Breaking News:

Gejolak Rupiah

Yunarto Wijaya Kesal pada Pihak yang Bilang Melemahnya Rupiah sebagai Hal Biasa: Eneg Lihatnya

Yunarto Wijaya merasa kesal atas respon beberapa pihak menyikapi melemahnya nilai rupiah.

Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Lailatun Niqmah
Repro/Kompas TV
Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya 

Artinya, kemampuan BI dalam mengintervensi rupiah melalui cadev, jauh di atas kemampuan tahun 1996 sebelum menghadapi krisis.

BI Gelontorkan Rp 11,9 Triliun untuk Jaga Rupiah, Rizal Ramli: Proaktif tapi Kurang Efektif

Surat utang pemerintah Indonesia saat itu mendapat peringkat Junk.

Sementara saat ini telah memperoleh predikat Investment Grade setidaknya dari tiga lembaga pemeringkat internasional.

Kemudian, pertumbuhan ekonomi kuartal kedua 1998 -13,34% year on year (YoY), jauh berbeda dengan pertumbuhan ekonomi periode yang sama tahun ini yang mencapai 5,27% YoY.

Demikian juga dengan inflasi, yang saat itu mencapai 78,2% YoY, tapi Agustus lalu hanya 3,2% YoY.

"Pelemahan kurs rupiah belum terlihat dampaknya pada Agustus 2018 yang justru mencatat deflasi," tambahnya.

Meski demikian Indonesia masih tetap perlu mewaspadai defisit transaksi berjalan yang melebar hingga 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB) di kuartal kedua lalu.

Sebab, negara dengan transaksi berjalan yang mencatat defisit sangat rentan terpapar krisis, sebagaimana Turki dan Argentina. (TribunWow.com/Fachri Sakti Nugroho)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Yunarto WijayaRupiah
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved