Breaking News:

Fahri Hamzah Buat Surat Terbuka ke Jokowi soal Tuduhan Korupsi dan Nilai Tukar yang Semakin Letih

Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menuliskan surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait tuduhan korupsi dan nilai tukar rupiah.

Penulis: Vintoko
Editor: Lailatun Niqmah
Kolase TribunWow.com
Jokowi dan Fahri Hamzah 

TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menuliskan surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait tuduhan korupsi dan nilai tukar rupiah.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan melalui akun Twitter-nya, @Fahrihamzah, yang diunggah pada Selasa (4/9/2018).

Sambil menyertakan tagar #KursKepastian, Fahri Hamzah mengatakan jika tuduhan korupsi dan nilai tukar rupiah semakin letih.

Ratna Sarumpaet: Sri Mulyani Tidak Cerdas Ancam Spekulan Dolar

Berikut cuitan lengkap Fahri Hamzah kepada Presiden Jokowi:

"Saya ingin menulis surat terbuka kepada presiden @jokowi yang masih memimpin republik ini....ini tentang tuduhan korupsi dan nilai tukar kita yang semakin letih...ia seperti nampak tak terkait padahal hukum adalah penunjuk arah ekonomi...#KursKepastian.

Pak presiden @jokowi yth,
Sekitar 2 atau 3 bukan setelah bapak dilantik, akhir 2014, kita bertemu untuk rapat konsultasi....entah apa yang membuat saya begitu bersemangat pada pertemuan pertama saya membawa buku tulisan saya tentang “Demokrasi, Transisi dan korupsi..”.

Saya juga membawa dokumen hasil kajian BPK tentang tentang “Audit Kinerja KPK”. Saya serahkan buku itu langsung ke tangan bapak. Saya katakan, “pak, penting bapak mulai dengan hukum yang pasti”. Buddy Bag itu saya serahkan disaksikan wakil presiden dan menteri sekretaris negara.

Waktu itu, bapak mengucapkan terima kasih. Dan saya berharap bapak akan menyuruh staf bapak mempelajari. Sebuah temuan dan sebuah pendekatan dalam pemberantasan korupsi agar hukum itu pasti dan agar semua tak menjadi alat untuk menghibur diri. Hiburan semata seperti hari ini.

Sementara buku yang saya bawa dan dokumen temuan BPK menjelaskan 2 hal; bahwa korupsi adalah persoalan sistem, bukan soal PRILAKU manusia semata dan bahwa KPK sebagai penegak hukum pemberantasan korupsi telah mulai ditemukan bermain kotor. KPK adalah sapu kotor.

Itulah yang saya sampaikan kepada bapak waktu itu, berharap bapak akan waspada bahwa apa yang menjadi perhatian saya akan bapak pelajari dan akan bapak perbaiki. Sebab satu2-nya sesal saya terhadap pemerintahan sebelumnya adalah membiarkan KPK seperti ini. #KursKepastian

Waktu itu, telah muncul beberapa kali sengketa antara penegak hukum, bermula dari saling curiga dan dilanjutkan oleh saling sangka bahkan berakhir dengan saling serang. Ada #CicakBauaya1, ada #CicakBuaya2 dan seterusnya. Konflik dibiarkan jadi sengketa terbuka.

Untuk mengingatkan bapak, bahwa di awal pemerintahan bapak konflik berlanjut. KPK mengintervensi pemilihan kabinet. KPK mencoret Nama2 (merah kuning hijau)yang sampai sekarang mereka permainkan. Lalu terjadilah konflik terbuka kembali. #KursKepastian

Sekedar mengingatkan bapak, KPK secara sembrono mentersangkakan seseorang yang telah bApak kirim ke DPR sebagai calon Kapolri dan lalu dalam uji kelayakan DPR meloloskan yang bersangkutan. Dan lalu yang bersangkutan melakukan praperadilan. Ia menang. #KursKepastian

Seseorang, yang telah lolos eksekutif, lokos legislatif dan lolos yudikatif gagal dilantik menjadi Kapolri hanya karena opini. Negara kalah! Bapak kalah dan kita semua kalah! Tapi, begitu orang yang sama menjadi kepala BIN, kita semua terdiam dan KPK pura2 tidak tahu perkara.

Kita semua mulai melihat permainan dan kita semua menjadi pemain sandiwara. Kita para elit Indonesia melihat secara telanjang bahwa hukum mulai berkelana memasuki wilayah politlik,”rupanya permainan mulai keluar arena”, itu bisikan hati saya saat itu. #KursKepastian

Halaman
123
Sumber: TribunWow.com
Tags:
Fahri HamzahJokowiTwitterRupiah
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved