Asian Games 2018
Kisah Pemain Sepak Takraw Asian Games: Diabaikan KONI, Tak Punya Lapangan dan Daur Ulang Bola Rusak
Tim sepak takraw Indonesia asal Gorontalo ini sudah menyumbangkan 2 perunggu, masing-masing untuk nomer team dan double event.
Editor: Fachri Sakti Nugroho
Mereka sama sekali tidak memiliki tempat latihan. Satu-satunya yang bisa dilakukan adalah meminjam lapangan milik Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Gorontalo.
Bagi Asry Syam, sarana fisik memang diperlukan, namun jika belum memiliki maka yang harus disiapkan adalah mental yang kuat para pemainnya.
Baginya keterbatasan dapat diatasi dengan solusi yang tepat dan keinginan yang kuat dari pemain.
“Bagi kami SDM adalah yang utama, kami ubah mainset berfikir para pemain. Mereka harus mampu bertanding di Asian Games ini dengan apa pun yang dimilikinya, latihan dan disiplin yang serius,” kata Asry Syam yang melatih timnas sejak 2005 lalu.
Meskipun latihan sudah dijadwalkan dan dijalani, namun tidak jarang ada hal lain yang mengalangi di luar perkiraan pemain dan pelatih. Seperti rusaknya bola takraw yang mereka gunakan.
“Kami terpaksa menjahit sendiri bola yang rusak, termasuk mendaur ulang bola takraw yang sudah tidakdigunakan lagi. Semuanya dalam keterbatasan,” kata Asry Syam.
• Jokowi Jenguk Habibie di Rumah Sakit hingga Bertukar Pikiran soal Pembangunan Sumber Daya Manusia
Menyiapkan para pemain takraw asal Gorontalo ini tidak mudah. Perjalanan panjang dimulai saat para pemain ini masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Mereka direkrut untuk disiapkan menjadi pemain takraw yang handal pada masanya.
Jalan panjang dilalui para pemain ini, mereka harus disiplin dalama latihan, tidak boleh menyia-nyiakan waktu.
Sepanjang tahun mereka mengunyah menu latihan yang sama, namun semakin berat porsinya dari tahun ke tahun.
Saat menjelang pertandingan, mereka latihan seperti biasanya. Berbeda dengan daerah lain yang memanggil pemain untuk mengikuti pemusatan latihan (training center), para pemain takraw Gorontalo tidak ada istilah ini.
Mereka tetap saja latihan seperti biasanya di sela menjalakan aktifitas kesehariannya.
Kunci sukses melatih pemain takraw asal Gorontalo dibeber Asry Syam, ia menyebut faktor psikologi berperan penting dalam meraih prestasi.
• Setya Novanto Ingin KPK Seret Gamawan Fauzi dan Melchias Marcus Mekeng dalam Kasus Korupsi e-KTP
Menurutnya, orang Gorontalo memiliki karakter pemberani, ini dipengaruhi faktor lingkungan, daratan daerah ini terbentuk oleh karang dasar samudera yang kokoh, tidak ada lapisan tanah yang subur, ini membentuk karakter manusia yang tidak mudah menyerah dan pemberani.
Sifat pemberani para atlet takraw ini kemudian ditata dalam permainan takraw yang keras dan penuh kejutan.