Breaking News:

Bandingkan Krisis 1998 dengan Ancaman Krisis saat Ini, Rizal Ramli: Dulu Punya Bantalan Ekonomi

Ekonom senior Rizal Ramli memberikan perbandingan perekonomian krisis 1998 dan ancaman krisis yang akan dihadapi Indonesia saat ini.

Penulis: Vintoko
Editor: Lailatun Niqmah
Kompas.com
Rizal Ramli 

Diberitakan sebelumnya, Rizal Ramli menanggapi terkait defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) pada kuartal II 2018 yang mengalami kenaikan.

Rizal Ramli mempertanyakan ke mana tim ekonomi Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Defisit Transaksi Berjalan RI Alami Kenaikan, Rizal Ramli: Pak Jokowi ke Mana Tim Ekonominya?

Naiknya defisit transaksi berjalan itu, kata dia, menekan kurs Rupiah.

Tak hanya itu, dirinya menyindir rencana Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk melelang barang sitaan petugas Bea dan Cukai berupa minuman keras ilegal.

"Pak Jokowi ke mana Tim Ekonominya ?? Defisit Current Account kuartal II, US$ 8 miliar, 3% GDP. Ini yg menekan kurs Rupiah. Lebih tinggi dari kuartal I US$ 5,7 miliar. Ini juga lebih besar dari kuartal II-2017, US$ 5 miliar. Mosok hanya mau lelang miras," tulis Rizal Ramli, Jumat (10/8/2018).

Cuitan Rizal Ramli
Cuitan Rizal Ramli (Twitter)

Dikutip Kompas.com, Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) pada kuartal II 2018 mengalami kenaikan.

Ini sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi domestik.

Pada periode tersebut, tercatat defisit transaksi berjalan tercatat mencapai 3 persen dari total produk domestik bruto (PDB) atau sebesar 8 miliar dollar AS.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Statistik BI Yati Kurniati mengatakan, defisit transaksi berjalan tersebut lebih tinggi dibandingkan pada kuartal I 2018.

"Defisit transaksi pada kuartal sebelumnya sebesar 5,7 miliar dollar AS atau 2,2 persen dari PDB," kata Yati dalam jumpa pers di Gedung BI, Jakarta, Jumat (10/8/2018).

Daftar Lengkap Kekayaan Capres dan Cawapres di Pilpres 2019, Prabowo Urutan ke-2

Lebih lanjut, Yati menjelaskan penyebab kenaikan defisit transaksi berjalan tersebut.

Hal utama yang memengaruhinya adalah adanya penurunan surplus neraca perdagangan non-migas di tengah kenaikan defisit neraca perdagangan migas.

"Penurunan surplus neraca perdagangan non-migas terutama disebabkan naiknya impor bahan baku dan barang modal sebagai dampak dari kegiatan produksi dan investasi yang terus meningkat di tengah ekspor non-migas yang turun," jelas dia.

Namun demikian, Yati menegaskan bahwa defisit transaksi berjalan itu masih dalam batas aman hingga semester I 2018, lantaran berada di bawah tiga persen dari PDB

"Defisit transaksi berjalan masih 2,6 persen terhadap PBD sampai semester I 2018. Masih aman, yang jelas peningkatan defisit ini karena diikuti peningkatan kegiatan ekonomi," pungkas dia. (TribunWow.com/Rekarinta Vintoko)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Rizal RamliEkonomiKrisis ekonomiTwitter
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved