiah tak selalu berdampak buruk bagi Indonesia.

Coba Menghindar dari Buruan Fans, Jose Mourinho Malah Jatuh Tersungkur hingga Disoraki

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menganggap secara tak langsung pelemahan rupiah menyumbang penerimaan negara.

Diketahui, nilai tukar rupiah pada Senin (10/9/2018) berada pada kisaran Rp 14.835 per dolar AS, melebihi asumsi makro APBN 2018, yakni Rp 13.500.

Menurutnya, setiap rupiah melemah Rp 100, maka pendapatan negara bertambah Rp 4,7 triliun.

"Dengan postur APBN 2018, Rp 100 dari pelemahan rupiah memengaruhi kenaikan penerimaan kita Rp 4,7 triliun," ujar Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komisi XI di kompleks DPR/MPR RI, Jakarta.

Halaman
12
Tags:
InflasiAnalis BisnisAmerika SerikatRupiah
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved